BAB 21 // Si Kembar

363 50 6
                                    

Sebelum baca jangan lupa follow akun wattpad aku dulu, ya kali baca doang 😭😭

Vote juga dong, tinggal pencet bintang kan gak susah👆

Selain vote kasih komen juga ya, terserah mau ngetik apa aja. Yang penting masih wajar dan bukan hate speech :-)

Jangan lupa spam 😈😈😈 untuk lanjut bab selanjutnya

Heppy Reading....

Vote, komen & share

_____


Rain berdiri bersedekap dada menghadap kaca yang memperlihatkan matahari keemasan yang baru saja terbit—mengucapkan selamat pagi kepada dunia. 

Inilah pagi Rain hari ini, berada di ruang rawat anak VIP lantai lima rumah sakit. Memang tidak seindah dan sehangat mentari, namun dapat membuat Rain merapatkan kelopak matanya dan mengucapkan syukur.

Setelah dirasa cukup dengan kegiatan menikmati matahari terbit, Rain kembali duduk di sofa dekat dengan tempat tidur dimana Ara terlihat damai dengan mimpinya.

Mengeluarkan ponsel dari saku piyama tidurnya. Rain membuka aplikasi pengirim pesan dan terlihat tanda centang dua berwarna biru disana. Sudah dibaca, namun tidak mendapatkan balasan. Membuat Rain menghela nafas berat. 

Karena apa yang diharapkan tidak terjadi, Rain memilih melakukan panggilan video pada nomor sahabatnya. Dirinya harus memberi tahu bahwa hari ini dan mungkin beberapa hari kedepan tidak bisa masuk sekolah, karena harus menjaga Ara. 

"Ya ada apa mbak?" Sahut orang di seberang begitu panggilan tersambung.

Suara Nesha terdengar, walaupun sebenarnya Rain tadi menelpon nomor HP milik Mesha—tapi hal itu sudah sering terjadi. Si kembar selalu terbuka dan saling melengkapi satu sama lain, karena Rain tahu mereka tidak tumbuh dengan keluarga yang baik-baik saja, jadi yang terbaik adalah saling menjaga. 

"Gue hari ini dan beberapa hari ke depan kayaknya gak masuk sekolah dulu, lo bisa izinin gue kan?"

"Lo kenapa? Sakit atau lagi liburan sama keluarga?" tanya Mesha yang ternyata ikut nimbrung. Si kembar berada di dalam mobil sedang dalam perjalanan menuju sekolah, karena jarak rumah mereka dan cukup jauh.

"Gue oke, tapi Ara sakit. Jadi gue harus jagain dia. Lo tenang aja, nanti gue juga izin sama wali kelas." Rain tersenyum tipis. 

"Sakit apa adek gemes gue?" tanya Nesha. 

"Semalam panas tinggi. Sekarang di rawat inap," jawab Lucy. 

"Rumah sakit mana? Biar nanti pulang sekolah kita ke sana," ujar Mesha yang diangguki Nesha. 

"Bukannya kalian mau jalan karena kemarin harus delay karena gue? Jadi hari ini gue mau kalian tetap jalan sama Sandra, nanti gue transfer."

"Lo gila? Lo sebenarnya anggap kita apa sih Rain?" Mesha menaikkan nada suaranya.

"Asal lo tau aja, kita itu temenan sama lo bukan karena lo kaya. Tanpa uang dari lo kita juga bisa beli apapun yang kita mau Rain. Lo terkesan nggak nganggap kita."

Rain memejamkan matanya sebentar.

"Bukan gue bermaksud nggak menghargai niat kalian buat kesini, tapi kemarin gue udah janji buat traktir kalian. Gue cuma  nggak mau ingkar. you know what i mean?"

"Gimana kalau duit lo buat beli makan terus nanti kita bawa ke rumah sakit dan makan bareng?" Mesha memberikan usulan. 

"Mmm... terserah kalian," kata Rain pasrah. 

Untouchable RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang