Pagi yang cerah Lisa gunakan untuk bertemu seseorang. Sedari kemarin, gadis itu sudah merencanakan bertemu dengan pria itu, namun kakak-kakaknya selalu membuntutinya.
"Kau kemari?" tanya Lisa datar sembari menatap Dongwook yang kini sudah ada disampingnya.
"Awalnya aku tak berniat kemari, tapi kakiku yang menuntunku," jawab Dongwook santai sembari menghirup patung rokok ditangannya.
"Lalu mengapa kau ingin bertemu?" tanya Lisa yang tak ingin terlalu banyak berbasa-basi. Ia terlalu malas hanya untuk sekedar mendengar kalimat-kalimat pembukaan yang tidak menyoroti topik inti.
"Kau tidak perlu khawatir saat ini," ucap Dongwook seolah meyakinkan Lisa akan sesuatu. Lisa yang tak mengerti maksud tersirat dari Dongwook hanya mengangkat salah satu alisnya.
"Semalam aku membunuh pria yang selalu membuntutimu. Sekarang kau bebas berekspresi dengan keluargamu," kalimat Dongwook mampu membuat Lisa menatap pria itu tak percaya. Apa ia tak salah dengar? Apa ini penebusan dosa yang Dongwook maksud? Sebenarnya Lisa memang sudah berencana untuk membunuh pria itu secepatnya. Namun Lisa tak kuasa melakukannya. Pasalnya pria itu tak benar-benar melakukan kesalahan padanya, pria itu hanya tak terima dengan kematian putranya.
"Mengapa kau melakukannya?" tanya Lisa yang masih enggan percaya dengan pernyataan Dongwook. Jika Dongwook jujur, maka beban pada diri Lisa tentu akan sangat berkurang.
"Untuk menebus dosaku karena pernah ikut campur dalam pembunuhan eommamu dan tentu saja untuk Jongki," ucapan Dongwook yang mampu mengembangkan sudut bibir Lisa. Pria itulah penyebab Lisa selalu bersikap dingin pada keluarganya. Namun kini hal yang ia khawatirkan sudah lenyap. Sungguh ingin rasanya ia mengucapkan seribu rasa terimakasih pada Dongwook.
"Sekarang kau bisa kembali menjadi Lisa yang dahulu," ucap Dongwook sembari mengacungkan jempolnya.
"Gomawo..." 1 kata yang hanya bisa ia lontarkan untuk Dongwook. Sungguh gadis itu sangat bingung harus bereaksi bagaimana. Yang pasti kehadiran Dongwook sangat meringankan beban-beban yang ada dihidupnya.
"Tapi ada hal yang harus kau waspadai," lanjut Dongwook ragu membuat senyum Lisa luntur sejenak.
"Apa itu?"
"Polisi," jawaban Dongwook mampu membuat Lisa menghembuskan nafasnya lega.
"Ayolah, polisi adalah makanan sehari-hariku," ucap Lisa remeh yang langsung mendapat tatapan berbeda dari Dongwook.
"Tapi kali ini situasinya berbeda," saut Dongwook yang sontak kembali menarik perhatian Lisa.
"Apa maksudmu?" tanya Lisa penasaran.
"Aniyo, lupakan saja."
■
Toko kue merupakan tujuan Lisa saat ini. Gadis itu selalu menepati janjinya, apapun itu. Termasuk salah satu hal yang tengah ia lakukan saat ini.
Namun setelah memarkirkan mobilnya, hujan turun dengan deras. Seolah melarang Lisa untuk melakukan apa yang ingin ia lakukan. Apalagi jarak antara tempat parkir dan toko kue lumayan jauh. Ditambah kecerobohannya dengan tidak membawa payung ataupun jas hujan. Tapi bukan Lisa jika tidak keras kepala. Dengan sedikit berlari ia menerobos derasnya hujan.
Dengan keadaan basah kuyup, ia mulai memasuki toko kue dan memilih kue yang ia mau, "Apakah aku bisa menambahkan tulisan diatasnya?"
"Tentu. Tapi mungkin ada biaya tambahan," ucap seorang pegawai yang sontak mendapat anggukan dari Lisa.
"Aku ingin menuliskan sesuatu diatasnya."
![](https://img.wattpad.com/cover/338646183-288-k223966.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Home?
FanficKim Lisa, perempuan berdarah bangsawan yang terpaksa kehilangan segalanya karena bakat yang ia miliki. Demi melindungi keluarganya, Lisa tumbuh menjadi manusia berhati dingin. Lisa rela melakukan apapun untuk mencapai tujuannya, bahkan dengan tumpah...