"Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi"
"Jadi jangan pernah menyesal dengan keputusan yang kau ambil"
•◇◇◇•
"Ada apa kalian kemari"
"Kau masih wanita dingin seperti biasanya"
"Tch"
TYPO BERTEBARAN!
"Kami sudah mengusir semua Titan di sekitar gerbang! Waktu 30 detik sebelum gerbang dibuka!"
Seorang prajurit Pasukan Pengintai melaporkan dengan suara lantang.
Seluruh prajurit menggenggam erat tali kendali kuda mereka. Tatapan mereka tajam, mengarah lurus ke depan, bersiap menghadapi apa pun yang menanti mereka di luar tembok.
"Ekspedisi ke-57 dimulai! Semuanya, maju!"
Erwin memacu kudanya lebih dulu, disusul oleh seluruh Pasukan Pengintai yang langsung melesat melewati gerbang yang kini terbuka lebar.
Angin berembus kencang saat mereka menerjang hamparan padang rumput luas.
Mereka terus berkuda hingga mencapai sebuah kota tua yang sudah luluh lantah. Reruntuhan bangunan menjulang di sekeliling mereka, menjadi saksi bisu kehancuran yang ditinggalkan para Titan. Kota ini akan menjadi rute ekspedisi mereka.
"Dari sisi kiri! Ada Titan 10 meter mendekat!" teriak Hange, matanya berbinar penuh ketertarikan.
"Aku penasaran dengan isi perutnya, tapi… akan kubiarkan pasukan bantuan yang menangani!" lanjutnya, mengamati pasukan di garis belakang yang segera bergerak untuk menahan Titan tersebut.
Saat mereka mulai keluar dari area kota tua, Erwin kembali mengangkat suaranya.
"Bentuk formasi jarak jauh!"
Tanpa ragu, Pasukan Pengintai langsung berpencar, mengikuti pola yang telah ditentukan.
Di barisan kiri formasi, regu Caterine mempercepat laju kuda mereka untuk menempati posisi di baris keempat.
"James, tembakkan suar hijau!" perintah Caterine setelah melihat banyaknya suar merah berkumpul di sayap kanan.
James segera menarik pelatuknya, menembakkan suar hijau ke langit sebelah kiri.
Tak lama, seorang prajurit yang berkuda dengan kecepatan penuh mendekati mereka. Napasnya tersengal, wajahnya tegang.
"Lapor! Ini pesan berantai! Pengintai sayap kanan sudah dihabisi! Tolong sampaikan pesan ini ke pengintai sayap kiri!"
Caterine menyipitkan mata. Situasi lebih buruk dari yang ia duga "Arlo, sampaikan pesannya"
Tanpa menunda, Arlo segera memacu kudanya, berpisah dari regu untuk menyampaikan peringatan ke sisi kiri formasi.
Sementara itu, Caterine mengepalkan tali kekang kudanya dengan kuat.
'Tch… mereka sudah masuk terlalu jauh ke dalam formasi. Aku tak menyangka akan secepat ini.'
Ia menarik napas dalam, lalu mengangkat suaranya.
"Pacu kuda kalian! Kita menghindari pertarungan dengan Titan!"
Regunya mengangguk tanpa ragu, langsung mengikuti perintahnya.
Mereka melaju dengan kecepatan penuh, berharap bisa tetap bertahan dalam neraka yang kini mulai terbuka di hadapan mereka.
• ◆◇◆ •
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.