31

2.1K 209 4
                                    

Lisa sampai di pemakaman dengan pakaian rumah sakit yang sangat berantakan. Dirinya sangat bersyukur karena menghafal nomor telepon Siwon, berkat pria itu dia dapat mengetahui lokasi makam Jongki. Kini Lisa berjalan dengan langkah gontai. Suasana makam yang sunyi seolah mendukukung rasa sakit didada Lisa.

"Ahjussi.. Kenapa kau harus pergi untukku..?" gumam Lisa dengan suara bergetar sembari mengusap nisan Jongki.

"Kenapa orang-orang pergi karenaku?" ujar Lisa yang tak dapat lagi menahan air matanya untuk mengalir.

"Berapa banyak lagi orang yang harus pergi karenaku?" tanya Lisa sembari memukuli dadanya. Sungguh sesak didadanya menjadi-jadi setelah mengingat kebaikan-kebaikan yang sudah Jongki lakukan untuknya.

"Apa kepergianku dapat menghilangkan kutukan ini?" ucap Lisa yang sudah mulai kehilangan akal sehatnya.

"Jongki akan memakimu diakhirat jika kau melakukan itu," saut seseorang yang tiba-tiba muncul entah darimana. Lisa yang menyadari bahwa dirinya tidak sendirian sontak langsung menghapus air matanya.

"Setidaknya hargai pengorbanannya untuk melindungimu," lanjut orang itu sembari berjalan mendekati Lisa.

"Siapa kau?" tanya Lisa sembari menjauh dari pria itu. Tentu saja ia sadar jika dirinya bekerja di dunia gelap yang harus membuatnya waspada tiap saat.

"Aku tidak ingin berbasa-basi, apa kau tahu jika Jongki dalang dibalik pembunuhan eommamu?" tanya pria itu sembari melipat kedua tangannya. Tak mendapat jawaban apapun dari Lisa membuat pria itu berspekulasi bahwa Lisa sudah mengetahuinya.

"Aku yakin gadis pintar sepertimu tidak mungkin tinggal diam atas kasus kematian eommamu," Lisa memilih untuk diam dan mendengar semua kalimat yang ingin pria itu sampaikan.

"Itulah sebabnya kau memasukannya dalam daftar orang-orang yang akan kau bunuh," Lisa membulatkan matanya sempurna. Bagaimana pria itu tau? Lisa yakin sudah menyembunyikannya dengan sangat baik.

"Sama seperti Jongki, kau juga luluh seiring berjalannya waktu. Kalian saling menyayangi bak ayah dan anak sungguhan. Hatimu menyayanginya, namun egomu mengatakan untuk membunuhnya," kini pria itu melepas kacamata hitam yang ia kenakan. Membiarkan Lisa untuk melihat seluruh wajahnya.

"Kau sangat menyayanginya, hanya saja kau tidak dapat menerima fakta bahwa kau menyayangi orang yang membunuh ibumu sendiri," ujar pria itu yang terus melontarkan kalimatnya.

"Hati dan kepalamu berperang setiap saat, ditambah dengan tekanan internal membuatmu tumbuh menjadi gadis yang dingin," Lisa cukup terbelak mendengar penuturan pria itu. Sungguh ia merasa pria itu mengetahui semua tentang dirinya lebih baik dibanding dirinya sendiri.

"Anggap saja Jongki sudah menebus dosa-dosanya," ucap pria itu sembari berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Lisa.

"Perkenalkan aku Dongwook, sahabat Jongki," Lisa terdiam. Dirinya masih terlalu terkejut dengan semua kalimat pria itu. Bahkan bibirnya terlalu kelu untuk berucap.

"Sama seperti Jongki, aku juga akan menebus dosaku."

Waktu berjalan dengan cepat dan sepertinya Lisa membulatkan tekadnya untuk tidak kembali pada keluarganya. Entah apa alasan gadis itu, hanya dirinyalah yang tau. Namun seisi keluarga Kim tentu tak bisa tinggal diam dengan keputusan Lisa.

"Tidak ada cara lain, aku akan menculik anak itu," ucap Gongyo yang terdengar sangat yakin dengan kalimatnya.

"Lakukan apapun, aku hanya mau adikku kembali," saut Rosè yang kini sudah menopang wajahnya dengan kedua tangannya. Sungguh ia tak rela jika harus kembali kehilangan adik tersayangnya.

Home?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang