4

3K 230 5
                                    

Jennie kini terduduk di sofa sembari membaca buku medis miliknya. Hari ini adalah hari libur, dan semua tugas mata kuliahnya telah ia selesaikan semalam.

Tiba-tiba sepasang lengan melingkar di lehernya, membuat gadis bermata kucing itu memutuskan untuk menyudahi kegiatan membacanya.

"Unnie, apa kau tidak lelah dengan huruf-huruf itu? Bukankah wajahku lebih cantik dibanding buku membosankanmu itu?", tanya Lisa yang langsung mendapat kekehan gemas dari kakak keduanya. Entah kenapa, Lisa akan menjadi sangat manja saat berhadapan dengan Jennie.

"Arasseo, duduklah disamping Unnie.", ucap Jennie yang langsung mendapat anggukan antusias dari adiknya. Setelah Lisa merebahkan tubuhnya di samping kakaknya, kini Jennie memeluknya dengan penuh kehangatan.

"Unnie, bagaimana jika kita ke Menara Seoul dengan Jisoo unnie dan Rose unnie setelah kompetisiku berakhir?", tanya Lisa berbinar-binar yang langsung mendapat anggukan Jennie.

"Arasseo, apapun untuk adik unnie.", Jawaban Jennie mampu membuat Lisa senang bukan main. Jika ada nominasi untuk kakak yang paling memanjakan adiknya, mungkin Jennie akan mendapatkannya. Dia akan menuruti semua keinginan adik-adiknya. Bahkan keinginan yang mustahil sekalipun.

"Ti amo, unnie."

"Anch'io ti amo.", balas Jennie membuat Lisa tak dapat menahan senyumannya. Niat hati ingin membuat Jennie penasaran dengan apa yang ia lontarkan. Namun Ia lupa kakaknya menguasai 5 bahasa, termasuk Italia.

"Suatu saat nanti, aku ingin tinggal di Italia.", saut Lisa yang mengundang tatapan penuh tanya dari Jennie.

"Apa motivasimu tinggal disana?", tanya Jennie penasaran. Tentu saja Jennie akan mendukung semua keinginan adiknya selama dalam hal positif.

"Aku ingin menjadi seperti Yeji nuna.", ucap Lisa yang langsung mendapat anggukan dari Jennie.

Yeji merupakan kerabat jauh dari Hyekyo. Meski tergolong kerabat jauh, Yeji memiliki hubungan yang erat dengan putri-putri Gongyo. Bahkan dirinyalah yang pertama kali mengajari Lisa tembak- menembak. Kemampuan Yeji yang cukup hebat dalam tembak menembak membuat Lisa cukup kagum dengan wanita cantik itu. Sayangnya Yeji kini tengah menata kariernya di Italia, sehingga putri-putri Gongyo menjadi jarang bertemu dengannya.

"Tapi.. bukankah Seoul juga tak kalah menyenangkan?", tanya Jennie sembari melonggarkan pelukannya. Bukan tidak ingin mendukung impian adiknya, hanya saja Jennie tak bisa membayangkan hidup jauh dari adiknya. Gadis bungsu itu akan menjadi obat Jennie tatkala ia tengah dilanda kelelahan ataupun kesulitan. Jennie tak sudi jika senyum itu hilang.

"Apa Unnie tidak ingin aku kesana?", tanya Lisa dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Jennie yang merasa ditatap seperti itu kini mulai salah tingkah.

"A-aniyo. Aku hanya-"

"Jika unnie tidak ingin aku kesana, aku tidak akan kesana. Aku akan menuruti semua keinginan Unnie."

"Jadi bagaimana rencanamu?", tanya seseorang berjas hitam yang tengah terduduk di sofa hitam sembari menatap temannya.

"Kita harus menjatuhkan perusahaan Sceba Group. Bagaimanapun caranya.", jawab seseorang dengan setelan jas coklat yang menyauti pertanyaan temannya. Pemandangan Seoul di malam hari merupakan tontonan pria gagah berstelan coklat itu saat ini. Menurutnya, Seoul akan terlihat indah jika dilihat dari kaca apartemen mewahnya.

"Namun sangat mustahil untuk mengalahkan Sceba Group jika kita menggunakan jalan yang lurus.", lanjut pria itu sembari meneguk segelas wine di tangannya. Ia sudah memikirkan ini matang-matang. Ia tau Gongyo bukanlah lawan yang mudah untuk dikalahkan. Satu-satunya yang dapat ia lakukan adalah memanfaatkan kelemahan Gongyo, yang ia tau itu bukan berada dalam pekerjaan.

Home?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang