《52》The Dawn Of Humanity

487 67 4
                                    

Langit yang cerah menyambut sebuah kapal yang mulai berlabuh di sebuah pelabuhan besar dengan kota disekelilingnya.

"Whoaa Ternyata benar-benar ada kota berpenduduk di luar tembok" kagum Connie memandangi kota besar yang sebentar lagi mereka labuhi.

"Jangan katakan 'di luar tembok' di depan orang lain" tegur Jean disampingnya.

"Benar juga" beonya.

"Ini dunia diluar tembok. Kita juga umat manusia pertama yang hidup di balik tembok dan bisa keluar" ucap Sasha memandangi laut di depannya.

"Astaga! Sudah kubilang jangan bicara seperti itu!" Amuk Jean pada dua teman bodohnya.

"Ya, 5 menit setelah kita sampai mungkin akan langsung ketahuan" ucap Caterine melihat trio itu tak jauh darinya.

"Haha mereka nampaknya sangat bersemangat" tawa Hange.

Hange beralih menatap pelabuhan di depannya "Kau bisa menyebut ini tugas yang awalnya diberikan kepada kita" Armin, Levi, dan Caterine yang disampingnya juga mulai memandangi kota besar itu.

"Mari mulai rencananya" seru Hange.

Satu persatu dari mereka mulai menuruni kapal dan menginjakkan kakinya di negara itu.

Mereka semua tercengang. Ramai orang-orang berlalu lalang dengan berbagai aktivitas, seperti pemotretan, pedagang dengan jualannya yang asing, kendaran mesin, dan lainnya. Negara ini benar-benar maju.

"Semuanya! Selamag datang di benua Marley" sambut Onyankopon menghampiri mereka "izinkan aku mengantar kalian ke rumah Azumabito"

"Onyankopon!" Senang Hange melihatnya.

"Syukurlah kalian sampai dengan selamat" senyum Onyankopon.

"Bagaimana menurutmu? Ini kota pelabuhan terbesar di Marley" tanya Onyankopon melihat reaksi terkesima mereka.

"Astaga kuda itu! Itu kuda, kan?!" Tanya Connie melihat kendaraan mesin atau bisa dibilang mobil berjalan melewati mereka.

"Sapi? Benar, kan itu sapi?" Timpal Sasha.

"Itu mobil. Mereka sudah memberitahukannya sebelum kita tiba" senang Hange dengan pipi merona yang takjub.

"HEI! MOBIL!" Panggil Hange.

"Sial, kita jadi terlihat mencolok" sweatdrop Armin.

"Ya, mereka pasti mengira kita orang kampung sekarang" malu Jean menutupi wajahnya dengan topi.

"Setidaknya ada beberapa yang masih normal" hela Caterine.

"Ayo, pura-pura tak kenal mereka saja" Jean berjalan pergi duluan melihat beberapa mata nampak memandangi heran mereka.

"OIII! MOBILL!" Pekik semangat Hange, Sasha, Connie mengejar mobil yang berjalan.

"Jika tak kau hentikan, mereka akan mencoba memberi makan wortel pada besi itu" ucap Levi.

"Ya ampun, tidak mungkin" sanggah Onyankopon, tidak mungkin kan mereka melakukan hal konyol seperti itu?

"Mereka membeli wortel?" Sedetik kemudian Onyankopon hanya bisa terkaget melihat mereka ke gerai yang menjual wortel.

"Sial, selalu saja menjadi pengasuh" decak Caterine segera berlari menghampiri mereka, berjaga-jaga sebelum ada orang melapor akibat hewan liar yang terlepas.

"Banyak sekali orang disini" keluh Mikasa berjalan berdesakkan melewati banyaknya orang di pelabuhan.

"Eren, kita tak tahu apa yang mungkin terjadi, jangan jauh-jauh dariku--" khawatir Mikasa menghampiri Eren.

-SAPPHIRE- (Shingeki No Kyojin X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang