Rosè duduk dibangku meja kerjanya. Sudah lama ia tak mengunjungi tempat kerjanya sejak Lisa jatuh sakit. Kini ia kembali duduk dengan berkas-berkas dihadapannya. Namun kehadirannya di ruang kerja bukan tanpa alasan.
"Setiap orang yang Lalice bunuh, memiliki riwayat kejahatan yang lebih besar," ucap Rosè pada Jaehyun membuat pemuda itu menggeleng.
"Jadi kau membenarkan kejahatannya?" tanya Jaehyun sarkas membuat Rosè memijit pelipisnya yang mulai berdenyut.
"Kau bukan Chaeyoung yang kukenal. Chaeyoung yang kukenal akan menyelidiki tiap kasus seadil-adilnya," ucap Jaehyun yang terdengar kecewa. Namun sebenarnya Rosè tidak peduli dengan rasa kecewa Jaehyun. Yang terpenting adalah membersihkan nama adiknya.
"Detektif Rosè, ada yang ingin bertemu denganmu," ucap seorang paruh baya yang merupakan satpam.
Kini Rosè langsung pergi meninggalkan Jaehyun tanpa sepatah kata. Walau sebenarnya dalam lubuk hati Rosè yang terdalam, ia merasa tidak enak dengan rekan kerjanya itu.
Seorang pemuda kini berdiri di depan gerbang. Entah apa alasan pemuda itu tidak masuk kedalam, Rosè langsung menghampiri pemuda itu.
"Kau tahu tempat kerjaku?"
"Itu bukan hal yang penting untuk dibahas. Ada hal yang ingin kutanyakan," ucap Eunwoo membuat Rosè penasaran. Sepenting apa pertanyaan Eunwoo sampai-sampai pemuda itu menghampiri tempat kerjanya?
"Apa?" tanya Rosè tanpa berbasa-basi.
"Apakah kasus nona Lisa dibuka kembali?" tanya Eunwoo membuat Rosè sedikit terkejut. Eunwoo memang seorang mata-mata yang hebat. Hanya saja Rosè masih cukup terkejut Eunwoo bisa mendapat informasi yang masih disembunyikan ini.
"Ne, ada apa?" tanya Rosè membuat Eunwoo kini menatap gadis blonde itu dengan tatapan yang tak bisa diartikan.
"Kau.. Tidak berusaha menjerumuskan adikmu sendiri, bukan?" tanya Eunwoo penuh selidik membuat Rosè kini memejamkan matanya.
"Sangat sulit untuk menutup kasus ini," ucap Rosè membuat Eunwoo terdiam sejenak.
"Uang bisa melakukannya."
"Tidak semudah itu. Kasus ini cukup berat untuk ditutupi hanya dengan sekedar uang. Karena musuh-musuh Lisa juga menggunakan uang," ucap Rosè yang terdengar putus asa.
"Apa tidak ada jalan?" tanya Eunwoo yang ikut frustasi.
"Ada. Kita bisa menjadikan seseorang yang bersangkutan sebagai umpan. Sisanya mungkin bisa dihandle," Eunwoo menatap Rosè penuh tanya.
"Lalu, kenapa tidak menjalankan rencana itu? Pasti tidak berat bagimu untuk menemukan anak buah nona Lisa," Rosè memijit pelipisnya yang kembali berdenyut.
"Didunia ini idak ada yang mau dijadikan umpan, Eunwoo.. Bisa saja kita menangkapnya secara paksa. Namun orang itu bisa saja membeberkan segalanya," penjelasan Rosè membuat Eunwoo mendengus kesal. Ingin rasanya ia meninju seseorang saat ini juga.
"Kalau begitu... Jadikan aku umpannya..."
■
Jennie datang keruangan Lisa untuk berbicara empat mata. Awalnya Lisa ditemani oleh Jisoo, namun Jennie meminta Jisoo untuk memberikan ruang diantara mereka berdua.
"Anyeong," sapa Jennie yang hanya dibalas oleh anggukan Lisa. Sungguh hati Jennie merasa dicambuk melihat kondisi adiknya. Jennie sadar jika adiknya tengah merasa kesakitan. Namun untuk kali ini, ia tidak ingin menanyakannya. Jennie tidak ingin merusak suasana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home?
FanfictionKim Lisa, perempuan berdarah bangsawan yang terpaksa kehilangan segalanya karena bakat yang ia miliki. Demi melindungi keluarganya, Lisa tumbuh menjadi manusia berhati dingin. Lisa rela melakukan apapun untuk mencapai tujuannya, bahkan dengan tumpah...