"Jadi darimana kita akan memulai?", tanya Jongki sembari menatap papan dengan foto pria berambut hitam yang tersangka sebagai pembunuh Hyekyo.
"Tidak bisakah kita langsung membunuhnya?", tanya Lisa yang langsung mendapat gelengan mantap dari Jongki.
"Bergerak tanpa rencana sama saja dengan bunuh diri.", jawab Jongki sembari menatap Lisa serius.
"Aku akan mengajarimu cara menyusun rencana.", lanjut Jongki sembari mengambil spidol 3 warna diatas meja. Dengan sangat cekatan dan teliti, Jongki menjelaskan rencananya secara rinci. Setelah selesai menjelaskan, Jongki kini membalikkan tubuhnya dan menatap Lisa intens.
"Apa kau mengerti?", tanya Jongki yang langsung mendapat anggukan dari Lisa. Pria itu cukup bersyukur karena rupanya Lisa adalah gadis yang cerdas. Tak sulit bagi Lisa untuk memahami penjelasannya.
"Aku tidak menyangka kau bisa menyusun rencana secerdik itu, ahjussi.", ucap Lisa sembari mengangkat jempolnya. Jongki yang melihat itu hanya bisa terkekeh ringan.
"Lisa-ya, minum susumu!", teriak Yeji sembari mencari keberadaan Lisa. Wanita itu merasa aneh, pasalnya ia sudah mengelilingi mansion, namun tak menemukan kehadiran gadis itu.
"Cepat minum susumu sebelum dia mengomel.", ujar Jongki dengan wajah sedikit panik. Lisa yang melihat respon Jongki hanya bisa terkekeh geli. Ia tak menyangka pria berperawakan tegas itu ternyata takut istri.
"Ne. Aku akan segera datang.", saut Lisa berusaha menanggapi panggilan Yeji. Lisa dan Jongki tengah berada di ruang bawah tanah saat Yeji mencari Lisa. Sebenarnya ruangan itu adalah ruang rahasia yang hanya diketahui oleh Jongki. Namun seiring berjalannya waktu, sepertinya itu akan menjadi markas milik Jongki dan Lisa.
Kini Jongki menatap punggung Lisa yang semakin hilang dari pandangan. Selanjutnya ia memutuskan untuk menuangkan segelas bir dan meneguknya.
"Arasseo, aku akan menjadikannya monster."
■
"Apa ada perkembangan?", tanya Gongyo pada bawahannya. Sebenarnya ia bisa saja melapor pada polisi. Namun sejak kejadian istrinya, ia tidak lagi percaya pada polisi. Polisi terlalu lamban dalam mencari tahu sesuatu.
"Nomorya sudah tidak aktif, tuan. Namun setelah kami melacaknya, terakhir kali digunakan di apartemen oaswood.", ucap bawahan Gongyo sembari memberikan daftar nomor telepon dan orang yang dihubungi Lisa.
"Dan setelah kami memeriksa CCTV, kami menemukan nona Chaeyoung sempat bercakap dengan nona Lisa.", lanjut bawahan Gongyo yang tentu saja menjadi tanda tanya bagi Gongyo.
"Apa yang mereka bicarakan?", tanya Gongyo yang dijawab oleh gelengan bawahannya.
"CCTV itu tidak dapat menangkap suara, tuan.", ucap bawahan Gongyo yang langsung mendapat anggukan dari pria 4 anak itu.
"Apa kau tidak mendapat informasi lain?", tanya Gongyo yang langsung mendapat gelengan dari bawahannya.
"Kami akan mencari tahu lebih dalam mengenai keberadaan nona Lisa dan segera melaporkannya.", Gongyo terduduk di kursi ruang kerjanya setelah mendengar penuturan bawahannya. Ia sangat ingin berteriak saat ini. Gongyo tidak ikhlas jika harus kehilangan putrinya setelah kehilangan istrinya. Mengapa dunia seperti sedang mempermainkannya.
"Apa kita bisa melacaknya jika dia berada diluar negeri?", saat ini Gongyo tengah memikirkan kemungkinan terburuk.
"Tentu sangat sulit, tuan.", jawab bawahannya dengan nada ragu. Jongki yang mendengar itu hanya bisa menghembuskan nafasnya berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home?
FanfictionKim Lisa, perempuan berdarah bangsawan yang terpaksa kehilangan segalanya karena bakat yang ia miliki. Demi melindungi keluarganya, Lisa tumbuh menjadi manusia berhati dingin. Lisa rela melakukan apapun untuk mencapai tujuannya, bahkan dengan tumpah...