6. Sedih

1.7K 141 4
                                    

PLAK!

"Anjing lo Va bisa bisanya langsung kepincut anak orang sama lu." kata Evans tak berdosa setelah memukul punggungnya dengan keras. Untung saja Leva tidak tersedak bumbu siomay.

"Serius deh gue syok banget liat foto yang lu kirim kemarin." Lanjut Diva lalu mereka berdua duduk di kursi kosong yang berada disebelah Leva.

"Anjing, pelet Jericho emang ga main main sekali liat langsung dapet" lanjut Evans, sementara Leva tetap diem dan menyantap makanannya dengan santai.

"Terus sekarang dia dimana?" Tanya Diva.

"Gue suruh dia pura pura ga kenal sama gue" jawab Leva santai.

"Lah kenapa?" Diva benar benar heran. Apa lagi ide cemerlang yang akan dilakukan Leva setelah kemarin tiba tiba dia sudah tidur bersama dengan Aileen.

"Karna dia baru putus 2 hari yang lalu. Kasian nanti dibilang sasimo" kekeh Leva.

"Anjingggg, mereka udah putus?" Tanya Evans

"Setau gue mereka adem ayem bucin tolol" lanjut Diva, dan di iyakan oleh Evans.

"Karna terlalu ngekang, dan terlalu obses katanya, jadi Alien mutusin dia"

"Levana"

Levana langsung menoleh ke sumber suara karena merasa ada yang memanggilnya.

"Eh Alien. Ngapain lu kesini?" Tanya Evans sewot.

"Apa?" Tanya Leva singkat. Sebenarnya Leva melihat raut sedih Aileen saat ia bertanya dengan sangat singkat.

"Nih." Aileen menaruh paper bag berwarna coklat di meja makan mereka dengan sedikit keras hingga meja yang berada di sebelah mereka menoleh. Lalu setelah itu Aileen langsung pergi meninggalkan kantin.

"Apaan tuh?" Tanya Diva lalu mengambil paper bag pemberian Aileen.

"Woi alien!" Panggil Leva dengan sedikit keras dan Aileen menoleh.

"Pulang sekolah langsung latihan di lapangan basket sekolah. Ga usah kabur" kata Leva dengan suara agak keras. Aileen tak menjawabnya tapi melanjutkan langkahnya dengan menghentakkan kaki.

"See, sebenarnya dia gemes cuma ketutup sama topeng yang dia buat untuk tameng diri sendiri" kata Leva

"Maksud lo? Sifat jeleknya dia selama ini palsu?" Tanya Diva.

"Iya, dia juga sengaja nyari pacar yang termasuk orang penting sekolah buat ngamanin diri" kata Leva santai.

"Anjirr, gue kira emang asli sifatnya dia gitu" kata Evans dengan ekspresi tak percaya.

"Sifat aslinya dia? Manja, cengeng, pikirannya gampang di Tebak. Kemarin asal kalian tau, foto yang gue kirim, diposisi itu dia ga bergerak sama sekali dari awal tidur sampe bangun tidur. Dari caffee dia gue gendong, di mobil dia duduk di pangkuan gue terus di rumahnya dia depan mama papa dia, dia mau digendong dan ga mau turun. Waktu dia ga liat gue di dalem kamarnya dia, dia langsung nangis keras sampe gema satu rumah, terus papanya kaget, lari ke lantai satu sampe kepleset di tangga. Dan kalian tau? Dia malah marah sama papanya karena gue bantuin papanya bangun di tangga. Orang tuanya? Biasa aja. Malah setuju dan ngedukung bahkan nyuruh gue nikah sama dia"

"ANJING" Teriak Evans saking kagetnya, Diva juga kaget dan tak percaya hingga ia menggebrak meja makan mereka.

BRAAKK

"Ditauin mama papanya?" Tanya Evans.

"Di suruh nikah?" Tanya Diva. Mereka berbicara berbicara bersamaan saking kagetnya.

"Iya, di depan mama papanya dia gue gendong, dan dia ga mau turun. Ternyata juga mama papanya itu malesub femdom, jadi gue ga heran kalo alien malesub. Gue lebih takut sama mamanya ketimbang papanya, karna mamanya lebih dominan dan kadang keluarin aura mencekam"

MellifluousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang