Dear 6

21.5K 1.2K 29
                                    

"Lucu banget mukanya dokter rena pas papasan sama dokter ares tadi, eh dokter aresnya cuma nyengir aja"

Kekeh meta saat selesai membuka pembicaraan mengenai sejawat mereka bernama dokter renata yang tak lain adalah mantan kekasih ares.

"Ya lagian dokter ares kenapa sih, dokter rena kan cakep tuh, baik, pinter lagi, kenapa di lempengin aja" jawab arga yang bergabung dengan meja yang sama dimana ada mona dan dea juga disana.

Sebenarnya tadi hanya dea dan mona yang memiliki janji , tapi berhubung dokter meta dan arga yang juga sedang ingin mencoba restoran baru yang dea dan mona tuju alhasil keduanya pun mengajak mereka untuk bergabung bersama, lagpula mona juga butuh teman baru tidak terus menerus mengintilin dea kan.

"Dokter ares kan gitu sih, semua cewek di baikin, tapi giliran di tagih cinta puyeng sendiri kaya yang udah-udah"

"Tiga bulan ganti-tiga bulan ganti, sampai pusing dengernya dari suster yang bantuin dokter ares, mereka selalu di teror para mantan pacar dokter ares katanya." Lanjut arga berceloteh

Diam-diam mona mendengarkan pembicaraan para biang gosip di runah sakit itu. Arga memang laki-laki, tapi urusan gosip dia yang nomor satu.

Okay, berarti dokter ares ini sebentuk laki-laki playboy yang sadar akan ketampanan yang dia miliki, apa kata mereka tadi ? Semua cewek di baikin ? Oh tidak, hampir saja mona merasa tersanjung akan bantuan yang dokter ares lakukan kepadanya kemarin minggu dan sepertinya cerita hari itu tidak boleh sampai di telinga siapapun atau mona akan menjadi bahan gosip selanjutnya, ogah.

Mulai sekarang mona akan membatasi diri perihal dokter ares, apapun yang akan dokter ares lakukan pada mona nanti, semua itu adalah bentuk pertemanan , kenalan atau apalah yang jelas mona tidak akan membuka hati untuk laki-laki tebar pesona seperti dokter ares itu.

"Namanya juga ganteng, bebaslah" ucap dea menimpali sembari melirik mona yang tak bergeming dan memilih untuk fokus pada coto makasar yang ada di mangkuknya.

***

Mona berjalan mengelilingi sebuah supermarket yang menjual berbagai macam kebutuhan rumah tangga dan sayu mayur, kebetulan meskipun mona sama sekali tidak bisa memasak, tapi apa salahnya kan jika dia menyetok bahan - bahan makanan yang sekiranya gampang untuk di masak seperti spageti beserta printilan perbumbuannya untuk membuat saus nya, telor kalai kepepet gak bisa sarapan, dan bahan pembuat pancake yang asli semua itu sangat mudah dilakukan.

Mona menghentikan troli ya di salah satu spot khusus buah - buahan, sepertinya stok buah di kulkas juga habis dan mona berencana untuk mengisinya kembali, namun tiba-tiba saja netranya terhenti pada sosok laki-laki yang baru saja keluar dari sebuah toko perhiasan bersama seoramg perempuan disampingnya yang tak salah mona kenali adalah dokter ares dan dokter meta ? Oh ya ampun, jadi dokter meta juga line pemuja dokter ares ternyata.

Gila, pantas saja dokter ares memiliki banyak fans , lawong baiknya gak cuma sampai di mulut tapi di bawa ke toko perhiasan brgitu, siapa yang dengkulnya tidak lemas.

Mona tertawa getir sembari menggeleng-gelengkan kepalanya, semua perempuan sama saja jika berhubungan dengan laki-laki tampan dan tajir seperti dokter ares, dan mona tidak menampik kenyataan itu, karena mona juga pasti mencari calon suami yang mapan tampan dan berduit se dipan.

Tak memperdulikan keberadaan kedua orang itu, mona kembali melanjutkan belanjanya setelah memasukan beberapa plastik buah-buahan yang dipilihnya untuk di timbang.

"Mon"

Dengan gerak cepar mona menoleh ke arah sumber suara, dahinya mengkerut saat mendapati seorang laki-laki yang sedari tadi berputar dipikirannya kini benar-benar berada di hadapannya. Tapi, dimana dokter meta?

Dear tomorrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang