《20》Memories

2.3K 247 5
                                        

Kriett...

Suara pintu yang berderit pelan membuat semua orang menoleh.

"A-ah, Levi-heicho," gumam Sasha, sedikit terkejut melihat pria itu melangkah masuk ke ruang rawat.

Di dalam, Armin, Eren, Mikasa, Jean, Connie, Sasha, dan Historia tengah duduk di sekitar tempat tidur, menatap wajah pucat Caterine yang masih belum juga sadar setelah enam hari berlalu sejak misi perebutan Eren.

"Ah kami akan sager pergi" ucap Armin.

Levi berdiri di ambang pintu, tatapannya sekilas menyapu ruangan sebelum ia berbalik hendak pergi. "Tidak perlu," ucapnya datar.

"Ah, tidak apa. Kami sudah cukup lama di sini," ujar Jean.

Levi diam sejenak sebelum bertanya, "Apa Hange sudah kesini?"

"Sudah," jawab Eren. "Saat kami datang tadi, Hange-san sedang mengganti perban Cate-san."

Levi hanya mengangguk kecil. Tak ada perubahan dalam ekspresinya, tapi pandangannya mengamati kondisi Caterine yang tengah terbaring dengan lebih saksama.

"Kalau begitu, kami permisi," pamit Historia akhirnya,  bangkit dari duduknya. Satu per satu yang lain mengikuti, berjalan keluar dari ruangan.

.

.

Matahari telah lama tenggelam, digantikan oleh sinar bulan yang redup. Cahaya temaramnya masuk melalui jendela, menerangi sosok yang duduk di sisi ranjang.

Levi.

Pria bersurai hitam itu duduk diam, matanya tak lepas dari Caterine yang masih terbaring tak sadarkan diri. Ekspresinya tetap datar seperti biasanya, namun sorot matanya menyiratkan sesuatu yang sulit dijelaskan- sebuah pertanyaan yang tak kunjung menemukan jawaban.

"Mengapa kau bisa memilikinya? Siapa kau? Bangunlah..."

Pikiran-pikiran itu terus berputar di kepalanya, menghantui setiap detik yang ia habiskan dalam diam. Namun, lamunannya buyar ketika ia melihat sesuatu.

Jari tangan kanan Caterine bergerak.

Levi tersentak, kedua matanya sedikit membesar.

"Cate?!" serunya, nyaris tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Namun, seketika ia menghela napas dan mengusap wajahnya.

"Tch... sepertinya aku benar-benar sudah gila," gumamnya pelan, berusaha menyangkal harapan yang perlahan mulai muncul.

Dalam kegelapan, suara-suara samar bergema di kepalanya.

"Hiduplah! Maaf membuatmu menanggung banyak hal, dan selamatkanlah mereka semua!"

"Mulai saat ini kau akan tinggal bersamanya, akurlah saat aku tidak ada."

"Apa maksudnya ini?"

"Entahlah, tapi dari yang kudengar, orang yang memiliki ini dapat hidup bersama selamanya."

"CLAIRE!!"

Remang-remang cahaya mulai menyusup ke dalam pandangannya. Perlahan, siluet seseorang mulai tampak. Seorang pria bersurai hitam. Wajahnya yang biasanya terlihat dingin kini tampak dipenuhi kekhawatiran.

Ketika akhirnya matanya terbuka sepenuhnya, suara itu menyambutnya.

"Kau sudah sadar? Oi, Cate?!"

Levi bersandar sedikit ke depan, matanya mengamati setiap gerakan gadis itu dengan seksama.

-SAPPHIRE- (Shingeki No Kyojin X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang