BAB 16 // Malam

332 59 7
                                    

Sebelum baca jangan lupa follow akun wattpad aku dulu, ya kali baca doang 😭😭

Vote juga dong, tinggal pencet bintang kan gak susah👆

Selain vote kasih komen juga ya, terserah mau ngetik apa aja. Yang penting masih wajar dan bukan hate speech :-)

Jangan lupa spam 😈😈😈 untuk lanjut bab selanjutnya

Heppy Reading....

Vote, komen & share


_____


Sandra beberapa kali menatap Rain yang berada disampingnya. Sejak keluar dari Dragon Fly dan sekarang mobilnya sudah memasuki area perumahan elit kediaman Rain tidak bersuara sama sekali—gadis itu terus menatap depan dengan pandangan lurus.

"Gue nggak tau lo punya masalah apa sama Sania Deana, tapi gue cuma mau ingetin lo untuk selalu hati-hati. Dia itu manipulatif."

Exactly. Rain menaikkan satu sudut bibirnya. "Emang dia pernah rebut apa dari lo?" tanya Rain.

"Dulu gue sama dia satu sekolah di Bandung. Kita sama-sama masuk ekskul lukis dan karena satu frekuensi kita jadi sahabat. Pada saat itu ada lomba melukis dan akhirnya sekolah adakan seleksi, and i think you know the answer."

"Lo yang lolos seleksi dan mewakili sekolah." Rain menjawab dengan lugas.

"Hm lo benar. Harusnya gue lebih percaya sama kata-kata; nggak ada teman dalam sebuah kompetisi."

Sandra memberhentikan mobilnya di depan gerbang yang ditunjukkan oleh Rain. Gadis itu meremas stir mobilnya seakan meluapkan kekecewaannya terhadap Sania. Bahkan sampai detik ini, Sandra masih bertanya-tanya kenapa Sania bisa melakukan hal sejahat itu kepada dirinya.

"Sesaat sebelum pergi ke tempat lomba, gue ketemu sama dia. Dia saat itu kelihatan senang dan nyemangatin gue—berperan layaknya sahabat yang akan dukung lo kemanapun lo melangkah. Dia suruh gue makan donat kentang yang katanya buatan nyokapnya." Sandra tertawa kecil untuk menertawakan kebodohannya sendiri dengan hati yang terus mengumpati Sania.

"Tololnya gue makan itu donat dan nggak ada lima belas menit, gue...." Sandra menjeda ucapannya hanya untuk mengusap air mata yang perlahan-lahan menetes dari matanya.

"Gue muntah dan diare hebat sampai dibawa ke rumah sakit karena pingsan di toilet. Gue dehidrasi dan yang paling parah karena gue emang punya magh jadi memperparah kondisi gue saat itu. Akhirnya pihak sekolah mau nggak mau harus kirim orang lain buat gantiin gue lomba. Sementara gue berjuang untuk bertahan hidup.

"Besoknya hasil tes laboratorium keluar dan dokter bilang gue ternyata keracunan. Taik anjing emang Sania. Gue langsung sadar kalau itu ulah Sania setan karena saat berangkat dari rumah gue belum sarapan. Mami gue hampir aja bikin Sania hancur, tapi untungnya gue halangi karena ya kasian aja gitu.

"Makannya gue ingetin lo untuk hati-hati sama dia. Mukanya polos gitu tapi titisan setan." Sandra mengakhiri ceritanya dengan guratan kemarahan yang menghiasi wajahnya.

geez. Rain tidak pernah menyangka ternyata Sandra juga bermasalah dengan Sania—masalah yang bahkan mengancam nyawa gadis disampingnya. Entah sebenarnya gadis seperti apa Sania itu, Rain tidak habis pikir.

Dengan kewarasan yang tidak seberapa, Rain berusaha keras tidak terprovokasi oleh cerita Sandra. Diluar kebenciannya terhadap Sania yang menggunung, pasti ada kemungkinan untuk orang-orang memanfaatkannya. Apalagi selama ini ia termasuk kebal hukum, mana ada membully hanya mendapatkan hukuman membereskan perpustakaan.

Untouchable RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang