DDUUAARRRR
Ledakan besar terjadi akibat transformasi titan kolosal Armin yang mengakibatkan kehancuran tubuh kerangka titan perintis.Semua orang termasuk mereka yang selamat diatas benteng Slatoa menatap tak percaya pada ledakan besar yang baru saja terjadi.
Titan Falco beserta mereka yang telah mendarat diatas benteng Slatoa menatap kearah Titan perintis yang tertutupi asap tebal.
"Apakah.. Eren tewas?" Lirih Jean melihat asap tebal mulai menghilang menyisakan lubang besar dengan tulang-tulang yang berserakan dimana-mana.
Gabi menoleh keseliling. Matanya membelalak lebar saat menemukan keluarganya berada di sana, begitu juga dengan Pieck serta Annie yang tersentak. Mereka semua beserta Falco segera berlari memeluk erat keluarga mereka yang berhasil melarikan diri ke benteng Slatoa.
"Aku tidak bilang aku menyesalinya.." lirih Connie melihat Reuni mereka dengan keluarganya yang dipenuhi haru dan tangis.
"Tapi kita tidak salah, bukan?.. kita akhirnya menghentikan guncangan tanah" sambungnya.
"Armin!" Ucap Mikasa melihat wujud titan Kolosal Armin yang keluar dari lubang besar disana.
"Dimana Reiner?" Tanya Connie tak melihat keberadaannya.
Caterine dengan bantuan papahan Levi menunjuk sebuah gundukan pasir "Disana" tunjuknya pada sosok titan Reiner keluar dari pasir yang menguburnya.
"Dia masih hidup!" Ucap Jean.
"Reiner!" Pekik Gabi dan Nyonya Braun memanggil namanya.
Ditengah reuni itu, manik Connie membelalak lebar "Hei! Lihat disana!" Mahluk mirip seperti kelabang bersinar yang menjadi dalang kekuatan titan perintis mulai merayap menaiki benteng Slatoa.
"Sudah terkena ledakan itu, dan dia masih bisa hidup?" Tak percaya Hange.
"Apa-apaan itu?" Heran Jean tak percaya.
"Entah bagaimana, tapi kita jelas tidak bisa membiarkannya hidup" ucap Levi.
DUARRRRRR
Sebuah ledakan besar kembali terjadi tak jauh dari lokasi Armin membuat seluruh atensi mengarah pada ledakan tersebut.Ledakan tersebut disusul dengan kilatan petir kuning. Itu pertanda transformasi titan tengah terjadi-
"Ya, aku pikir begitu. Kau tidak akan mati hanya karena itu" ucap Jean.
"Eren.." lirih Mikasa melihat sosok titan kiamat Eren, sosoknya yang menyerupai titan kolosal mulai muncul berjalan kearah Armin.
"Jika mahluk bersinar dan Eren bersentuhan, guncangan tanah bisa terjadi kembali" ucap Caterine.
"Bagaimana cara membunuh sesuatu yang selamat dari ledakan itu? Yang perlu kita bunuh adalah Eren-"
"Kau mengerti, bukan? Kecuali kita membunuhnya, mimpi buruk ini tidak akan pernah berakhir" ucap Levi.
Mikasa meremat keras kepalanya dengan manik bergetar, isakan suara frustasi terdengar darinya "K-kenapa harus berakhir seperti ini?"
Mata mereka semua kini membelalak saat kepulan asap mulai muncul memenuhi benteng Slatoa.
"Asapnya berasal dari yang bersinar itu!" Ucap Mikasa.
"Apa mahluk itu sekarat?" Heran Hange.
"Bukan, ini bukan bau titan sekarat" balas Connie, matanya semakin membelalak menyadari sesuatu "Bukankah ini sama seperti Ragako?!"
Caterine menyunggingkan senyum tipis miring dengan helaan nafas, ia melepaskan dirinya dari papahan Levi "Falco segera bertransformasi. Levi! Mikasa! Pieck! Kalian cepat naik ke Falco, segera pergi dari sini" tegas Caterine.
KAMU SEDANG MEMBACA
-SAPPHIRE- (Shingeki No Kyojin X Reader)
Teen Fiction"Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi" "Jadi jangan pernah menyesal dengan keputusan yang kau ambil" •◇◇◇• "Ada apa kalian kemari" "Kau masih wanita dingin seperti biasanya" "Tch" TYPO BERTEBARAN!