Kini Jean, Caterine, Connie, Mikasa, dan Armin terdiam di atap tengah distrik.
"Ini sudah berakhir- aku tak menyangka dia akan membunuh semua umat manusia di luar tembok"
"Begitu mereka musnah, semua permusuhan terhadap kita pun hilang, semua musuh yang mengancam keberadaan kita akan rata dengan tanah- apa yang ditakuti manusia di seberang laut telah terjadi. Mereka memutuskan kita adalah iblis dan ingin membantai kita semua, mereka sendirilah yang mengundang ini. Kita tidak bisa berbuat apa-apa kan?" ucap Jean.
"Namun, ini berlebihan.. ini pembantaian yang tak pernah terjadi sebelumnya" lirih Armin.
"Kalau begitu- kau mau menghentikan Eren? Eren menolak Zeke yang mencoba mengebiri kita dalam rencana Eutanasiannya dan demi mempertahankan kekuatan pendiri, dia menolak untuk mengorbankan Historia dan Cate-san. Dengan kata lain- dia mengorbankan semua umat manusia di luar tembok demi melindungi kita. Kitalah yang diuntungkan dalam pembantaian ini" ucap Jean membuat mereka semua terdiam.
BRAKKK
"Apa itu?!"
"Titan! Mereka melawan tentara kita. Mereka sudah memakan semua pasukan Marley?" mereka segera menoleh pada asal suara, para titan murni mulai menyerang dan memakan prajurit Paradis.
"Jika Eren memiliki kekuatan titan pendiri, bukankah dia bisa mengendalikan semua titan?" Heran Armin.
"Mereka memakan orang-orang kita! Ayo kita maju juga!" Ucap Jean.
"Tunggu Jean, kita harus apakan anak ini?" Tanya Mikasa bermaksud pada Falco yang tak sadarkan diri.
"Kemungkinan besar anak ini mewarisi titan rahang, kita tak bisa meninggalkannya. Jika seseorang yang berubah menjadi titan memakannya- satu orang mungkin bisa selamat. Mungkin komandan Pixis--" ujar Jean.
"Tidak- ibuku di Ragako, ingat itu" potong Connie.
"Tidak. Kita tidak akan mengumpankannya ke siapapun" sahut Caterine.
"Hah? Mengapa?!" Tak terima Connie.
"Connie, Jean menurut Zeke anak itu adalah calon pejuang. Dia salah satu bawahan Reiner. Jika membunuh salah satu rekan Reiner- kita akan memulai konflik baru dengan Reiner dan titan pengangkut. Jika Marley sudah mati, tak ada alasan untuk terus mengulangi konflik yang sama-" ujar Armin.
"Lantas, ibuku tidak penting?" Tak terima Connie mencengkram kerahnya.
"Aku terus pulang ke desa! Kau tak tahu bagaimana perasaanku! Kau memakan Bertholdt dan hidup kembali! Jangan hentikan aku membawa ibuku kembali!" Geram Connie.
"Hentikan, Kita akan memikirkan ini nanti. Pertama, kita selesaikan masalah besar di depan kita dahulu" ujar Caterine.
"Cate-san benar. Tenanglah Connie, kita akan membicarakan ini nanti" ucap Jean.
"Connie--!" Pekik Jean.
BRAKKKK
Caterine segera mendorong Connie saat seekor titan menerjang ke arah mereka. Namun tak menyia-nyiakan kesempatan, Connie segera membawa Flaco dan melesat pergi dengan manuvernya.
"Tch- bocah itu" decih Caterine.
"Kalian tak apa?" Tanya Caterine memastikan.
"Ya, kami tak apa" jawab Mikasa berhasil menghindari serangan itu bersama yang lain.
"CONNIE!" Panggil Armin ingin mengejar Connie.
"Nanti! Ini buruk, kita harus menyingkirkan semua titan ini? Tak ada lagi tembok yang tersisa di pulau ini" ucap Jean melihat puluhan titan murni di depan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
-SAPPHIRE- (Shingeki No Kyojin X Reader)
Teen Fiction"Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi" "Jadi jangan pernah menyesal dengan keputusan yang kau ambil" •◇◇◇• "Ada apa kalian kemari" "Kau masih wanita dingin seperti biasanya" "Tch" TYPO BERTEBARAN!