32

2.1K 205 5
                                    

Lisa terdiam di apartemennya sembari menatap pantulan dirinya sendiri didepan kaca. Namun perhatiannya teralihkan tatkala tiba-tiba cairan merah pekat mengalir dari hidungnya. Lisa hanya membiarkan cairan itu terus menetes mengotori wastafel. Bukan Lisa tak menyadari perubahan pada tubuhnya, ia hanya berusaha mengabaikannya.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" gumam Lisa sembari menatap wajah pucatnya didepan kaca.

Sampai tiba-tiba sebuah dering telepon menyadarkan Lisa. Gadis itu langsung menghapus darah dihidungnya dan menyumbatnya dengan tissue.

"Ne?" tanya Lisa tepat setelah menjawab panggilan dari ponselnya.

"Ada seseorang yang mencari tahu tentangmu," ujar Siwon memberi informasi.

"Siapa?"

"Aku tidak tahu, tapi dia seorang pria yang berpenampilan seperti konglomerat," ucap Siwon sembari menatap pria itu yang kini terduduk di ruang tunggu. Seketika Lisa mengetahui siapa yang Siwon maksud. 

"Katakan saja aku sudah pergi ke luar negeri," ucap Lisa memberi perintah.

"Maaf tuan, nona Lisa sudah pergi ke luar megeri sejak beberapa saat yang lalu," ucap Siwon dengan nada sesopan mungkin.

"Bohong," saut Gongyo singkat sembari melipat kedua tangannya.

"Katakan sebelum aku menggunakan cara kasar," ancam Gongyo membuat Siwon kini memundurkan langkahmya dan mulai sedikit waspada.

"Sebelumnya anda siapa?" tanya Siwon berusaha memastikan. Sebenarnya siapa pria ini? Mengapa dia sangat ingin bertemu dengan Lisa? Siwon menduga pria ini adalah salah satu pesaing Lisa. Namun yang membuat Siwon bingung, dirinya tak pernah mengetahui informasi apapun mengenai pria ini. Jika memang benar dia adalah pesaing Lisa, pasti Siwon mengetahuinya.

Kini Gongyo mendekatkan bibirnya pada telinga Siwon, "Aku appanya, bodoh."

Jennie terduduk disalah satu bangku taman yang ada didekat hotelnya. Tentu saja ditemani oleh Taehyung. Pemuda itu sudah mendapati cerita Lisa dari Jennie. Entah Taehyung harus sedih atau bersyukur atas pertemuan itu. Pasalnya kalimat Lisa sungguh sangat mencurigakan ditelinganya. Kalimat yang menyatakan bahwa kehadirannya akan membahayakan kakak-kakaknya.

"Semestaku kembali hilang, Taehyung-ah," ujar Jennie sembari meremas pahanya. Taehyung kini mengusap punggung kekasihnya lembut.

"Jika ditakdirkan untuk kembali, maka dia pasti kembali," Jennie menatap kekasihnya penuh harap.

"Lantas bagaimana jika dia ditakdirkan untuk tidak kembali?" tanya Jennie dengan mata berkaca-kaca. Taehyung sontak langsung memeluk tubuh kekasihnya.

"Rencana Tuhan adalah yang terbaik," jawab Taehyung berusaha menenangkan kekasihnya. Namun kini sesuatu terlintas dalam fikiran Taehyung.


"Tapi orang lain akan melakukannya karenaku."

Taehyung memejamkan matanya sejenak tatkala kalimat Lisa terlintas dalam kepalanya.

"Bagaimana jika kehadirannya membahayakanmu?" tanya Taehyung ambigu membuat Jennie menatap kekasihnya penuh tanya.

"Apa yang kau maksud?" tanya Jennie bingung.

"Aniyo, lupakan saja," lanjut Taehyung yang merasa jika dirinya salah bicara.

"Aku akan memberikan nyawaku asal bisa terus bersamanya."

Home?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang