24

2.9K 239 3
                                    

Taehyung terdiam. Tentu saja dirinya sudah mengetahui terkait profesi Lisa didunia gelap. Hal itu yang membuat Taehyung takut untuk mempertemukan kekasihnya dengan Lisa. Ia takut pertemuan itu malah membahayakan kekasihnya. Namun kejadian beberapa waktu lalu membuat Taehyung mulai membuka matanya. 

"Monster kecil?" saut Taehyung sembari mendaratkan pantatnya dikursi dekat brankar. Ternyata pemuda itu dapat mendengar gumaman Lisa.

"Tapi melihat usahamu untuk melindungi kakakmu, aku jadi ingin mempertemukan kalian." ucap Taehyung jujur membuat Lisa menajamkan tatapannya. seharusnya dari awal dirinya langsung memutus kontak dengan pemuda itu jika tahu begini akhirnya.

"Aku bisa membunuh kekasihmu," ucap Lisa yang sontak mengundang gelak tawa Taehyung.

"Aku yakin kau tidak akan membiarkannya tergores," jawab Taehyung santai sembari kembali berkutik dengan tab kesayangannya.

Lisa kini memejamkan matanya. Sepertinya dirinya harus berterus terang pada Taehyung, "Kau benar.."

Kini Lisa menarik nafas dalam-dalam sebelum melanjutkan kalimatnya, "Aku memang tidak akan mencelakai kekasihmu dengan tanganku sendiri."

Taehyung kini mengalihkan atensinya pada Lisa. Sepertinya gadis itu akan melontarkan kalimat yang cukup serius.

"Tapi orang lain akan melakukannya."

Rosè terdiam sembari menatap lembar foto seorang pemuda dihadapannya. Dengan mata berapi-api, Rosè menatap tajam foto itu.

"Eunwoo.. Siapa kau?" gumam Rosè seolah berbicara dengan diri sendiri.

"Perlukah aku menyelidikimu juga?" tentu tak sulit bagi Rosè untuk menyelidiki Eunwoo. Apalagi pemuda itu berkewarganegaraan Korea. Tapi Rosè takut terlalu terlena dalam penyelidikan Eunwoo dan mengabaikan tujuan awalnya. Bagaimanapun Bogum adalah prioritasnya saat ini.

"Chaeyoung-ah, dimana kakak-kakakmu?", tanya Gongyo yang tiba-tiba muncul diambang pintu. Rosè yang menyadari kehadiran ayahnya, refleks langsung menyembunyikan foto Eunwoo dikantongnya.

"Jisoo unnie sedang membeli minuman dan Jennie unnie sedang mencari angin," Gongyo hanya mengangguk menanggapi jawaban putrinya.

"Chaeyoung-ah.."

"Hm?"

"Bekerjalah di salah satu perusahaan appa. Kau bahkan bisa mengurus firma hukum milik appa," Rosè kini membulatkan matanya. Seharusnya Rosè sadar dari awal jika ayahnya bukanlah orang biasa. Tentu tak sulit bagi pria paruh baya itu untuk  menemukan segalanya, termasuk penyebab penyekapan dirinya di gedung tua.

"Ini pekerjaan impianku.", jawab Rosè berusaha menetralkan suaranya.

"Bohong," kini Gongyo menatap putrinya dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Terdapat senyum kecut yang terukir disana.

"Impianmu adalah menjadi penyanyi, Chaeyoung-ah."

Deg

Kalimat Gongyo mampu menusuk hati Chaeyoung. Tentu apa yang dilontarkan Gongyo benar adanya. Bernyanyi adalah impian Chaeyoung sejak masa kanak-kanak. Namun gadis itu terpaksa mengubur mimpinya demi menemukan sang adik.

"Appa tidak tahu apa alasanmu memilih pekerjaan itu, tapi appa yakin kau punya alasan tersendiri.", gadis blonde itu hanya bisa terdiam mendengar penuturan ayahnya.

"Apapun alasanmu, appa disini. Appa siap mewujudkan semua alasanmu itu," kini Rosè menatap Gongyo dengan tatapan yang tidak sama seperti biasanya. Terdapat gurat kekecewaan disana.

Home?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang