31. Leva kesal

898 101 8
                                    

"kamar kita di lantai 9" Leva menekan tombol tutup pintu di dalam lift dengan tusuk gigi yang disediakan agar tidak langsung menyentuh tombol tombol tersebut.

"ih! Jauh banget"

"Malah disana bagus karna bisa liat sunrise sama sunset. Harga kamarnya beda di lantai sana"

"Oh ya? Kenapa ga di lantai paling atas?"

"Kamu mau di lantai paling atas? Biar nanti kamar itu dipake sama Tama"

"Tama? Yang anak sekretaris?"

"Iya"

"Eum... Liat besok aja deh! Kalo disana bagus ga jadi pindah" Leva hanya mengangguk pelan sebagai jawabannya.

"Leva"

"Ya?"

"Nanti jadi?" Tanya Aileen dengan wajah ambigunya.

"Jadi Ngapain?"

"Itu! Katanya mau cerita cerita?! Harus jadi. ga boleh engga"

"Iyaa Aileen sayaanggg, nanti kamu tanya apa yang mau kamu tau, aku bakal jawab. Aku bingung harus mulai dari mana soalnya"

"Eumm... Dari Leva kecil deh, sampe Leva besar"

"Semuanya?"

"Iyaa!"

"Siapin diri aja ya, janji juga buat ga tinggalin aku habis itu oke?"

"Harusnya Aileen yang bilang gitu.. Aileen malah lebih takut Leva tinggalin Aileen karna masa lalu Aileen.."

"Oke kita seimbang, kita berdua punya masa lalu yang jelek, dan kita saling janji buat ga ninggalin satu sama lain. Deal?" Leva menjulurkan tangan kanannya mengajak Aileen untuk berjabat tangan.

"Deal!" Aileen menjabat tangan Leva dengan pasti.

Keluar dari lift, Leva berjalan keluar lebih dulu mencari kamar yang akan mereka tempati untuk beberapa hari kedepan.

"Aileen mau langsung tidur atau mau makan?" Tanya Leva saat Aileen sedang duduk diatas kasur mereka.

"Leva kenapa pertanyaannya makan terus sih?! Nanti kalo Aileen gendut gimana?!"

"Ga gendut sayangg, montok."

"Idiihhh! Mesum aja pikirannya!"

"Emang aku mikir apa? Aku cuma bilang montok. Kamu yang mikir lebih Aileen"

"Leva mandi sana! Bau!" Aileen mengalihkan topik pembicaraan mereka agar Leva tak lagi membicarakan hal hal tersebut.

"Okey sayang"

Cup!

Leva berjalan mendekati Aileen dan mengecup pipinya. Setelah itu ia berjalan ke arah kopernya dan mengambil baju yang akan ia gunakan untuk tidur.

Leva berjalan ke arah kamar mandi setelah menemukan pakaian yang akan ia gunakan. Tapi sebelum pintu kamar mandinya tertutup, Leva tiba tiba kembali mengeluarkan kepalanya dan menoleh ke arah Aileen.

"Aileen! Siapin tissue yang banyak buat nanti" Leva mengedipkan sebelah matanya sambil tersenyum miring.

"Hah? Tissue? Buat?" Leva tak menjawab pertanyaan Aileen, ia langsung masuk kembali kedalam kamar mandi dan memulai ritual mandinya.

"Ish! Leva temenan sama siapa sih?! Kok mesum gitu?! Dulu leva ga mesum loh! Ish! Apa sih Leva! Aileen ga boleh diem aja! Leva harus Aileen hukum! Ga boleh mesum mesum. Belum sah tau! Mana masih kecil!"

Aileen terus mengoceh sambil mengeluarkan barang barang yang ada di dalam koper dan menatanya satu persatu di meja rias yang tersedia disana.

Aileen berjalan kesana kemari untuk menata barang barang yang ia bawa masih dengan ocehannya tentang Leva dan kecabulannya.

MellifluousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang