《53》The Sacrifice

576 94 23
                                    

Kapal mereka berhenti di sebuah pelabuhan sepi. Mereka berhasil sampai di Odiha pada dini hari, langit masih gelap, hanya lampu dari bengkel pelabuhan yang menerangi mereka. Kabar guncangan bumi telah menyebar keseluruh dunia, kini Odiha telah kosong tanpa penghuni satupun.

"Disini tenang" ujar Hange.

"Penduduk Odiha sudah di evakuasi. Tidak ada lagi kapal di pelabuhan" balas Kiyomi.

"Silahkan dimulai, klan Azumabito" pinta Hange.

"Ya. Kita akan meluncurkan perahu terbang bagaimanapun caranya" ucap Kiyomi.

Mereka semua segera berlari menuju bengkel, tidak ada yang menyia-nyiakan waktu untuk menyiapkan kapal tersebut.

"Singkirkan terpalnya! Cepat!" Pekik Jean menarik terpal penutup pesawat.

"Sialan! Bahan peledaknya menghalangi!" Gerutu Connie melihat bahan peledak besar yang mengelilingi pesawat.

"Potong saja-"

"Tunggu. Kita mungkin masih bisa menggunakannya, taruh di pesawat terbang" potong Armin. Armin mulai mengatur dan membagi rencana untuk mempermudah persiapan kapal.

Persiapan kapal terbang dilanjutkan oleh mekanik Azumabito serta Jean dan kawan-kawan, kini Hange, Levi, Armin, Caterine, Pieck, serta Kiyomi berkumpul mendengarkan perkiraan Yelena. Ia teringat pada malam pembicaraan antara dirinya, Eren, dan Floch, kemungkinan besar tujuan Eren adalah benteng di atas pegunungan Marley selatan, sebuah tempat riset kapal udara.

"Itu mungkin tujuan Eren" terang Yelena.

"Benteng Slatoa.. benar, jika mereka tahu sebuah senjata yang bisa menyerang titan perintis" ujar Pieck.

"Dia akan pergi kesana setelah pelabuhan Khalifa untuk menghancurkan kapal udaranya" ujar Yelena.

"Kau menjawab pertanyaannya tanpa perlawanan" ucap Levi.

Yelena menunduk meremat selimutnya "Aku ingin meminta bantuan. Akuilah, Zeke kalah, tapi dia benar. Hanyalah Eutanasia solusi untuk masalah Eldia yang sudah ada sejak 2.000 tahun lamanya. Lihat situasinya, kalian dapat memahaminya" ucap frustasinya.

"Ya, aku mengakuinya. Eren tidak punya solusi, aku pun tidak berdaya dan tidak bisa memberikan harapan akan masa depan" lirih Hange.

Dalam diam Caterine beranjak pergi, pikirannya runyam rasanya ia hanya ingin membuang semua pikirannya saat ini. Kakinya bergerak sendiri menuju pelabuhan dengan Lautan luas dan sunyi menambahkan kehampaan yang ia rasakan.

Tap
Sebuah tepukan lembut mendarat di bahunya.

Caterine tersentak mendapatkan Jake yang menghampirinya dengan peluh keringat "Jake, istirahatlah kau belum boleh banyak bergerak"

"Diamlah, berhenti memperlakukanku seperti orang yang akan mati" ucapan Jake membuatnya tersenyum kecut.

"Hari yang berat, bukan?" Ucap Jake memandang lautan bersamanya, tangannya terjulur mengusap punggung perempuan di sampingnya yang tertunduk memandangi lautan.

"Kurasa terberat yang pernah ada" balas Caterine.

"Kau berhasil melaluinya sampai saat ini, seperti biasa kau tak pernah berhenti membuatku bangga" ucapan Jake membuat Caterine tersentum sendu.

"Jake" panggilan Caterine membuatnya menoleh memandang manik sapphire temannya.

"Aku punya satu permintaan" ucap Caterine membuat Jake mengangguk.

"Naiklah kapal laut bersama Kiyomi, Gabi, dan Falco. Walau memerlukan waktu namun dengan itu mungkin kau dapat kembali ke Paradis dengan selamat" mendengar permintaan Caterine, ia hanya dapat meremat tangannya. Ia harus melarikan diri tanpa dapat membantunya bertarung.

-SAPPHIRE- (Shingeki No Kyojin X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang