49

1.8K 168 1
                                    

Hari ini Irene kembali mengunjungi Jennie. Namun berbeda dengan hari sebelumnya, kali ini ia berkunjung dengan Federic. Salah satu konglomerat yang merupakan sahabat Jennie dan Irene.

Awalnya Irene mengajak Jennie untuk bertemu diluar rumah sakit. Namun melihat mood Jennie yang sangat buruk, mereka berinisiatif untuk langsung membatalkan rencana awal mereka. Alhasil kini Federic tengah terduduk disalah satu kursi kafeteria sembari menikmati makanan rumah sakit yang cenderung hambar.

"Kau baru kembali ke Korea?" tanya Jennie membuka percakapan. Federic sontak langsung mengangguk.

"Aku tidak lama di Korea. Hanya untuk mengurus beberapa investor," jawab Federic santai sembari memotong steak yang ia beli dari kafeteria rumah sakit. Namun tak berselang lama, Federic sontak menghentikan aktivitasnya dan menatap Jennie serius.

"Kau terlihat sedang tidak baik-baik saja," ucap Federic yang hanya dibalas oleh senyum kikuk Jennie.

"Dia sedang menghadapi masalah yang sangat besar," jawab Irene menimpali pertanyaan sahabatnya. Federic hanya mengangguk tanpa berusaha mencari tahu. Ia tidak ingin mengusik privasi Jennie.

"Jennie, aku memiliki 1 rumah sakit. Namun sepertinya aku kewalahan dalam mengurusnya. Maukah kau mengambil alih?" tanya Federic yang mampu membuat Jennie dan Irene membulatkan mata mereka tidak percaya. Itu bukanlah keputusan kecil yang dapat langsung mereka iyakan.

"Mian, tapi fokusku saat ini bukan mengenai karier," tolak Jennie lembut. Federic sempat kecewa mendengar jawaban Jennie. Pasalnya pemuda itu sangat mengerti dengan kemampuan Jennie. Federic yakin jika Jennie dapat membawa rumah sakitnya menuju masa keemasan.

"Kau tidak lagi memikirkan tentang kariermu? Bagaimana dengan gelar professor yang kau idam-idamkan? Aku bisa membantumu untuk mendapatkannya jika kau mau membantuku," Jika boleh jujur, Jennie merasa kurang nyaman dengan pertanyaan yang dilontarkan Federic.

"Aku memiliki impian baru," Jennie menjawab dengan nada sendu. Hal itu membuat Irene cukup peka untuk menjadi penengah diantara mereka.

"Hey, makanan ini terlalu-"

"Apa itu? Aku mungkin bisa mengabulkannya," ucap Federic yang tidak peduli jika dirinya sudah memotong kalimat Irene.

Namun ditengah percakapan serius mereka, sorot mata Irene tidak sengaja menangkap kehadiran Lisa yang tengah  asik menatap kupu-kupu yang ada di taman. Posisi kafeteria dan taman yang tidak terlalu jauh membuat Irene dapat melihat Lisa dengan cukup jelas.

"Lisa?" gumam Irene sembari bangkit dari duduknya untuk menghampiri gadis itu. Lisa yang merasa namanya disebut sontak langsung mencari sumber suara tersebut. Namun kursi roda yang tengah ia gunakan cukup menghambatnya untuk melihat sosok yang memanggilnya.

Alangkah terkejutnya Lisa tatkala tiba-tiba merasa kursi dorongnya bergerak. Setelah melihat kebelakang, rupanya Irene kini tengah mendorong kursi rodanya menuju suatu tempat.

"Irene unnie?" tanya Lisa berusaha memastikan.

"Ikut aku sebentar, ne?" tanya Irene yang langsung mendapat anggukan dari Lisa.

Rupanya Irene membawanya menuju kafeteria. Namun hal yang membuat Lisa cukup terkejut adalah dengan kehadiran Jennie dan seorang pemuda yang tak ia kenal.

Home?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang