53

1.9K 213 8
                                    

Jennie datang ditengah pertandingan antara Lisa dan Rosè. Sontak mereka berdua langsung berlari kearah Jennie dengan antusias.

"Unnie, kau lama sekali," protes Rosè sembari membuka kacamata pengamannya.

"Mianhae. Oh ya, ini adalah bungamu," ucap Jennie sembari memberikan mawar merah pada adik bungsunya. Diluar dugaan, kini Lisa memberi ekspresi berbeda dari biasanya.

"Apa kau tidak suka?" tanya Jennie berusaha memastikan. Lisa tersenyum sembari menggelengkan kepalanya.

"Berikan padaku jika unnie sudah siap," ucap Lisa sembari menerima bunga pemberian Jennie.

"Apa maksudmu?" tanya Jennie tidak mengerti. Lisa kini menarik Rosè untuk kembali bermain dan menghiraukan pertanyaan Jennie.

Sedangkan Jennie kini menatap Lisa gelisah. Sungguh ia tidak ingin apa yang ada difikirannya adalah kenyataan, "Bunga itu... Tidak mungkin dari kau kan, Lisa-ya?"

Akhirnya mereka sampai di rumah sakit. Lisa kembali di ruang inap vvipnya ditemani kakak-kakaknya.

"Chaeyoung dan Jisoo unnie, bisakah kalian membelikanku kimbab?" tanya Lisa yang langsung diangguki oleh kedua kakaknya. Mereka berduapun kini pergi meninggalkan Lisa dan Jennie berdua.

Kini Jennie duduk disamping brankar adiknya dengan senyum lebarnya. Menatap wajah cantik adik bungsunya yang merupakan candu bagi Jennie. Ia tak bisa membayangkan jika wajah itu pergi darinya.

"Apa unnie ingin menerkamku?" tanya Lisa yang mampu membuat Jennie tertawa renyah.

"Apa tatapanku terlihat seperti itu?" tanya Jennie yang langsung mendapat anggukan mantap dari Lisa.

"Arasseo, unnie akan menerkammu jika kau berani tidur terlalu lama seperti kemarin," ucap Jennie seolah menakut-nakuti anak kecil.

Kini Lisa menggenggam tangan Jennie lembut. Menatap setiap pahatan indah pada wajah kakaknya.

"Unnie, bisakah kau memelukku?" tanya Lisa lembut yang tentu saja mendapat anggukan dari Jennie. Gadis itu langsung bangkit dari duduknya dan merebahkan diri disamping adik bungsunya. Tangannya melingkar pada tubuh Lisa, membiarkan adik kesayangannya tenggelam dalam pelukannya.

"Unnie.."

"hm?"

"Bagaimana jika aku pergi?"

deg

Pertanyaan Lisa membuat tubuh Jennie membeku. Bahkan mulutnya terlalu kelu hanya untuk menjawab pertanyaan itu. Tanpa sadar air mata Jennie lolos begitu saja.

"Aku akan membencimu," jawab Jennie sembari berusaha menetralkan suaranya.

"Wae?" Jennie terdiam sejenak sebelum benar-benar menjawab pertanyaan adiknya.

"Aku membencimu karena aku sangat menyayangimu. Aku tidak siap jika harus kehilanganmu, Lisa-ya," ucap Jennie dengan suara bergetar.

"Jangan tinggalkan aku..." lanjut Jennie sembari mengeratkan pelukannya pada adiknya. Lisa hanya diam tanpa membalas pelukan kakaknya. Diam-diam tangannya meremas pakaiannya. Apakah sesulit itu bagi Jennie untuk melepaskannya?

Home?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang