"Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi"
"Jadi jangan pernah menyesal dengan keputusan yang kau ambil"
•◇◇◇•
"Ada apa kalian kemari"
"Kau masih wanita dingin seperti biasanya"
"Tch"
TYPO BERTEBARAN!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"BUKA GERBANGNYA!"
Teriakan Komandan Keith menggema, menandakan dimulainya kembali ekspedisi para prajurit Pasukan Pengintai. Mereka berdiri berbaris rapi di belakang gerbang, tangan menggenggam erat tali kekang kuda masing-masing, menunggu saat pintu terbuka.
"Kita akan melangkah lebih maju! Tunjukkan hasil latihan kalian! Buktikan pada mereka kekuatan umat manusia!" Keith memberi beberapa patah kata, suaranya lantang membakar semangat para prajurit sebelum ekspedisi dimulai.
"Ekspedisi ke-23 di luar dinding akan segera dimulai! MAJU SEMUANYA!"
Dengan pekikan perintah itu, para prajurit segera memacu kuda mereka keluar dari tembok. Debu beterbangan di udara, roda kereta suplai berderak mengikuti di belakang mereka. Di formasi depan, Erwin, Mike, dan Caterine berkuda di belakang Komandan Keith, mata mereka tajam menatap ke depan. Sementara di barisan belakang, trio Underground- Isabel, Farlan, dan Levi mengikuti dengan napas tertahan. Ini adalah ekspedisi pertama mereka.
Saat gerbang mulai terbuka, ketiganya merasakan campuran emosi yang bergejolak dalam diri mereka. Rasa ragu dan ketakutan menyelimuti dada mereka, tetapi begitu mereka melewati batas dinding, sesuatu yang lain mengambil alih. Mata mereka membelalak, terkesima oleh pemandangan yang tersaji di hadapan mereka.
Langit membentang luas dengan biru cerah yang memukau, cahaya matahari yang hangat menyentuh kulit mereka, rerumputan hijau terhampar sejauh mata memandang tanpa ada tembok yang menghalangi. Dunia di luar dinding yang selama ini hanya mereka dengar dalam cerita, kini nyata di depan mata.
"Whoaaa! Ini luar biasa!" pekik Isabel, matanya berbinar penuh kekaguman.
Farlan tersenyum hangat melihat reaksinya, sementara Levi tetap diam, namun sorot matanya mengungkapkan sebuah keindahan baru yang tak pernah ia lihat sebelumnya.
Namun, kekaguman itu seketika lenyap saat derap langkah berat mengguncang tanah. Beberapa Titan muncul dari balik pepohonan di kejauhan, sosok raksasa mereka bergerak dengan cepat menuju rombongan Pasukan Pengintai.
"Titan terlihat! Dua Titan kelas 15 meter dan satu kelas 8 meter di depan kita!" seorang prajurit berteriak panik.
Belum sempat mereka menyusun strategi, laporan lain datang dari barisan belakang.
"Dua Titan kelas 10 meter mengejar kita!"
Suasana berubah tegang dalam sekejap. Para prajurit yang baru pertama kali melihat Titan langsung merasakan jantung mereka berdegup kencang.
"Mereka terlalu dekat untuk dihindari!" Komandan Keith berteriak lantang. "Bersiap untuk bertarung! Siapkan 3D manuver kalian!"
Erwin, yang selalu berpikir cepat, segera memberikan perintah tambahan. "Cate, tembakan suarnya!"
DORR!
Asap merah membubung ke udara, menandakan ancaman besar di hadapan mereka. Formasi segera dirapatkan atas usulan Erwin, sementara Titan mulai menerjang.