"Hahh... hahh... akh..." Caterine meringis saat terbangun dengan tiba-tiba, tubuhnya terasa berat dan kepalanya berdenyut.
"Caterine-heichou sudah sadar!" seru Connie dengan wajah lega begitu melihatnya bangun.
"Cate-heichou, berbaringlah lagi. Kau terkena gegar otak ringan akibat ledakan uap dari Titan Kolosal," ujar Historia, suaranya lembut namun tegas.
"Terima kasih, aku sudah tak a-" Caterine menghentikan ucapannya begitu menyadari sesuatu. Matanya langsung bergerak liar, mencari seseorang. "Hange?!"
Dengan napas tersengal, ia menoleh ke segala arah sampai akhirnya menemukan Hange yang masih terbaring tak sadarkan diri. Wajah dan tubuhnya dipenuhi luka.
"Bagaimana keadaan sekarang?" tanyanya, suaranya lebih tenang dari sebelumnya dengan tangannya masih sibuk mengecek kondisi Hange.
"Eren berhasil dibawa kabur," jawab Armin, raut wajahnya menunjukkan kelelahan yang mendalam. "Banyak perwira yang terluka parah."
Caterine mengangkat kepalanya, mengamati wajah-wajah di sekelilingnya. "Bagaimana dengan kalian? Ada yang terluka?"
"Hanya beberapa luka kecil. Selebihnya kami baik-baik saja," jawab Connie, mewakili yang lain.
Caterine menghela napas lega. "Baguslah. Untuk sekarang, istirahatlah sampai bala bantuan tiba."
.
.
"Bukankah itu Erwin-danchou?!"
"Serta Polisi Militer!"
"Aku tidak menyangka mereka akan berkuda di atas dinding..." gumam beberapa prajurit, terkejut melihat Erwin yang datang dengan pasukan Pengintai dan Polisi Militer di atas dinding.
Setibanya di hadapan mereka, Erwin segera bertanya, "Bagaimana situasi sekarang?"
Caterine melangkah maju "Eren berhasil dibawa kabur, dan beberapa prajurit terluka akibat ledakan uap Titan Kolosal," lapornya dengan suara tegas.
Mata Erwin meneliti kondisi sekitaran sebelum kembali menatap Caterine. "Apa kau baik-baik saja?"
"Hn... Tapi Hange terluka cuku-"
GREPP
Tiba-tiba, sesuatu mencengkeram kaki Caterine dari belakang.
"O-oi, Hange?" Caterine terkejut melihat Hange, yang meskipun tubuhnya belum pulih, berusaha meraih kakinya.
"B-berikan aku peta..." gumam Hange, napasnya masih tersengal.
Sementara Hange mulai menjelaskan analisanya, beberapa prajurit bergerak untuk membawa kuda keluar dari dinding, bersiap untuk melanjutkan pengejaran.
"Memang kemungkinan kecil," ujar Hange, menunjuk sebuah titik di peta, "tapi ada Hutan Raksasa di sini. Kita harus langsung menuju ke sana. Mereka memang tak punya cara untuk menutupi jejak Titan Zirah, tapi kurasa itu tujuan mereka."
Erwin menatap peta dengan mata tajam. "Kenapa begitu?" tanyanya, memastikan pemikiran Hange.
"Ini pertaruhan tapi jika mereka punya kekuatan untuk menjadi titan, titan lain diluar tembok mungkin masih menjadi ancaman terutama setelah pertarungan itu, kondisi mereka mungkin tak sebruruk Eren tapi aku yakin mereka lelah, mari berasumsi bahwa tujuan mereka adalah suatu tempat di luar tembok Maria mengingat jarak yang dibutuhkan membuat mereka butuh memulihkan stamina yang berarti mereka akan beristirahat di suatu tempat yang tak terjangkau titan, setidaknya sampai malam hari saat titan tidak bisa bergerak!" Jelas Hange.
.
.
.
"Ikuzo!" serunya tegas, memimpin Pasukan Pengintai dan Polisi Militer dalam misi merebut kembali Eren.
KAMU SEDANG MEMBACA
-SAPPHIRE- (Shingeki No Kyojin X Reader)
Fiksi Remaja"Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi" "Jadi jangan pernah menyesal dengan keputusan yang kau ambil" •◇◇◇• "Ada apa kalian kemari" "Kau masih wanita dingin seperti biasanya" "Tch" TYPO BERTEBARAN!
