BAB 6 // Surat Panggilan

480 70 15
                                    

Sebelum baca jangan lupa follow akun wattpad aku dulu:)
ya kali baca doang 😭😭

Vote juga dong, tinggal pencet bintang kan gak susah👆

Selain vote kasih komen juga ya, terserah mau ngetik apa aja. Yang penting masih wajar dan bukan hate speech :-)

Sania Deana

Heppy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Heppy Reading....

Vote, komen & share

______
 

Rain bangun dari duduknya, gadis itu perlahan melangkah mendekati Aidan yang berdiri di pagar pembatas rooftop dengan tangan bersedekap dada membiarkan rambut pendeknya berkibar— lalu berhenti di samping laki-laki jangkung itu dengan mata menatap lurus ke depan pada pohon yang daunnya bergerak seirama angin.  

Mereka sama-sama diam selama beberapa menit, membiarkan hanya ada harum parfum mahal yang saling beradu di udara dan memasuki indra penciuman masing-masing.

"Lo ternyata nggak sederhana seperti yang terlihat." Sampai Aidan lebih dulu membuka mulutnya, mampu membuat Rain termangu sesaat saat mendengarnya. 

Lalu berdehem pelan. 

"Apa yang lo tau tentang gue, sampai lo bisa berpendapat seperti barusan?" Rain bertanya dengan nada dingin khasnya. 

"Gak tau, gimana kalau kita jadi teman? biar gue bisa tau alasan gue ngomong kayak barusan," jawab Aidan enteng.

Rain mendengus mendengarnya. 

"Sayangnya gue gak tertarik. Aneh aja seorang Aidan Savian Bagaskara dengan track record setinggi angkasa, ngajak orang temenan. Kecuali emang ada niat lain." Rain berujar sinis.

Jika saja Rain adalah orang yang mudah berekspresi pastilah ia sudah tertawa sangat keras. Bagaimana tidak, tadi malam dirinya baru saja mengetahui sisi buruk yang Aidan sembunyikan dan sekarang laki-laki itu tengah mengajaknya berteman. Ayolah tidak ada jaminan untuk percaya kepada orang manipulatif sepertinya.

Bahkan saat ini saja Rain sedang melihat ketua Osis kebanggaan SMA Scienze itu membolos, Ketos yang selalu menyuruh murid agar disiplin sedang meninggalkan pelajaran. Anak paud saja pasti tahu bahwa apa yang Aidan lakukan adalah nilai minus.

Aidan tersenyum menanggapi. Gadis di sampingnya memang memiliki kepribadian introvert yang mendominasi— sangat tertutup dan terjaga lingkungan pertemanannya. Rain meninggalkan rooftop begitu saja, tanpa memperdulikan Aidan yang membalikkan badan dan menatapnya dari belakang. 

Rain berencana akan kembali mengikuti pelajaran di kelasnya, lagipula bel istirahat akan berbunyi kurang dari tiga puluh menit lagi.  

"Raina Zanaya Ganendra kesini kamu!" Seruan itu berasal dari seorang guru yang sudah berdiri berlawanan arah darinya. Membuat Rain terpaksa menghentikan langkahnya dan mendekat. 

Untouchable RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang