Cklek!
Aileen berusaha untuk membuka pintu kamar mandi dengan perlahan karena masih merasa takut dengan Leva yang sedang marah.
Aileen berjalan ke arah kasur mereka dan menghampiri Leva yang memunggungi Aileen.
"Ish! Aileen ditinggal tidur?! Ish! Katanya mau cerita terita!" Aileen menghentakkan kakinya dan berjalan ke arah meja rias. Ia harus tetap menggunakan skincare dan body carenya walaupun sedang dongkol.
"Harusnya Aileen ga usa mandi aja!"
"Biarin aja Leva cium Aileen bau!"
"Aileen harusnya hukum leva tau!"
Aileen terus bergumam sambil menggunakan semua step skincare dan body care miliknya. Setelah selesai menggunakan semua produk tersebut, Aileen membalikkan badannya melihat ke arah Leva yang sedang tertidur memunggunginya.
"Eh tapi.. Leva kecapean ga sih? Soalnya dari pulang sekolah harus ajak Aileen jalan jalan, keliling mall, keliling Painting World terus harus setir mobil" ia berkata dengan nada sendunya.
"terus tangannya Aileen pelukin selama di pesawat. Apa Leva kecapean ya?"
"Eh tapi kan.. Aileen juga sekolah! Aileen juga keliling mall! Aileen juga keliling Painting World! Sama kok kaya Leva!" Aileen tiba tiba saja berbicara dengan nada kesal.
Ia berjalan sambil menghentakkan kakinya mendekati Leva yang sedang tertidur. Ia naik ke atas kasur dan merebahkan dirinya tepat di samping Leva.
Padahal kasur yang tersedia ukuran king size, dan Leva tidur hampir di pinggir kasur. Tapi Aileen malah tidur berdempetan dengan Leva walaupun di sebelahnya masih tersisa banyak tempat.
Aileen menoleh ke arah Leva yang membuatnya benar benar kaget. Leva sedang menatapnya dengan tatapan datarnya.
"Udah selesai marah marah?"
"U-udah.."
"Sekarang Aileen mau dengerin cerita aku atau lanjut marah marah lagi? Atau mau tidur? Jam 10an nanti Tama sampe di sini" Aileen melihat ke sekeliling kamar untuk mencari cari letak jam dinding yang ada.
"Jam 4 pagi?! Cepet banget?!"
"Aileen mau tidur dulu apa cerita cerita sekarang? Jadwal tempat yang harus kita datengin udah di atur sama Tama, kita udah ada jadwal sama dia."
"Kalo tidur.. gapapa kan? Nanti takutnya kecapean... Ceritanya nanti malem aja!"
"Oke" Leva bangun dari tidurnya dan tiba tiba saja Leva mengukung Aileen. Kedua lengan Leva yang digunakan untuk menopang tubuh berada di sebelah kepala Aileen.
Wajah mereka berjarak benar benar dekat, bahkan tak sampai satu jengkal. Leva menatap Aileen dalam. Sementara Aileen menatap Leva dengan gugup.
Jantung Aileen benar benar berdegup dengan kencang. Yang ada di pikiran Aileen sekarang adalah, Ia belum siap diperkosa.
Tangan kanan Leva bergerak untuk menyingkirkan rambut rambut yang menutupi wajah Aileen dan..
Cup!
Leva mengecup bibir Aileen.
Setelah itu ia menindih badan Aileen dan memposisikan dirinya dengan nyaman menggunakan dada Aileen sebagai bantalannya. Sementara tangannya melingkar di pinggang Aileen dengan erat.
"Have a nice dream darl." Kata leva dengan nada rendah dan suara seraknya karena sedang mengantuk
Sementara Aileen? Ia sedang diam dengan gugup karena tiba tiba saja Leva seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mellifluous
Novela Juvenil"Lebih mending gue pura pura ga liat lo terus lanjut bareng dia, atau gue nyamperin lo?" "Ih! Samperin Aileen lah!! Ga boleh sama yang lain! Leva punya Aileen!" "Emang gue mau?" •───────•. ° ☾ .•───────• "Rasanya nyaman... Aman... Aileen suka d...