2. Taruhan?

2.7K 172 4
                                    

"Sttt gue jarit mulut lo sampe kecil ye. Kecilin suara lo!" Diva terkadang heran kenapa ia bisa memiliki teman dengan mulut toa masjid seperti Evans.

"Abisnya kalian ga ngajak gue ngomong"

"Iya ini sekarang lu udah di sini kan, kita dengerin ide Diva sama sama." Kata Levana.

"Jadi gini, kan Aileen tipenya cewe cewe ganteng. Bisa dibilang Levana termasuk salah satunya. Gimana kalo Leva deketin dia terus pas dia suka balik lo tinggal? Itung itung karma karna dia suka nyari masalah terutama sama gue. Tadi juga katanya lo mau nyoba jatuh cinta? Ya terserah lo si kalo akhirnya lo mau lanjut sama dia"

"Ide bagus. Sebenarnya gue akuin kalo muka Aileen itu cantik cuma ketutup sifatnya yang kaya alien."

"Taruhan gimana?" Kata Evans tiba tiba.

"Gue jadi saksi aja tapi hehehe" sambungnya.

"BOLEH! Gue kasi lo motor XSR gue kalo lo berhasil. Kalo lo kalah lo kasi lambo lo ke gue. Gimana?" Tanya Diva sambil mengulurkan tangan.

Levana tampak berpikir sejenak, lalu ia mengeluarkan senyumannya, setelah itu ia menjabat tangan Diva yang menandakan Leva setuju dengan tawaran Diva.

"Deal." Kata Diva dan Leva bersamaan.

"Gue dapet apa?" Yanya Evans.

" Ga dapet apa karna lo ga ikut taruhan" jawab Diva.

"kalo gitu gue ikuttt"

"Lo berani taruhan apa?" Tanya Leva

"Kalo lo berhasil, gue bakal stop minum susu sampe seterusnya. Tapi kalo ngga, lo beliin pabrik susunya buat gue"

"Oke. Gue kasian sama pacar lo dimasa depan harus beliin, buatin susu buat lo setiap hari"

"Suka suka gue dong! Ini gimana? Setuju gak?!"

"Setuju." Jawab Levana dengan mantap.

"Permisiii, ini soto ayamnyaaa" pemilik stand soto sambil menaruh satu persatu soto yang mereka pesan.

"Kita mulai dari besok. Gimana?" Tanya leva setelah pemilik stand tersebut pergi.

"Besok jadwal lo ekstra basket. Belva juga ikut basket, pasti Aileen besok ada di sana" kata Evans

"Nah cakep" sambung Diva.

•───────•. °  ☾  .•───────•

Suara decitan sepatu karena para anggota ekstrakurikuler basket yang sedang bermain terdengar ramai. Mereka semua berlatih dengan sangat serius karena nantinya akan ada lomba yang akan berlangsung.

"Oper woi!" Teriak salah satu anggota ekstrakurikuler basket. Leva langsung melempar bola basketnya ke arah orang tersebut. Sementara leva berjalan ke arah pinggir lapangan dan mencari minumnya.

Untungnya tempat minumnya ada di sebelah tempat Aileen duduk. Levana sengaja berjalan sambil menatap Aileen santai dan datar. Banyak yang mengatakan tatapan matanya benar benar tampan sekaligus cantik dan sangat dominan, siapa saja bisa terpikat oleh tatapannya. Jadi levana ingin membuktikan apakah kata kata itu benatr atau tidak.

Sekarang rambut Leva sedang berantakan dengan keringat yang bercucuran tetapi malah membuat Levana semakin terlihat keren, tampan dan dominan.

Tingginya 170cm, rambut di potong wolfcut sebahu dengan lehernya yang panjang, membuatnya terlihat seperti memiliki jakun dan menambah kesan seksinya. Matanya yang tajam dan hidung mancung, bibir yang tipis serta jangan lupakan bahunya yang lebar dan lengan yang sedikit berotot, baju kaos basah yang ia gunakan juga hampir membuat bentuk otot perutnya terlihat. Siapa yang tidak gila saat melihatnya latihan.

Levana bahkan sangat terkenal di dalam club basketnya, bahkan sekolah sekolah lain juga mengetahui keberadaannya dan mengakui kehebatannya saat bertanding.

Levana tetap berjalan lurus sambil menatap mata Aileen, walaupun ia terlihat tegas saat melangkah, sebenarnya Levana berdoa dalam hati semoga penampilannya tidak seperti tikus got yang lepek dan semoga aroma parfum berharga jutaan yang ia beli masih bisa tercium mengalahkan aroma keringatnya.

"Halo aileen" sapa Leva dengan seringai mematikannya, sambil mengambil air yang berada tepat di sebelah Aileen, ia sengaja mendekatkan badannya ke Aileen agar semakin membuatnya jatuh kedalam pesona Leva.

Aileen menelan ludah dan mematung saat Leva mendekatkan badannya ke arah Aileen dan menyapanya. Aileen terus menatap gerak gerik Leva tanpa melepaskan pandangannya, bahkan sampai Leva selesai main dan kembali ke dalam lapangan.

"Ganteng..." Lirih Aileen sambil menatap Leva.

"Siapa yang ganteng?" Tanya Belva yang tiba tiba berada di belakang badannya.

Ya, Belva baru datang, makanya tadi Leva berani melakukan hal tersebut.

"Ga ada. Ga jadi, aku cuma mau bawain air buat kamu" jawab Aileen singkat lalu kembali fokus melihat Leva bertanding.

"Semuanya kumpul dulu di sini!" Panggil pelatih ekstra basket yang mereka panggil Kadim, sebenarnya namanya adalah kak dimas. Tetapi agar lebih singkat maka mereka memanggil Kadim.

Dengan cepat para anggota pemain basket langsung mendekati Kadim dan duduk melingkar di dekatnya.

"dua minggu kedepan, akan ada tanding tingkat SMA. Kadim tau ini informasi sangat mendadak, Kadim juga kaget waktu dapet informasinya. Tapi ini pure dari kesalahan panitia penyelenggara lomba, karena katanya ada kesalahan yang membuat penyebaran infonya di tunda, tapi Kadim yakin kalian bakal menang di tanding kali ini. Kalau kalian menang kalian bakal lanjut ke lomba tingkat lanjutan sampai ke tingkat provinsi. gimana? Kalian siap?"

"Kenapa leva?" Tanya Kadim karena leva mengangkat tangannya.

"Kadim, gue ga ikut tanding kali ini, karna gue mau yang lain juga pernah ngerasain tanding dan ga cuma ngandelin gue doang"

"Kenapa gitu?"

"Karna gue udah terlalu sering turun tanding, gue mau kasi kesempatan buat anggota lain ikut tanding. Gue juga mau istirahat"

"Tapi kalo lo ga ada ya timnya jomplang"

"Makanya latihan. Gue bakal bantu kalian latihan tapi gue ga ikut tanding."

"Pemain inti kurang kalo lo ga ikut tanding" kata Belva.

"Bukanya alien lo sering menang tanding basket waktu smp? Kenapa ga lo ajak gabung? Gue mau dia ikut tanding kali ini"

"Hah? Beneran Aileen sering tanding basket? Tampangnya kurang meyakinkan." Tanya yoga, salah satu anggota inti pemain basket di timnya

"Ga mungkin gue ngasi orang jelek ke tim gue, lo buktiin aja sendiri. gue udah cari tau anggota pengganti dari lama, emang banyak di sekolah ini mantan atlit aktif basket waktu smp, tapi ga ada yang sesering alien menangin tanding"

"Gue percaya ketua kalian ga mungkin kasi anggota jelek ke kalian" kata Kadim yang setuju dan percaya dengan perkataan Leva.

"Belva. Tugas lo sekarang buat bujuk Aileen buat masuk tim. Keputusan gue udah fix, gue ga bakal turun tanding kali ini." Kata Leva.

Levana disini bebas memerintah siapapun, karena ia ketua ekstrakurikuler tersebut. Sekarang mereka sedang berada di ekstrakurikuler bukan di jam sekolah, yang berarti Belva tak bisa memainkan jabatannya.

"Kalo dia ga mau, gue yang bakal ngobrol bareng Alien"

"Ok, gue bakal omongin hal ini ke Aileen" kata Belva, ia juga tak ingin timnya jomplang karena tidak ada Leva.

"Sip, terus apa lagi yang mau kalian omongin?" Tanya Kadim.

MellifluousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang