Hange bergegas ke sumber keributan, diikuti oleh Jean, Connie, dan Nicolo. Begitu mereka tiba, pemandangan yang mengejutkan menyambut mereka- Jaegerist telah mengepung ruangan dengan senapan terangkat, siap menembak.
"Floch?" Hange terperanjat melihat pemimpin kelompok itu berdiri di tengah, ekspresi puas terlukis di wajahnya.
"Hange-danchou? Syukurlah kau ada di sini." Floch menatap mereka dengan tatapan tajam, seakan ini adalah bagian dari rencananya.
"Kurasa kau tahu di mana Zeke berada. Kami butuh kau untuk membawa kami kepadanya," lanjut Floch, suaranya penuh keyakinan. Di sampingnya, Caterine menegang mendengar permintaan itu.
"Tunggu. Kami tidak berniat melawan kalian," ujar Hange, mencoba menenangkan situasi.
"Kami menolak penawaranmu. Kami tidak akan bernegosiasi dengan militer." Floch menatapnya dingin, seolah tak ada ruang untuk kompromi.
"Kenapa? Apa alasanmu?" tanya Hange, mencoba membaca pikirannya.
"Pixis tidak akan pernah menyerahkan nasib pulau ini kepada kami. Aku yakin dia sekarang sedang menyusun rencana untuk merebut Founding Titan dari Eren." Floch mengangkat bahu, seolah itu hal yang jelas.
"Itu cuma asumsi. Atau kau hanya mengulang ucapan rekan-rekanmu di Resimen Garnisun?" Hange menyipitkan mata, mencoba memancing reaksi.
Floch mendengus. "Apa aku terlihat seperti bawahanmu? Jangan harap aku menjawab pertanyaan bodohmu. Aku sarankan kau segera bergerak sebelum aku membuktikan bahwa aku bukan anak buahmu." Ia menodongkan pistolnya ke Hange, memberikan tekanan lebih.
Selama perbincangan itu, secara perlahan Caterine mendekati Jake. Ia membisikkan sesuatu dengan suara pelan, membuat Jake sesaat tertegun sebelum akhirnya mengangguk, menandakan persetujuannya.
"Sial. Bagaimana mereka tahu kita ada di sini?" Jean mengumpat, matanya berkeliling mencari celah untuk kabur.
Nicolo menatap seseorang di barisan Jaegerist. "Greiz? Apa ini perintah Yelena?" tanyanya, berharap rekannya memiliki jawaban.
Greiz menatapnya dengan ekspresi tak bersalah. "Nicolo, kau terlalu terobsesi dengan Eldia. Aku tahu hari ini akan tiba. Dan aku benar karena tidak memberitahumu cara menjangkau mereka."
"Floch! Kita tak punya waktu untuk saling bertengkar! Anggur dengan cairan tulang belakang Zeke telah disebarkan ke seluruh militer. Zeke menipu kita semua!" seru Hange, nada suaranya mendesak.
Floch menatapnya dengan malas. "Lalu? Itu hanya akan membuat Polisi Militer yang bodoh menjadi lebih bodoh."
Hange mengepalkan tangan, menyadari sesuatu. "Aku tidak pernah mengatakan bahwa hanya Polisi Militer yang meminumnya! Kalian benar-benar tahu soal anggur itu?!" Kemarahannya memuncak, tapi Floch hanya tersenyum santai.
"Gunakan suara hatimu, Hange-danchou," ucapnya dengan nada meremehkan.
Jaegerist mulai bergerak untuk menahan mereka, namun sebelum mereka bisa berbuat lebih jauh-
"Sekarang!" bisik Caterine tajam.
Dengan cepat, Jake melompat keluar jendela, membuat kaca pecah berhamburan.
"Tangkap dia!" pekik Floch marah.
Caterine tak membuang waktu. Ia menepis laras senapan yang diarahkan ke Jake dan melompat menyerang Jaegerist terdekat.
"Cate!" teriak Hange saat melihatnya bertarung sengit.
Satu per satu Jaegerist jatuh tersungkur di hadapan Caterine. Gerakannya cepat dan mematikan. Namun, begitu ia memastikan Jake berhasil melarikan diri, ia mengangkat tangannya, menyerah tanpa perlawanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
-SAPPHIRE- (Shingeki No Kyojin X Reader)
Teen Fiction"Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi" "Jadi jangan pernah menyesal dengan keputusan yang kau ambil" •◇◇◇• "Ada apa kalian kemari" "Kau masih wanita dingin seperti biasanya" "Tch" TYPO BERTEBARAN!
