"Aileen" panggil Leva, tapi Aileen tak kunjung bangun dari tidurnya.
"Aileen bangun dulu makan" kata Leva dengan lembut untuk membangunkan Aileen yang masih tertidur diatas badannya.
Sepertinya kasur dengan harga ratusan juta pun tak akan bermakna bagi Aileen jika ia masih bisa tidur diatas badan leva.
"eung.. tidur.." gumam Aileen.
"Iya nanti lagi tidurnya, sekarang makan dulu ya?"
"ga laper.."
"Makan dulu Aileen" Leva mencoba menepuk nepuk pipi Aileen untuk membangunkannya.
Aileen membuka sedikit matanya hanya sebentar, lalu kembali memejamkan matanya.
Leva yang kesal Aileen tak mau bangun langsung mendudukkan Aileen di perutnya. Dan leva langsung menyandarkan dirinya di kepala kasur agar Aileen tidak bisa merebahkan badannya.
Aileen menatap leva dengan mengerutkan alisnya tak terima karena jam tidurnya diganggu.
"Aileen kenapa?" Tanya leva sambil mengelus pipi Aileen, lalu merapikan rambut Aileen dengan tangannya.
"Leva ganggu tidur Aileen."
"Iya tapi kamu harus makan sekarang Aileen, aku juga perlu minum obat kan?"
Aileen membuka kedua matanya lebar, ia lupa Leva harus meminum obat. Dengan cepat Aileen langsung turun dari kasur dan menarik narik tangan leva agar segera bangun dari kasurnya.
"Udah telat satu jam! Cepet turun ayo makan!" Kata Aileen dengan nada panik.
Leva dengan sengaja hanya diam dan memperhatikan Aileen, karena tarikan Aileen tak berasa apa.
"Ayo minum obat! Bangun ishh!"
"Kalo aku mau minum obat dapet apa?"
"Ih! Bangun! Minum obat duluuu!"
"Iya aku dapet apa kalo mau minum obat?"
"Ihhh! Nanti Aileen kiss!"
"Kalo kiss cuma sekali aku gamau" kata Leva sambil melihat ke arah lain.
"Ihhh! Nanti Aileen bakal kiss Leva terus"
"Kapan aja?"
"Setiap Leva mau kiss!"
"Janji?" Tanya leva sambil mengeluarkan kelingkingnya.
"IYAAA! AYO MINUM OBAT DULUU!" Leva tertawa melihat Aileen yang frustasi hingga berteriak kencang.
"Iya iya ayo" Leva bangun dari tempatnya dan berjalan mengikuti Aileen yang berjalan di depannya.
Keluar dari kamar Aileen, Leva menutup kembali kamar Aileen. Setelah itu ia memeluk Aileen dari belakang sambil mengikuti langkah Aileen.
"Susah jalan tau gak?! Lepasin!" Aileen memukul mukul tangan Leva yang melingkar di perutnya.
"Aileen tambah pendek" kata Leva karena ia harus sedikit menunduk untuk memeluk Aileen.
"Ih diem! Leva aja yang ketinggian!"
"Aku cuma 177 Aileen, astagaaa"
"YA KAMU 177! AKU 168 DIEM IHH!" Leva hanya terkekeh mendengar omelan Aileen. Setelah itu melepaskan pelukannya pada Aileen.
"Ih ga di peluk lagi?" Tanya Aileen sambil menoleh ke arah leva.
Leva merentangkan kedua tangannya, memberi kode agar Aileen masuk ke dalam pelukannya.
Aileen langsung tersenyum dan memeluk tubuh Leva. Leva mengangkat badan Aileen, dan menggendongnya ala koala, lalu lanjut berjalan menuju ruang makan.
"Leva ga sakit? Tadi badan leva Aileen pukul keras keras, Aileen banyak pukul Leva" kata Aileen dengan suara sendu dan kepalanya berseder di dada Leva.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mellifluous
Fiksyen Remaja"Lebih mending gue pura pura ga liat lo terus lanjut bareng dia, atau gue nyamperin lo?" "Ih! Samperin Aileen lah!! Ga boleh sama yang lain! Leva punya Aileen!" "Emang gue mau?" •───────•. ° ☾ .•───────• "Rasanya nyaman... Aman... Aileen suka d...