11

2.6K 254 8
                                    

Tak terasa, kini Lisa sudah menginjakkan negeri Italia. Setelah mengambil kopernya, Lisa bergegas menaiki mobil mewah yang merupakan mobil milik Jongki.

"Lisa-ya, Yeji tidak mengetahui mengenai kedatanganmu. Aku sengaja menjadikan ini kejutan.", ucap Jongki yang hanya dibalas oleh anggukan Lisa. Entah apa yang direncanakan Jongki, Lisa sudah tidak peduli. Lisa sudah cukup tahu diri karena Jongki sudah mau repot-repot membantunya sejauh ini.

Sesampainya di mansion, bawahan Jongki diperintahkan untuk membawa barang bawaan Lisa. Biasanya orang-orang akan terkejut melihat kemewahan mansion Jongki, namun tidak bagi Lisa. Tentu saja karena mansion Gongyo tak kalah mewah dari milik Jongki.

"Yeobo!", pekik Yeji tatkala melihat suaminya untuk pertama kali setelah berbulan-bulan berpisah. Jongki memang sengaja untuk tidak memberitahukan mengenai kepulangannya pada istrinya. Ia sengaja menjadikan kepulangannya sebagai kejutan. Apalagi dirinya membawa Lisa saat ini.

Dengan penuh kasih sayang, Yeji memeluk tubuh Jongki. Membiarkan kehangatan menjalar pada tubuh suaminya. Namun kini Jongki membulatkan matanya sempurna tatkala merasa dadanya tiba-tiba basah. Apa istrinya menangis?

"Hyekyo... Hyekyo sudah tiada..", lirih Yeji yang mampu membuat Jongki membeku ditempatnya. Sungguh Yeji adalah wanita yang kuat. Ini adalah kali pertama Jongki melihat wanitanya menangis. Dari sini Jongki tahu bahwa Hyekyo merupakan sosok yang berharga bagi Yeji.

"Yeobo, ini adalah takdir. Kau harus mengikhlaskannya. Lihat siapa yang aku bawa.", ucap Jongki berusaha menghibur istrinya.

Mendengar penuturan suaminya, Yeji sontak mengalihkan perhatiannya pada sosok yang ingin suaminya tunjukan. Kini Yeji membulatkan matanya sempurna tatkala gadis cantik berponi tiba-tiba muncul dari belakang tubuh Jongki.

"LISA?!", Yeji tidak menyangka dengan apa yang ia lihat saat ini. Wanita itu menyayangi Lisa seperti dirinya menyayangi Hyekyo. Kedatangan Lisa dapat menjadi obat bagi Yeji. Dengan langkah cepat, Yeji langsung mendekap tubuh Lisa erat. Tidak membiarkan seorangpun melepas pelukannya.

"Lisa-ya, bogosipeo.", ucap Yeji yang terdengar sangat tulus ditelinga Lisa. Tapi bukannya bahagia, hati Lisa malah merasa sakit saat ini. Ia teringat dekapan hangat dari kakak-kakaknya. Dengan secepat mungkin, ia langsung menyeka air matanya.

"Gomawo.", 1 kata yang membuat dekapan Yeji terasa lebih erat. Setelah puas mendekap Lisa, Yeji beralih menengkup pipi gadis dihadapannya.

"Anggap ini rumah sendiri, eoh?", ucap Yeji yang langsung diangguki oleh Lisa.

"Yeobo, bagaimana kau bisa membawanya?", tanya Yeji yang lantas membuat Jongki sedikit kikuk.

"Aku akan menceritakannya lain kali. Bagaimana jika kita masuk terlebih dahulu? Aku yakin Lisa pasti lelah.", ucap Jongki yang syukurnya langsung mendapat persetujuan dari istrinya. Yejipun langsung merangkul pundak Lisa dan menuntun gadis itu ke dalam.

"Dia sangat menyayangi gadis itu.", gumam Jongki sembari menatap punggung Yeji dan Lisa yang semakin hilang dari pandangan.

"Jisoo-ya, apakah kau tau dimana Lisa?", tanya Gongyo yang menyadari keanehan dari anak bungsunya. Ini sudah satu minggu sejak Lisa tidak pulang ke mansion, dan ia merasa hanya Jisoo yang khawatir mengenai putri bungsunya. Awalnya ia mengira Lisa hanya butuh waktu sendiri. Itu alasan dirinya tidak berusaha mencari Lisa dan memilih fokus pada kasus Hyekyo. Namun semakin lama, perasaan khawatirnya semakin besar.

"Aniyo, appa. Aku sudah mencarinya sejak beberapa hari yang lalu, namun aku tidak menemukan petunjuk apapun.", jawab Jisoo yang mampu membuat Gongyo membulatkan matanya sempurna.

Home?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang