4 - arley

193 21 5
                                    

Nakyung nyelonong masuk ke dalam rumah Chaeryeong yang tidak terkunci.

Omong-omong, Chaeryeong hanya tinggal berdua dengan Sunoo.

"Arley! Yuhuuu! Gue mau sarapan!"

Nakyung mendapati Sunoo sedang rebahan di sofa depan TV, cowok itu menatapnya. "Oh, mau numpang sarapan, Kak Sen?"

"Yoi. Kakak lo mana?"

"Di dapur tadi. Samperin aja."

Lalu Nakyung menghampiri Chaeryeong yang berada di dapur. Dapat dilihatnya cewek itu sedang berkutat dengan peralatan masak.

"Oh, udah dateng?"

"Tau aja gue udah dateng." Nakyung duduk di kursi meja makan.

"Lo sukanya dateng jam-jam segini soalnya."

Nakyung cengengesan. Dia melihat punggung tegap Chaeryeong. Cewek itu menopang dagu.

Kenapa ada orang sekuat Chaeryeong, ya?

Chaeryeong itu tumbuh di keluarga broken home. Ayah dan bundanya sudah bercerai beberapa tahun yang lalu. Setelah bercerai, kedua orangtuanya pergi meninggalkan Chaeryeong dan Sunoo.

Chaeryeong yang kala itu masih SMA harus bekerja part time untuk menghidupi dirinya dan Sunoo.

Untungnya ayah mereka sadar jika beliau meninggalkan kedua anaknya lalu mengirimi Chaeryeong uang tiap bulan.

Kalau ada acara keluarga pun, Chaeryeong dan Sunoo tidak pernah ikut. Karena mereka tidak pernah diundang. Padahal Nakyung sudah meminta ibunya untuk mengundang keduanya, tapi sang ibu tidak mengindahkan.

Alhasil kalau ada acara-acara besar, biasanya mereka merayakan dengan para sepupu saja.

"Ngelamunin apa?" Chaeryeong meletakkan sepiring sayur orak-arik di atas meja. Kemudian ikut meletakkan tahu, tempe dan ayam goreng.

Nakyung menggeleng. "Nggak, kok."

Dia diam-diam kagum dengan sepupunya.

***

"Kak Jina!"

Lia menoleh, mendapati Taehyun yang berlari ke arahnya. "Kenapa, Ega?"

Sebenarnya ada yang ingin dia tanyakan. Tapi Taehyun malu ...

"Oi! Arley!" Lia tiba-tiba memanggil.

Chaeryeong yang sedang berjalan bersama Winter dan Somi menoleh. Bukan hanya dirinya saja, Winter dan Somi juga menoleh.

"Arley doang yang dipanggil? Gue engga?" Winter menyahut.

"Ngapain manggil lo?"

"Idie."

"Kenapa?" Chaeryeong bertanya. "Kalo nggak penting nanti aja, gue mau masuk. Bentar lagi kelasnya mulai."

Lia melirik Taehyun yang terdiam memandangi Chaeryeong. "Ega mau minta nomor lo."

E-eh?

"Kok gue?"

"Emang bener, kan?" Lia tersenyum lebar.

Sementara yang dimintai nomor hanya berkedip kemudian berlalu dari sana. Karena menurutnya Lia berkata hal yang tidak penting. Kelasnya akan mulai beberapa menit lagi dan Chaeryeong benar-benar terburu-buru karena jaraknya dengan gedung kelasnya masih lumayan jauh.

Mereka berempat melihat Chaeryeong yang berjalan sendirian.

Yah, sebelum akhirnya salah satu kakak tingkat berbadan pendek namun kekar merangkulnya dan mereka bercanda bersama beberapa saat.

SepupuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang