"kemana dah tu dua bocah, nikah kali ya" kata diva dengan kesal sambil mengaduk es jeruk yang ia beli di kantin.
"Masa iya mereka nikah, alien masih seumuran gue" kata evans dengan wajah bingungnya
"Ya tapi Leva seumuran gue, mana tau alien dateng dateng bunting, apa Leva yang bunting ya"
"hush! Diva! Ga boleh ngomong gitu tau!" Tegur rave.
"Eh tapi kalo dipikir pikir kepikiran sih, masa Leva yang hamil? Kan Leva dominannya, tapi masa aileen hamil? Kan aileen cowo" Rave mulai ikut berpikir pihak mana yang seharusnya hamil jika Leva dan Aileen menikah.
"Bagi dong" Leva langsung menarik es jeruk Diva lalu mendudukkan dirinya di sebelah diva sementara Aileen duduk disampingnya
Diva yang sedang meminum es jeruknya langsung tersedak dan terbatuk keras.
"kok sekolah?" Tanya Rave polos
"Ini lo kok lehernya ada cupang?" Tanya Evans pada Aileen yang duduk di sebelahnya.
Aileen langsung terkejut dan membekap mulut evans karena takut yang lain salah paham.
"BUKAN! ih! Itu kejedot di meja dapur tau! Bukan cupang!" Kata Aileen dengan panik
"Ya mana gue tau, warnanya merah merah kek cupang gitu"
"Sini aku liat" Leva menurunkan kerah leher baju Aileen dan menekan sedikit memar tersebut hingga Aileen meringis.
"Leva bodo!" Kata Aileen dengan kesal.
"Aku tutupin hansaplast ya?" Tanpa menunggu jawaban Aileen, Leva mengambil dompetnya yang berisi hansaplast lalu memasangkannya pada memar leher Aileen.
"Leva sweet bangett.." kata rave lirih.
"Sama diva diapain lo emang?"
"Rave di cuekin terus tau! Diva ga kaya Leva! Udah pengertian, sweet, ga cuek, paket komplit. Tapi diva pelit padahal dia bawa kartunya"
"Wah parah Diva, gue kira dia ga kaya gitu, lo sama yang lain aja mending kata gue" Evans ikut mengompori Rave.
"Nanti Rave dimarahin kalo omongin cewek lain tau! Lain kali aja hehehe"
"Oh berarti kalian berdua sering ngomongin cewe cantik di belakang gue?" Tanya Diva.
"Soalnya Diva ga kaya Leva, Leva dommie idaman tau!"
"Gue ga?"
"Gak!"
"Ya udah kamu pacarin aja Leva, kenapa malah nerima aku?"
Kebalikan dari Leva dan Aileen, dimana biasanya Leva yang sering menggoda Aileen sampai ia menangis, tetapi pada Diva dan Rave, Rave lah yang sering menggoda Diva sampai Diva emosi.
"HEH! KOK PACAR AILEEN DIBAWA BAWA?! GAK! APA APAAN! CARI YANG LAIN AJA! ANSEL GALIH AJA DEH MENDING! JANGAN LEVA."
"IH! Kan masih pacar! Siapa tau putus, aku sih nungguin Leva" Kata Rave sambil cekikikan.
Berbeda dengan Diva yang sudah menatap Rave dengan emosi, sementara Aileen yang sedang memainkan jari jari Leva sambil menahan tangisannya.
"Udah udah rave, bercandanya jangan gitu. Liat Diva udah keluar tanduk, awas di terkam lo" kekeh Leva.
"Ekhem! Kalo ini sih gue ga ikut ikut ya.. Diva marah agak serem" kata Evans sambil meminum susu stroberi miliknya.
"Diva ga marah kan?" Tanya Rave dengan polos, jangan lupakan senyum manisnya yang terbentuk.
"Pulang sekolah, tunggu aku di kamarmu, Rave."
Tepat setelah Diva mengatakan hal tersebut, bel masuk kelas berbunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mellifluous
Fiksi Remaja"Lebih mending gue pura pura ga liat lo terus lanjut bareng dia, atau gue nyamperin lo?" "Ih! Samperin Aileen lah!! Ga boleh sama yang lain! Leva punya Aileen!" "Emang gue mau?" •───────•. ° ☾ .•───────• "Rasanya nyaman... Aman... Aileen suka d...