BAB 2 // Adik Perempuan

874 89 14
                                    

Sebelum baca jangan lupa follow akun wattpad aku dulu :)
ya kali baca doang 😭😭

Vote juga dong, tinggal pencet bintang kan gak susah👆

Selain vote kasih komen juga ya, terserah mau ngetik apa aja. Yang penting masih wajar dan bukan hate speech :-)

Jangan lupa spam 😈😈😈 yang banyak untuk lanjut part selanjutnya


Heppy Reading....


Vote, komen & share


________


Bel pulang sudah berbunyi. Setelah guru meninggalkan kelas Rain segera menyusul keluar dengan tas bertengger hanya di sebelah bahu kirinya. "Rain tunggu woy!" Teriakan yang memanggilnya itu membuat Rain memberhentikan langkahnya tanpa menoleh pada sumber suara.

"Gue mau tanya boleh nggak?" tanya Nesha dengan cengiran. Rain hanya mengangguk mempersilakan. "Itu gue mau tanya, ketos tadi ke kelas dan kasih lo makanan itu bener nggak?"

"Tau dari siapa?"

Nesha memutar bola matanya malas karena Rain malah balas bertanya. Padahal dia sudah sangat penasaran. "Kata Santi teman kelas kita. Dia kok perhatian sama lo, setau gue ketos gak pernah ada interaksi sama cewek."

"Iya, buat alasannya gue bodo amat. Udah kan, gue pulang dulu." Setelah menjawab pertanyaan dari Nesha, Rain segera melanjutkan langkahnya yang tertunda.

"Emang pesona Rain tidak diragukan lagi. Galak gitu tapi cantik parah sih. Mesha lama banget sih cuma ke toilet doang." Nesha berakhir mengoceh sendiri di tengah lorong dan diperhatikan oleh murid-murid yang berlalu lalang.

Saat gadis itu sadar banyak siswa yang memperhatikannya ia hanya melotot saja, itu cukup untuk membuat para siswa yang memperhatikannya segera kabur.

Begitu sampai di parkiran Rain segera masuk kedalam mobil merah kesayangannya dan membuka tas untuk mengambil hoodie yang tersimpan di dalamnya. Matanya menangkap bungkusan roti dan sekotak susu di antara bukunya, ia dengan ragu mengeluarkannya bersama hoodienya dari dalam tas— setelahnya menutup tasnya kembali dan melemparkan ke kursi belakang.

Memperhatikan makanan di pangkuannya— dengan ragu Rain membuka bungkus roti coklat tersebut dan memakannya dengan cepat, daripada dibuang sia-sia pikirnya. Sementara susunya ia taruh di dashboard depan.

Setelah rotinya habis Rain segera memakai hoodie berwarna biru muda itu dan mulai menjalankan mobilnya keluar dari kawasan sekolah. Membuang nafas lelah—Jakarta selalu padat.

Rain berhenti di salah satu sekolah dasar di kota Jakarta. Sepertinya ia harus menunggu sebentar dikarenakan orang yang ia cari belum nampak. Menyandarkan punggungnya pada kursi, Rain mengedarkan pandangannya dan menemukan banyak orang tua murid menunggu di sekitar kawasan sekolah.

Beberapa murid telah keluar dari gerbang sekolah dan satu-satu menghampiri orang tuanya. Tanpa sadar Rain terus memperhatikan interaksi tersebut dari dalam mobilnya.

Tok..tok...

Sampai suara ketukan membuyarkan lamunannya, Rain segera membuka kunci pada pintu disampingnya dan tampaklah sosok gadis manis tersenyum kepadanya. "Kak Nay udah lama nunggu?" tanyanya setelah duduk nyaman.

Rain tersenyum tipis dan menepuk kepala adiknya pelan sebagai jawaban. "Adek mau makan di rumah apa diluar?" tanya Rain setelah mobilnya mulai berjalan.

"Di rumah aja, karena hari ini Ara capek, tadi olahraga lari. Tapi Ara menang kok." Aira bercerita dengan antusias kepada kakaknya itu. 

"Adek emang pinter, nanti kakak masakin makanan kesukaan kamu sebagai hadiah."

Untouchable RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang