BAB 34 // Dissension

277 41 9
                                    

Sebelum baca jangan lupa follow akun wattpad aku dulu. Zee_agt

Vote juga dong, tinggal pencet bintang kan gak susah👆

Selain vote kasih komen juga ya, terserah mau ngetik apa aja. Yang penting masih wajar dan bukan hate speech :-)

Jangan lupa spam 😈😈😈 untuk lanjut bab selanjutnya

Heppy Reading....

Vote, komen & share

_____

"Tumben Mama main kesini, ada sesuatu?" tanya Rain sambil sambil meletakkan nampan yang ia bawa diatas meja.

"Mama kangen kalian, mau main sama Ara juga," jawab Lisa sambil tersenyum.

"Badan kamu pada luka-luka, kenapa sayang?" Lisa mendekati Rain dan memperhatikan setiap luka yang ada di tubuh putrinya.

"Kemarin habis jatuh dari motor," ujar Rain sambil menatap Aidan dengan ekor matanya-memberikan kode untuk tidak mengatakan hal yang sebenarnya.

"Lain kali harus hati-hati dalam berkendara."

Lisa menasehati dengan tangan mengelus rambut pendek Rain. Membuat Rain yang diperlukan seperti itu merasakan kembali kehangatan yang selama ini sudah hilang.

"Cowok itu teman kamu apa pacar?" tanya Lisa disela-sela kesibukannya bermain dengan Ara.

"Cuma teman," jawab Rain dan Aidan bersamaan.

Lisa mengangguk mengerti. "Sekarang cuma teman, nggak tau nanti ya?" Imbuhnya menggoda kedua remaja di ruangan itu.

Setelah lama Aidan terus memperhatikan Lisa, akhirnya dirinya mengingat kembali memori pertemuan mereka yang sempat ia lupakan. Aidan ingat betul waktu itu dirinya pernah bertemu dengan Lisa saat mencari kado untuk Ara di sebuah mall. Aidan mengusap wajah kasar. Akhirnya ia tahu salah satu rahasia besar yang selama ini disembunyikan gadis itu.

Aidan ingat bahwa saat itu Sania Deana yang tidak lain adalah musuh Rain disekolah juga memanggil wanita itu Mommy. Artinya bisa disimpulkan bahwa Sania adalah adik Rain. Aidan bisa menyambungkan sedikit demi sedikit fakta yang ia ketahui dengan pertanyaan yang selama ini bersarang di salah satu ruang otaknya tentang Rain. Dan kemungkinan besar alasan selama ini Rain membully Sania disebabkan masalah pribadi.

"Sayang, Mama boleh minta waktu kamu sebentar? Ada yang Mama mau bicarakan sama kamu."

Lisa sedari tadi main bersama Ara dengan hati yang terus gelisah, dan merasakan penyesalan membumbung di dalam hatinya. Jadi, dirinya memilih untuk segera berbicara dengan Rain dan ia berharap kedua putrinya bisa memaafkan dirinya.

Rain mengangguk menyanggupi. "Aidan, tolong lo temenin main Ara dulu bisa?" pinta Rain karena takut kalau obrolan mereka tidak akan baik untuk Ara.

Aidan mengangguk dan menghampiri Ara yang masih bermain dengan Lisa. Dirinya mengajak gadis itu untuk ke toko hewan peliharaan dan menjanjikan Ara seekor kucing untuknya. Walaupun awalnya Ara menolak, setelah beberapa saat dibujuk akhirnya gadis kecil itu mau juga pergi bersama Aidan.

"Tante titip Ara dulu ya, hati-hati di jalan. Ara jangan nakal dan harus nurut sama kakaknya. Janji sama Mama Ara nggak akan merepotkan kakaknya?"

"Janji," jawab Ara yang sudah melayang di gendongan Aidan.

Setelah memastikan kepergian Aidan dan Ara dari rumah itu, Lisa segera mengambil duduk di depan Rain yang terlihat menunggu dengan raut muka serius. Mereka saling bertukar tatapan beberapa menit, berusaha menebak pikiran satu satu sama lain. Sampai deheman Lisa membuat mereka tersadar bersamaan.

Untouchable RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang