19. Aldric

1.4K 137 6
                                        

Aileen masuk ke dalam bandara sambil terus melihat sekitar dengan teliti, ia juga mencoba untuk menelpon Leva, walaupun tidak mau tersambung karena Leva mematikan HPnya.

"Papa sama mama bantu dong cariin Leva!"

"Iya ini lagi liatin kok" jawab mamanya.

"Yakin Leva belum berangkat?" Tanya papanya.

"Papa diem deh!" Aileen memberikan tatapan sinis pada papanya yang malah mengompor - ngomporinya

Aileen kembali sibuk melihat lihat ke sekeliling bandara, bahkan berjalan kesana kemari untuk mencari Leva, sementara mama papanya mencari tempat untuk duduk.

Dari jauh Aileen melihat leva dengan jaket bomber berwarna hitam bergambar elang dipunggungnya sambil membawa koper. Disana Leva dikelilingi bunda dan papa serta satu laki laki yang lebih pendek dari Leva. Persis seperti apa yang ada di mimpinya.

Aileen langsung berlari ke arah Leva dengan kencang dan menubruk badan Leva dari belakang.

Leva yang tak siap tiba tiba di tabrak hampir jatuh jika tidak ada Aldric di depannya. Ia memegang kedua lengan Leva agar tidak terjatuh.

"WOI! Yang bener aja lu kalo jalan! Leva mau jatuh tau ga lo?!"

hiks.. hiks..

"Leva jahat sama Aileen" cicitnya dipunggung Leva. Leva mengisyaratkan Aldric untuk diam dan tidak berbicra lagi. Sementara bunda dan papanya berjalan ke arah mama dan papa Aileen untuk bertemu dan berkenalan.

"Leva mau pergi? Leva ga sayang Aileen? Aileen minta maaf.. Aileen ga nakal lagi.. nanti Leva pukul aja pantat Aileen tapi jangan tinggalin Aileen"

"Dulu kayanya lo juga sempet bilang janji ga nakal lagi, terus sekarang apa? Bisa di percaya kata kata template google lo?"

"hiks! yang sekarang beneran! Hiks! Leva liat Aileen dulu! LO JAUH JAUH CEPET" Kata Aileen sambil memberikan tatapan permusuhan pada Aldric sambil memeluk pinggang Leva dengan erat.

"Biarin dia disini. Kenapa?" Aileen langsung mencubit pinggang Leva dengan keras.

"Akh! Baru tadi lo bilang ga nakal sekarang cubit gue? Lepas pelukan lo cepet."

"GAK MAUUU! HIKS! MAAF! AILEEN JANJI GA NAKAL LAGI"

"Udah berapa kali lo ngomong gitu? Aileen, gue mau ngomong sesuatu" kata Leva sambil membalikkan badannya hingga mereka berdua saling berhadapan.

Dengan cepat Aileen langsung membekap mulut Leva.

"Kalo buat bilang putus Aileen ga terima. Aileen bakal tutup mulut leva kaya gini terus." Leva menarik kedua tangan Aileen keatas dengan satu tangan dan mendiamkan tangan aileen seperti itu.

"Lo pendek, gue kasian pasti pegel" sarkas Aldric. Aileen tak menjawab, tapi ia memberikan tatapan sinis pada Aldric.

"Gue mau ngomong di-

"IH DIEM!" Aileen terus menggerak gerakkan tangannya yang digengam Leva dengan satu tangan diatas kepalanya dan membuat hoodienya terangkat hingga perutnya terlihat. Tapi tak ada perubahan, dan tak ada pengaruhnya. Genggaman Leva terlalu kuat.

"Diem dulu astaga" Leva yang gemas karena aileen tidak mau diam langsung menggendong aileen ala koala.

"Aileen perut lo keliatan tadi astaga. Aileen, gue ga mau badan lo diliat orang orang" bisik Leva di sebelah telinga Aileen.

Aileen yang digendong seperti itu tangisnya langsung terhenti diganti dengan senyuman lebarnya. Jangan lupakan kakinya yang mengayun karena terlalu senang.

"Gue mau bilang kalo dia-

Aileen kembali membekap mulut Leva dengan cepat.

"Aileen ga terima berita buruk dari Leva" Leva yang geram langsung memukul pantat Aileen, yang membuat Aileen langsung diam dan menyenderkan kepalanya pada dada Leva.

"Diem dulu dengerin. Dia adik gue namanya Aldric Myron."

Mendengar itu Aileen langsung menegakkan kepalanya sambil menatap Leva dan Aldric bergantian.

"TAPI KALIAN GA MIRIP! HUEEEEE! HIKS! AILEEN MALU!" Aileen langsung menangis sambil terisak dan menendang nendang angin dengan keras karena tidak terima dan merasa malu.

"Gue kesini buat jemput dia, dia baru dari Melbourne."

"Berarti Leva ga tinggalin Aileen? Berarti Leva ga punya pacar baru? Berarti Leva ga pergi? Berarti leva-"

"Berisik lo bocil" potong Aldric.

"IH LO SEWOT BANGET SAMA GUE!"

"DIH elo! Sama kakak gue baik baik ye lo! Sama gue kaya setan! Diem deh lo botol pocari mini!"

"HUWEEE! LEVAAA! AILEEN DIBILANG BOTOL POCARI MINI" kata Aileen lalu kembali memeluk badan Leva dengan erat.

"Bales dong Aileen, mau turun pukulin dia?" kekeh Leva.

Aileen menggelengkan kepalanya di dada Leva sambil mencengkram erat jaket yang Leva gunakan.

"Lo pasti belom mandi. Baju dalem lo aja masih piyama Doraemon"

"Yang penting Aileen tetep lucu. Ga kaya lo ga mandi keliatan kaya gembel" balas Aileen lalu ia menjulurkan lidahnya untuk meledek Aldric.

"Aish! Untung lo masih di gendong Leva, kalo engga udah gue cekik lo sampe mampus."

"Leva denger tu, Aileen mau di cekik Laron"

"MYRON ANJING BUKAN LARON"

"Sama aja!"

"Leva! Aldric! Ayo pulang dulu sekarang. Aldric mau bareng bunda atau Leva" Tanya bunda Leva

"Memang bunda mau kemana?" Tanya Aldric.

"Ini ternayta ada kerjaan sama perusahaan papanya Aileen, sekarang kita mau rapat dulu baru pulang" jawab bundanya.

"Aldric sama Leva aja kalo gitu" Aldric tau pasti akan sangat membosankan jika mengikuti bunda dan papanya, karena mereka akan fokus dengan pekerjaan.

"Ih! Laron sama Bunda, papa, mama, papa aja"

"Gue ga punya mama" kata Aldric sarkas.

"Mama Aileen maksudnya Aldric, bukan dia" kata Leva sambil menepuk punggung Aldric.

"Aileen ga boleh gitu, dia adik aku"

Akan Leva pastikan nanti ia akan menghukum Aileen berkali kali seperti cara Mama dan Papa Aileen walaupun Aileen menangis.

"Ayo kita pulang, itu bunda udah masak kaya lagi hari raya besar di rumah buat nyambut lo dateng rik" kata Leva sambil mengambil salah satu koper Aldric.

Leva berjalan sambil menggendong Aileen dan membawa satu koper Aldric, dan Aldric membawa satu backpack besar dan 2 koper di tangannya. Sementara Aileen? Ia sibuk memeluk dan menghirup aroma menenangkan dari parfum Leva di dadanya. Aileen semakin mengeratkan pelukannya saat Leva mulai berjalan kearah basemen.

"Dih lo di pangku?" Tanya Aldric saat melihat Leva masuk ke dalam mobil masih dengan Aileen di gendongannya.

Leva hanya menoleh dan tidak merespon setelah itu masuk ke dalam kursi stir. Begitu juga Aldric langsung masuk ke kursi belakang.

"Lo di pangku? Ga nyusahin lo?" Kata Aldric dengan wajah sinisnya.

Aileen merasakan sesak di dadanya karena perkataan Aldric yang menyakitkan.

"Kalo gue bisa gue ga mau nyusahin" kata Aileen lalu membuang muka kearah jendela mobil.

"Ga papa, lagian badan dia kecil gini, ga nyusahin kok rik" kata Leva sambil mengelus punggung Aileen lalu mengecup dahinya.

"Dih, kata gue lo jangan sampe tolol karna cinta ya"

PLAKKK!

Aileen melemparkan kotak tisu ke wajah Aldric hingga membuatnya terlihat kesal.

"Aldric, mulut lo kaya lambe turah. Mending lo diem" kata Aileen lalu kembali memeluk Leva. Leva hanya terkekeh melihat pertengkaran mereka sejak tadi.

MellifluousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang