Jennie terduduk di bangku panjang taman rumah sakit sembari meringkuk. Sungguh hatinya sangat sakit melihat perubahan drastis sikap Lisa. Bahkan gadis itu terpaksa dibius agar berhenti memberontak. Sampai tiba-tiba sebuah selimut menyelimuti tubuhnya.
"Gwenchana," ucap Jisoo sembari merangkul pundak adiknya.
"Unnie, aku tidak bisa mengenalinya lagi..." Jennie berucap dengan suara bergetar. Sungguh rasa rindu Jennie pada adik bungsunya tidak sama sekali terobati. Pertemuannya dengan Lisa malah berakhir mengenaskan.
"Semua butuh waktu, Jennie-ya," ucap Jisoo berusaha menenangkan adiknya. Sebenarnya bukan hanya Jennie yang tersakiti dengan perubahan sikap Lisa, tapi Jisoo juga. Namun sebagai anak sulung, sebisa mungkin ia menyembunyikan kesedihannya.
"Apa dia membenci kita, unnie? Apa dia belum memaafkanku?" isak tangis Jennie pecah setelah menyelesaikan kalimatnya.
"Semua akan terungkap oleh waktu. Kita hanya perlu terus berada disampingnya."
■
Rosè menggenggam tangan Lisa yang kini sudah tergeletak karena efek bius. Dengan penuh kasih sayang, ia terus menciumi punggung tangan adiknya. Ini satu-satunya cara untuk menyalurkan rasa rindunya. Bahkan punggung tangan Lisa basah karena air matanya.
"Aku tidak akan membiarkanmu pergi dari hidupku lagi, Lisa-ya.." ujar Rosè dengan suara bergetar.
"Tapi kenapa kau berubah...?".gumam Rosè yang tak bisa menahan isak tangisnya.
"Lalice..? Kau mengubah namamu? Apa nama Lisa terlalu menyakitkan bagimu?" kini Rosè terus berucap seolah berbicara dengan dirinya sendiri. Tidak bisakah Lisa menyadari jika Rosè sangat menyayanginya melebihi nyawa Rosè sendiri?
■
Dongwook berjalan menuju pemakaman sahabatnya dengan langkah gontai. Tak ia sangka, dirinya akan kehilangan sahabat terdekatnya. walau Dongwook dan Jongki sering terlibat dalam pertikaian, namun mereka saling melindungi satu sama lain. Kepergian Jongki merupakan pukulan terbesar dihidup Dongwook.
Sampai dihadapan makam Jongki, ia langsung merangkul Yeji berusaha menenangkan wanita itu. Bagaimanapun pasti orang yang paling terpukul dalam situasi ini adalah Yeji.
"Ikhlaskan dia, Yeji-ah..." ujar Dongwook sembari mengusap punggung Yeji. Wanita itu terus tersedu sembari memeluk bingkai suaminya.
"Dia pergi terlalu cepat..." ucap Yeji disela isak tangisnya. Yeji tahu alasan dibalik kematian suaminya adalah untuk melindungi Lisa. Namun hal itu tak membuat Yeji membenci Lisa. Gadis itu yakin ini semua tentang takdir.
■
Kini Lisa terbangun dari tidurnya dengan nafas tercekal. Ia langsung melempar selimutnya dan mencabut infus ditangannya kasar. Jennie yang tengah tertidur di sofa sontak langsung terbangun karena tingkah aneh adiknya.
"Wae-geurae Lisa-ya?" tanya Jennie panik.
Kini Lisa menatap Jennie dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Tanpa bicara sepatah katapun, Lisa langsung beranjak dari brankarnya. Jennie yang melihat hal itu tentu langsung menahan adiknya dengan pelukan.
"Biarkan aku pergi kali ini... Jebal..." terdengar suara keputus asaan dalam kalimat Lisa. Hati Jennie bergetar mendengarnya. Saat tersadar dari tidur panjangnya, ia mendapatkan sinyal berupa getaran dari gelangnya. Sinyal yang memberikan pesan bahwa Jongki telah tiada.

KAMU SEDANG MEMBACA
Home?
FanfictionKim Lisa, perempuan berdarah bangsawan yang terpaksa kehilangan segalanya karena bakat yang ia miliki. Demi melindungi keluarganya, Lisa tumbuh menjadi manusia berhati dingin. Lisa rela melakukan apapun untuk mencapai tujuannya, bahkan dengan tumpah...