"Heichou, kami membeli pasokannya" ucap Jean datang bersama Armin dan Mikasa setelah mencari kebutuhan mereka di kota.
Saat ini Levi, Caterine beserta anggotanya, mereka memilih menyembunyikan diri di bukit menunggu kabar selanjutnya terkait kudeta yang tengah terjadi.
"Polisi militer membagikan ini" Armin menyerahkan selembar kertas pada Levi.
"Jika ini benar, resimen penyelidik akan dibubarkan. Kudengar mereka akan memburu kita malam ini, mereka juga menaruh penjaga di jalan-jalan penting. Mustahil untuk melintas tanpa surat izin. Bagaimana Heichou?" Sambung Armin.
"Mereka bahkan tidak pandai dalam menggambar wajah" komen Levi melihat gambar wajahnya dan Caterine yang menjadi incaran polisi militer.
"Jika kita tak bergegas Eren akan--!" panik Mikasa.
"Tenanglah. Mereka memakai kereta kuda, akan butuh setidaknya satu hari untuk mencapai tanah Reiss. Kita harus memanfaatkan waktu itu untuk menyusun rencana" potong Levi.
"Aku mendengar langkah kaki. Mereka kemari!" Sahut Sasha.
"Baiklah, Berdiri. Kita akan berbicara dengan mereka" ucap Caterine membuat mereka semua bersiap.
"Tak jauh dari sini ada sungai kecil, kita akan memanfaatkannya" sambung Caterine.
•
◆◇◆
•"Tidakkah aneh? Mengapa penyelidik membunuh warga sipil dan lari ke perbukitan? Mereka kelompok yang sama yang selalu bertaruh nyawa demi kemanusiaan" heran pria dengan surai hitam mangkok berpatroli dengan senapan.
"Sulit dipercaya. Kau lupa Marlo? Ingat perbuatan mereka di Distrik Stohess. Bagaimana mereka menjadikannya medan perang, seluruh jasad yang kita bawa, dan bagaimana Annie masih hilang" balas perempuan dengan surai coklat muda di sampingnya.
"Namun mereka juga menyingkap titan yang bersembunyi dan entah bagaimana bisa menangkapanya. Jika penyelidik dibubarkan begini, pikirkan lagi Hitch umat manusia tak bisa--" ujar Marlo.
"Diamlah" ucap Hitch mengangkat senapannya melihat seseorang berjubah sedang mengambil air.
"Jangan bergerak!" Ucap Marlo menghampirinya.
"Pelan-pelan berbalik kemari!" Sambungnya membuat orang itu berdiri mengangkat tangan dan berbalik.
"Kau pasti penyelidik. Jangan bicara" tegas Marlo dengan dua senapan yang diarahkan pada Armin.
"Dengar aku dan lakukan--!"
BRUK
Levi dan Caterine menerjang mereka dari atas dan menyandera dua orang itu dengan pedang di leher mereka."Serahkan senjata kalian ke orang didepan" ucap Levi. Armin segera mengambil senapan yang mereka pegang.
"Sepertinya kami juga memerlukan atribut kalian" ucap Caterine.
Mikasa dan Armin segera mengikatnya dan mengambil atribut polisi militer milik mereka. Mereka semua kini berkumpuk di tepian sungai untuk membahas rencana selanjutnya.
"Kita akan menyamar sebagai polisi militer untuk melewati pengawal" ucap Levi mendudukan diri di samping Caterine.
"Mencari tahu Eren dibawa kemana dengan bertanya kesana kemari. Hanya itu pilihan kita sekarang untuk menghemat waktu" timpal Caterine.
"Tak ada pilihan selain bertindak atau mati" balas Levi.
"Heichou" ucap Jean memberikan buku identitas mereka.
"Baiklah. Polisi militer Distrik Stohess, prajurit Marlo Freudenberg. Tugas yang sama, prajurit Hitch Dreyse. Bagaimana kami harus membuang kalian?" Ucap Levi berjalan menghampiri mereka sembari membacakan kartu identitas milik keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
-SAPPHIRE- (Shingeki No Kyojin X Reader)
Teen Fiction"Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi" "Jadi jangan pernah menyesal dengan keputusan yang kau ambil" •◇◇◇• "Ada apa kalian kemari" "Kau masih wanita dingin seperti biasanya" "Tch" TYPO BERTEBARAN!