"STTT!" Aileen tiba tiba saja membekap mulut Leva dengan kedua tangannya.
Karena dibekap tiba tiba, Leva dengan sengaja menggigit beberapa jari Aileen yang berada di depan mulutnya hingga Aileen meringis.
"Ih diem! Leva kalo ngomong bikin perut Aileen mules"
Aileen benar benar tidak bisa menyembunyikan perasaan senang berbunga bunganya. Perutnya terasa seperti ada ribuan kupu kupu yang berterbangan, jadi Aileen memperhalus kata katanya.
"stt tidur dulu" kata Leva sambil kembali menyenderkan kepala Aileen ke dadanya.
"Leva mau culik Aileen ya? Ini bukan jalan rumah Aileen. Terus Leva suruh suruh Aileen tidur"
"Iya mau gue culik, makanya tidur"
"Gapapa deh yang penting sama Leva terus" kata Aileen sambil cekikikan.
•───────•. ° ☾ .•───────•
Levana mengangkat Aileen dalam gendongannya dan berjalan masuk kedalam rumahnya. Ya, Aileen dibawa ke rumahnya, karena bundanya selalu menanyakan Aileen.
Merasakan pergerakan pada Leva, Aileen semakin mengeratkan pelukannya pada Leva.
"Bunda! Leva pulanggg"
"Heh! Anak siapa kamu gendong gitu Leva?!" Tanya bundanya sambil berbisik.
"Aileen bun"
"Oalah Aileen, astagaa kecil banget! Masih SMP dia? Lucu banget keliatannya kamu gendong jadi kecil" Leva tertawa pelan karena tidak ingin mengganggu Aileen.
"Dia kelas 11 bun"
"Oh, adik kelas kamu?"
"Iyaa"
"Dia keliatan kaya cape banget gitu ya, sampe lelep banget tidurnya, kamu bawa ke kamarmu sana, kasian bunda liatnya"
"Siap bundaa, memang abis tanding basket tadi jadi kecapean"
"Yaudah sana sana kalian istirahat dulu" Levana menganggukkan kepalanya lalu berjalan ke arah tangga menuju lantai 2 ke kamarnya.
Sampai di kamarnua Leva langsung menutup pintu kamarnya dan menidurkan badan Aileen di kasurnya lalu meninggalkannya untuk mandi.
Leva berjalan kearah lemarinya untuk mengambil handuk dan baju ganti, lalu masuk ke kamar mandi.
15 menit berlalu, Leva sudah selesai mandi dan sedang menggunakan pakaiannya. Tapi Leva mendengar Aileen yang menangis sambil berteriak histeris memanggil Leva dari kamarnya.
Untung saja kamarnya kedap suara karena dulunya ia suka menghidupkan lagu dengan sangat keras hingga bunda dan papanya terganggu. Lalu bunda dan papanya menyuruh Leva untuk memasang pengendap suara di kamarnya.
Leva cepat cepat memakai bajunya lalu berjalan keluar kamar mandi menghampiri Aileen.
"Iyaa sayangg" Jawab Leva sambil berjalan dari kamar mandi.
"hiks! Leva dimana?! Ini Aileen dimana?!"
"Here i am Aileen. Stt tenang tenang, ini di rumahku Aileen." Leva sebenarnya bingung kenapa Aileen sampai menangis histeris seperti saat ia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Sebenarnya trauma apa yang dialami Aileen?
"hiks! tinggal Aileen jangan" Aileen kembali menangis sambil berbicara dengan tidak benar dan berantakan, sama seperti saat leva mengemudikan mobilnya saat itu.
"Iyaa Aileen sayangg" kata Leva lalu mengangkat badan Aileen dan menggendongnya ala koala.
Ia mengajak Aileen berjalan ke arah balkon kamarnya, untuk menghirup udara luar. Leva membuka pintu kamarnya menuju balkon lalu mendudukkan dirinya diatas sofa kecil yang berada disana dengan Aileen dipangkuannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mellifluous
Roman pour Adolescents"Lebih mending gue pura pura ga liat lo terus lanjut bareng dia, atau gue nyamperin lo?" "Ih! Samperin Aileen lah!! Ga boleh sama yang lain! Leva punya Aileen!" "Emang gue mau?" •───────•. ° ☾ .•───────• "Rasanya nyaman... Aman... Aileen suka d...