22

2.7K 241 10
                                    

Tangga darurat hotel merupakan tempat Jennie saat ini. Dengen sekuat tenaga ia membekap mulutnya agar isak tangisnya tidak terdengar. Berusaha menahan sesak yang menyelimuti dirinya.

Kini ia baru saja menerima fakta bahwa adiknya tengah dalam bahaya. Dan bodohnya, dirinya tak bisa melakukan apapun.

"Lisa-ya, maafkan kakak bodohmu ini.", gumam Jennie menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Tubuhnya bergetar hebat saat ini. Sampai tiba-tiba sebuah selimut menyelimuti dirinya.

"Akan ada saatnya Lisa kembali ke pelukanmu.", ucap Taehyung yang tiba-tiba berada disampingnya. Setelah keluar dari toilet, kekasihnya itu tidak sengaja mendengar isak tangis dari tangga darurat. Alangkah terkejutnya Taehyung saat mengetahui isak tangis itu bersumber dari kekasihnya sendiri.

"Jebal... Temukan adikku... Adikku dalam bahaya, Taehyung-ah..", lirih Jennie dengan suara bergetar. Taehyung yang mendengar kalimat Jennie kini beralih merengkuh tubuh kekasihnya.

"Aku berjanji akan mempertemukan kalian. Tapi semua butuh waktu..", kalimat Taehyung sedikit menenangkan Jennie. Walaupun gadis itu tidak tahu apakah kekasihnya serius dengan perkataannya.

"Bagaimana jika Lisa-"

"Dia pasti baik-baik saja. Aku menjaminnya.", Entah apa yang membuat kekasihnya seyakin ini, Jennie hanya bisa menenggelamkan wajahnya didada bidang kekasihnya. Membiarkan kemeja mahal itu basah karena ulahnya.

Pagi ini Rosè kembali ke gedung tua itu. Belajar dari kesalahan sebelumnya, ia pergi bersama beberapa bodyguard ayahnya yang berjaga didepan. Namun alangkah terkejut dirinya tatkala secara tidak sengaja kembali bertemu dengan Eunwoo, "Sedang apa kau disini?"

"Seharusnya aku yang bertanya.", saut Rosè sembari menatap heran pemuda dihadapannya.

"Kembalilah, disini berbahaya.", ucap Eunwoo sembari menarik tangan Rosè.

"Apa hakmu melarangku?", Eunwoo sudah menduga hal ini akan terjadi.

"Kau akan merepotkanku jika tertangkap lagi.", ucap Eunwoo sembari melipat tangannya. Padahal rencana awalnya adalah menyelidiki keberadaan Bogum dengan tenang, namun naasnya dirinya malah kembali bertemu dengan Rosè.

"Maka kau tidak perlu melindungiku.", jawab Rosè sembari mengerdilkan bahunya acuh. Gadis itu beralih memutari gedung sembari menghiraukan Eunwoo yang terus mengoceh dibelakangnya.

Lagi-lagi tangan Rosè dicekal membuat gadis itu terpaksa menghentikan langkahnya dan mengalihkan atensinya pada Eunwoo, "Tolong serahkan saja padaku. Akan kupastikan dia tidak akan bisa berbuat jahat lagi."

Rosè kini menatap Eunwoo dalam. Gadis itu menjadi sangat penasaran dengan profesi Eunwoo, "Apa yang akan kau lakukan padanya?"

Pertanyaan Rosè mampu membuat Eunwoo terdiam sejenak untuk berfikir. Ingin rasanya berkata jujur, namun hal itu dapat membahayakan dirinya sendiri.

"Yang pasti akan menguntungkanmu.", kini Rosè menatap Eunwoo dengan tatapan penuh selidik. Kedua tangannya dilipat dan kakinya bergerak mendekati Eunwoo. Pemuda itu refleks memundurkan langkahnya. Namun saat hendak kembali memundurkan langkahnya, punggungnya malah menyentuh tembok.

"Apa kau ingin membunuhnya?"

deg

Dengan jarak sedekat ini entah kenapa jantung Eunwoo berdetak tak karuan. Dirinya baru menyadari betapa cantiknya gadis blonde dihadapannya. Namun sebisa mungkin ia menetralkan ekspresinya.

"Bagaimana jika iya? Bagaimana jika tidak?", Rosè kini mendekatkan wajahnya pada wajah Eunwoo. Hal itu tentu membuat detak jantung pemuda itu makin tak karuan.

Home?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang