《Epilogue》

568 72 5
                                    

Seorang wanita dengan surai coklat memakai pakaian sederhana rumahan tengah sibuk berkutik di dapur untuk menyiapkan sarapan para anggota rumahnya. Ia mulai menaruh kopi di depan pria yang tengah membaca koran serta tiga susu di samping tiga piring yang berisikan roti lapis.

Melihat tidak ada satupun penghuni roti lapis tersebut, ia hanya bisa menggeleng.

"Ca-?!" Carla sang ibu meninggikan sedikit suaranya untuk memanggil anaknya yang tak kunjung turun.

"Aku disini" sebuah suara datar terdengar tepat di belakang Carla membuatnya terperanjat.

"Astaga, kau mengagetkan ibu" helanya.

"Ah maaf" balas Caterine dengan wajah datar tanpa dosanya.

Melihat ibunya yang nampak kewalahan, ia berinisiatif untuk membantu menyiapkan bento disamping ibunya.

Mereka berdua kompak membuat bento dengan sesekali menceritakan kegiatan yang akan mereka jalani hari ini "Terimakasih untuk bantuannya Cate, sekarang tolong bangunkan kedua adikmu. Ibu akan menyelesaikan sisanya" mendengar ucapannya Caterine mengangguk mylai berjalan pergi menuju lantai atas.

"Tch dua mahluk itu" decak Caterine melihat meja makan yang masih kosong. Sudah bukan hal baru melihat kedua adiknya yang selalu terlambat untuk turun dan berakhir terlambat.

Kakinya mulai melangkah menaiki anak tangga menuju lantai dua yang terdapa tiga kamar tidur, ia langsung membuka pintu yang berada tepat di depan anak tangga.

"Nee-san?" Heran Zeke melihat kakaknya yang berdiri di ambang kamarnya dengan pintu yang terbuka lebar.

"Sepertinya yang satu ini bisa diandalkan" ucap Caterine melihat Zeke tengah merapihkan bukunya, Ia sudah siap untuk berangkat ke sekolah.

"Aku akan segera turun nee-san" ucapnya.

"Baiklah kutunggu dibawah" balas Caterinr beralih pada pintu ruangan yang berada di sampingnya, ia menghela nafasnya sudah mengetahui akan berakhir seperti apa.

Brakk
"Eren cepat mandi dan sarapan! Kau terlambat" Caterine langsung menarik kaki Eren yang tengah tertidur dengan posisi tak wajar.

"Nee-san 5 menit lagi.." lirihnya, Caterine bertumpu dengan tangan di pinggangnya. Lihat, bukan Caterine bermaksud membangunkannya dengan menarik kaki atau berteriak, namun cara membangunkan normalnya tak berguna untuk bocah yang satu ini. Biasanya ia hanya akan menggoyangkan pelan tubuh kedua adiknya atau mencubit gemas hidung atau pipi mereka, tapi sekarang itu hanya berlaku pada si pirang, hah.. ia merindukan saat mereka berdua masih kecil.

"Kau pikir ini jam berapa?" Caterine sudah tak heran lagi dengan adiknya yang satu ini. Karena inilah tradisi pagi mereka hampir setiap hari.

Ibu menyiapkan sarapan, ayah membaca koran ditemani kopi, Zeke yang sudah rapih dan siap untuk sarapan, dan Eren yang kesiangan.

"Jam-?!" Eren terperanjat langsung melompat melihat jam di mejanya.

"Sial! Aku terlambat" Eren segera mengambil handuk dan berlari ke kamar mandi.

"Bahasamu Eren" sahut ketus Zeke yang sedaritadi bersedekap dada menyimak dari ambang pintu.

Wajah ketus Zeke beralih kepada kakaknya, ia langsung memasang senyum melihat kakaknya berjalan menghampirinya "Ayo turun, kita sarapan" Caterine mengacak gemas rambut pirang adiknya.

"Ayo"


◆◇◆

Suara langkah kaki yang tergesa-gesa terdengar menuruni anak tangga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

-SAPPHIRE- (Shingeki No Kyojin X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang