51. Masakan Aileen

529 71 9
                                        

Alarm Leva berbunyi dengan ribut, hingga membuat Leva menggeram kesal. Rasanya ia baru saja tidur 15 menit yang lalu. Kenapa pagi hari cepat sekali datang.

Leva melihat ke sekelilingnya, tidak ada siapapun.

Rasanya ia melihat Aileen datang menginap di rumahnya saat Leva sedang belajar di meja belajarnya dan Leva mengabaikan Aileen semalaman penuh.

Leva menggelengkan kepalanya, mungkin saja ia bermimpi karena ia sudah tak bertemu Aileen seharian kemarin. Kalaupun Aileen menginap tak mungkin Aileen bangun lebih pagi dari Leva.

Leva berjalan ke arah lemarinya lalu berjalan ke arah kamar mandi untuk bersiap pergi ke sekolah dan melakukan ujian hari keduanya.

15 menit telah berlalu, Leva keluar dari kamar mandi dengan baju kaos putih dan celana pendeknya yang berwarna hitam.

Ia terkejut melihat pakaiannya sudah terjejer rapi di atas kasur. Baju kemeja, rok, ikat pinggang, dasi tas, kaos kaki dan juga ada sepatunya di sebelah kasur.

"Tumbenan bunda nyiapin rapi gini, apa karna gue mau pindah ke Melbourne ya? Detik detik terakhir" kekeh Leva.

Leva berjalan ke arah meja riasnya dan menggunakan beberapa produk skincare yang ia gunakan, lalu Ia berjalan ke arah rak berisi hairdryer dan mulai mengeringkan rambutnya.

Setelah selesai mengeringkan rambutnya, Leva berjalan ke arah kasur dan menggunakan pakaian sekolahnya.

Selesai dengan pakaiannya, Leva langsung turun ke bawah untuk sarapan agar tidak terlambat ke sekolah.

Selama persiapan ujian ini bahkan Diva, Evans, Rave, dan Aileen merasa Leva malah menjadi lebih teladan dan tambah religius.

Sama seperti Leva, Diva juga sama, tapi perbedaannya Diva menjadi lebih taat beragama dan lebih berpasrah pada tuhan agar bisa ikhlas melihat hasil akhirnya.

Saat berjalan ke meja makan Leva terkejut, di meja makan sudah ada Aldric, bunda dan papanya, serta Aileen yang sedang meletakkan lauk dan nasi ke piring bunda dengan menggunakan apron berwarna hitam. Tumben sekali.

"Good morning Levaaa!" Sapa Aileen dengan wajah berbinar.

"Leva duduk sini cepet! Ini bunda ciumin bau makanannya aja udah enak, cepet sini!" Panggil Bunda Leva dengan heboh.

"Aduh bunda jangan gituu.. Aileen takutnya nanti cuma baunya aja yang enak rasanya engga.." Kata Aileen sambil menaruh lauk dan nasi di piring Leva.

"Gue bakal ketawa paling keras sih" kata Aldric, dan Aileen memberikan tatapan permusuhan pada Aldric.

"Its ok sayang" kata Leva lalu mengecup kening Aileen.

"Ayo! Kita doa bareng, terus kita sarapan, biar Leva ga telat ujian" kata papanya sambil mengambil sendok dan garpu.

Mereka mulai berdoa masing masing sebelum akhirnya mencicipi makanan yang telah dibuat Aileen. Aileen membuat 3 menu pagi ini, ia membuat Ikan goreng bumbu, sapi lada hitam, dan sup bayam.

"AILEEN!" Tiba tiba saja bunda Leva berteriak, membuat Aileen yang sudah membuka mulut untuk menyuap makannya, tiba tiba tak enak makan dan menelan ludahnya dengan takut.

Aileen menatap bunda Leva dengan takut takut, takut makanannya akan terasa kurang enak.

"Astaga.." Sekarang Papa Leva lah yang mengunyah sambil menggelengkan kepala.

Aileen lagi lagi menelan ludahnya dengan susah payah dan menatap ke arah papa Leva.

"Enak sayang" Kata Leva sambil tersenyum. Tapi tak membuat Aileen tenang.

MellifluousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang