3

4K 287 2
                                    

"Aku suka udara pagi ini.", ucap Lisa membuka percakapan diantara mereka. Sudah setengah jam mereka terduduk di bangku taman. Sudah setengah jam pula keduanya memutuskan untuk diam sembari menikmati udara pagi yang menyegarkan.

Taman yang mereka kunjungi saat ini adalah taman favorit mereka berdua. Alasannya adalah karena jauh dari jalan raya.

"Akan menyenangkan jika kencan disini.", ucap Rosè yang sontak mendapat pelototan dari adiknya. Bisa-bisanya kakaknya malah memikirkan kencan dihari yang indah seperti ini.

Lisa adalah gadis yang sama sekali tidak tertarik dengan dunia percintaan. Bahkan dia sering kali bergidik ngeri saat melihat seseorang bermesraan dihadapannya. Berbanding terbalik dengan Rosè. Ia sangat ingin merasakan rasanya berhubungan pacaran. Namun ia selalu menolak pemuda yang mengajaknya berkencan. Terkadang Lisa tidak mengerti dengan pemikiran kakaknya itu.

"Kau harus mengajak Jungkook kesini jika ingin berkencan.", goda Rosè yang membuat Lisa memutar bola matanya malas. Mungkin sudah kelima kalinya Lisa menolak Jungkook. Namun pemuda bermarga Jung itu sangat pantang menyerah, membuat Lisa kasihan sendiri. Namun bagaimanapun, ia tidak memiliki rasa pada Jungkook. Jika ia menerima Jungkook hanya karena kasihan, tentu itu akan menyakiti pemuda itu.

"Lihatlah! Ada kelinci!", saut Rosè antusias yang langsung berhambur ke arah kelinci yang ia maksud. Lisa hanya membuntuti gadis itu dari belakang sembari menggelengkan kepalanya heran. Sebenarnya siapa yang bungsu disini?

Namun sayangnya, kelinci itu malah berlari saat Rosè menghampirinya. Hal itu membuat gadis blonde itu kecewa. Peristiwa itu membuat Lisa terkekeh geli. Bagaimana bisa ia memiliki kakak yang sangat menggemaskan seperti ini.

Rosè terkejut saat tiba-tiba adiknya itu berjongkok di hadapannya. Namun beberapa detik kemudian ia tersadar jika adiknya tengah mengikat tali sepatunya yang entah sejak kapan terlepas. Hal-hal kecil seperti ini mampu membuat hati Rosè menghangat.

"Kau harus berhati-hati lain kali.", ucap Lisa yang kini sudah berdiri sejajar di hadapan Rosè.

"Gomawo.", ucap Rosè singkat dengan memberi senyum tulusnya. Meskipun mereka berdua sering bertengkar, namun tentu saja mereka saling menyayangi satu sama lain. Bagi Rosè, Lisa adalah segalanya. Begitupula dengan Lisa.

"Ah iya unnie, aku ingin memberikan ini.", ucap Lisa tiba-tiba sembari memberikan kalung dengan liontin berlian. Lisa membelinya dengan harga yang sangat fantastis. Mungkin kalung itu adalah kalung termahal yang pernag gadis bungsu itu beli.

"Mwo??? Tiba-tiba? Kau tengah kerasukan hantu mana Lisa-ya?", tanya Rosè yang terkejut dengan aksi manis adiknya. Lisa yang mendengar itu hanya memutar bola matanya jengah. Ia tak sengaja menemukan kalung itu saat pertukaran pelajar di Paris kemarin. Ia pun langsung teringat Rosè dan memutuskan untuk membelinya.

Rosè pun mengambil kalung itu dan langsung mengenakannya di leher jenjangnya. Tentu Rosè bisa saja membeli kalung itu dengan uang yang ia miliki, namun ini bukan tentang uang. Kalung itu adalah pemberian dari adik satu-satunya yang sangat ia sayangi. Rosè bersumpah akan menjaganya sepenuh hati.

"Gomawo, Lisa-ya.", ucap Rosè yang langsung mendekap tubuh adiknya erat. Lisa sangat terkejut dengan aksi tiba-tiba kakaknya. Lisa dan Rosè sudah seperti Tom and Jerry yang selalu bertengkar dimanapun mereka berada. Tak heran jika Lisa merasa cukup canggung dengan pelukan Rosè.

"Ya! Aku tidak bisa bernafas, Unnie!", protes Lisa yang merasa pelukan kakaknya terlalu erat. Namun tak lama kemudian, gadis bungsu itu membalas pelukan kakaknya.

"Lisa-ya, ini adalah pengakuan paling memalukan dari Unnie.", kini Rose menggantung ucapannya. Memilih untuk menarik nafas dalam-dalam sebelum mengucapkannya. Gadis itu tidak terbiasa mengatakan hal-hal manis seperti ini pada adiknya.

Home?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang