37 - vidcall

57 11 0
                                    

Nakyung sudah lelah mengejar Haechan, begitu juga sepupunya yang lelah berlari dari Nakyung.

Mereka berdua tergeletak tak berdaya di lantai ruang tamu. Di sana juga ada Jaehyun dan Renjun yang mengobrol tanpa mengindahkan keberadaan Nakyung dan Haechan.

"Assalamualaikum~ Tante Juwiii, Kak Sennaaa!"

"Waalaikumsalam." jawab mereka serempak.

Terlihatlah Sullyoon yang baru masuk. "Loh, ada Kak Jeffrey sama Kak Echan. Pantesan aku cari di rumah nggak ada."

"Haloha, Selly."

Mata Sullyoon bertatapan dengan mata Renjun.

Deg.

A-aduh ... kok masnya cakep?

Nakyung duduk. "Ngapain ke sini, Sel?"

Mendengarnya membuat Sullyoon berjalan pelan ke Nakyung. Sesekali matanya melirik Renjun. "Mau main aja, hehe."

"Ke kamar aja, deh. Ntar gue nyusul." Nakyung menatap sekitar, ketika melihat Haechan tatapannya berubah menjadi tatapan sinis. "Banyak setan di sini."

"LO BILANG KITA APA?" Tiga orang yang merasa disebut setan pun ngegas.

"Makhluk halus." balasnya sambil mengibaskan tangannya. Cewek itu berdiri, kemudian merangkul Sullyoon. "Hayu ke kamar."

Mereka berdua pun pergi dari ruang tamu.

"Umm ... Kak Sen,"

"Iya?"

"Itu yang tadi lagi ngobrol sama Kak Jeffrey siapa?"

"Oh, Juna. Temen sekaligus tetangga gue. Kenapa?"

"Ganteng, hehe."

Nakyung terkejut mendengarnya. Dia menoleh melihat Sullyoon yang menatap lurus ke depan.

Jangan bilang ... Sullyoon suka sama Renjun?

Alamak ... urusan Juna sama Jihan aja belum selesai, ini ditambah Selly? Nakyung membatin ngenes.

***

Lia yang sedang rebahan di kamar mendengar suara pintu utama yang terbuka. Cewek itu berpikir.

Winter masih berada di kamar mandi, lalu siapa yang membuka pintu?

Jangan bilang ...

"Perampok?" gumamnya pelan. Mengubah posisinya menjadi duduk, Lia kembali berpikir.

Aduh, kok bisa-bisanya ada perampok pas nggak ada Mas Reno ... Lia jadi panik.

Matanya mulai menjelajah, mengabsen satu persatu barang yang ada di kamarnya.

Tidak ada satupun barang yang dapat digunakannya untuk menyerang perampok.

"G-gue harus gimana, ya? Wina masih di kamar mandi lagi ..." Dia menggigit kukunya cemas.

Namun matanya menatap sesuatu.

Sejak kapan gue punya tongkat pramuka ... Lia menghampiri sebuah tongkat yang terhimpit di antara lemari dan tembok. Mengambilnya pelan kemudian berjalan menuju pintu.

Jantungnya makin berdegup kencang saat melihat gagang pintu yang berputar.

Ceklek.

Duagh!

"ADYAH!" Yang terkena pukulan memekik kencang.

Lia melebarkan matanya. "M-mas Reno?"

Iya, itu Minho. Yang dikira Lia sebagai perampok ternyata sang kakak.

SepupuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang