Di sudut bar yang ramai, enam prajurit Survey Corps duduk mengelilingi meja dengan gelas bir di tangan. Malam ini, mereka bukan pasukan elit yang bertarung melawan Titan. Mereka hanyalah sekelompok teman yang merayakan pembubaran regu Erwin dengan cara yang paling masuk akal—mabuk-mabukan.
"Dengan ini, regu Erwin telah bubar! Ayo kita minum sepuasnya! Kanpai!" seru Hange, mengangkat gelasnya tinggi-tinggi dengan semangat berlebihan.
"Kanpai!"
TRINGG!
Gelas-gelas beradu, dan tanpa menunggu aba-aba, mereka langsung meneguk isi gelas mereka.
"Huuu sugee!" Hange berseru puas setelah meneguk birnya hampir setengah gelas.
Di sudut meja, Levi dan Caterine hanya melirik dengan ekspresi datar.
"Tch."
Mike tertawa melihat keduanya. "Aku penasaran… cara apa yang kau gunakan sampai bisa menyeret mereka ke sini?" tanyanya, menatap Hange dengan penuh rasa ingin tahu.
"Aku hanya membujuk mereka dengan lemah lembut," jawab Hange dengan wajah polos.
Levi memutar matanya. "Lemah lembut, katamu? Aku hampir kehilangan pendengaran karena teriakanmu."
"Tunggu." Nanaba menatap Hange dengan mata menyipit. "Jangan bilang suara menggelegar yang memenuhi seluruh markas tadi adalah suaramu?"
Hange terkekeh sambil mengangkat bahu. "Aku hanya ingin memastikan mereka mendengar ajakanku!"
"Kurasa bukan cuma mereka yang dengar" kata Erwin sambil tersenyum.
"Bahkan para prajurit di gerbang luar mungkin mengira ada Titan yang masuk." Tambah Nanaba.
"Tapi tetap saja, membujuk Caterine itu tantangan yang berbeda," kata Mike sambil menyengir. "Dahulu aku dan Erwin hampir kehilangan nyawa sepanjang perjalanan ke baf."
Caterine mendengus. "Seharusnya kalian benar-benar kehilangan nyawa."
Mike tertawa. "Nah, justru itu yang membuatnya semakin menyenangkan!"
Caterine hanya mendecak dan meneguk birnya, sementara yang lain kembali tertawa.
"Hmm, kalau sudah begini, ayo kita bermain permainan!" usul Hange tiba-tiba.
"Permainan?" Nanaba menatapnya dengan curiga.
"Ya! Orang terakhir yang menghabiskan minumannya harus menuruti permintaan pemenang!"
Erwin mengangguk. "Kedengarannya menarik."
"Aku tidak ikut," kata Levi dan Caterine bersamaan.
"Mulai!" Hange langsung memotong tanpa memberi kesempatan bagi mereka untuk menolak. Dalam sekejap, ia, Mike, Erwin, dan Nanaba mulai meneguk bir mereka dengan semangat.
BRUK!
"Aku pertama!" seru Hange dengan wajah penuh kemenangan.
BRUK! BRUK! BRUK!
Mike, Erwin, dan Nanaba menyusulnya.
Semua mata langsung beralih ke Levi dan Caterine yang masih santai menatap gelas mereka tanpa ada niatan untuk minum.
"Sepertinya ada dua yang kalah," kata Erwin dengan senyum simpul.
"Ah, tidak! Yang kalah cuma satu!" kata Hange penuh semangat, lalu ia mendekat ke Levi dan membisikkan sesuatu.
Levi, yang tadinya terlihat tak peduli, mendadak membelalak sebelum wajahnya berubah menjadi kesal. "Ck. Akan kubunuh kau."
KAMU SEDANG MEMBACA
-SAPPHIRE- (Shingeki No Kyojin X Reader)
Novela Juvenil"Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi" "Jadi jangan pernah menyesal dengan keputusan yang kau ambil" •◇◇◇• "Ada apa kalian kemari" "Kau masih wanita dingin seperti biasanya" "Tch" TYPO BERTEBARAN!
