Dear 10

18.9K 968 4
                                    

Ares itu seperti pria mati rasa dengan perempuan namun selalu menerima jika ada sosok line pemuja dokter ares mengajaknya -mencoba- sebuah hubungan, entah apakah memang ares malas untuk menolak atau apa, yasmin juga tidak tau.

adik perempuan ares itu terus saja mengeluhkan perilaku kakaknya yang terlalu baik kepada setiap perempuan yang ditemuinya, membuat mereka menaruh harapan lebih yang berakibat membuat ares sendiri kesusahan.

"asalamualaikum"

"waalaikum salam, masuk mon" teriak tante yuli dari arah dapur mempersilahkan tamu undangannya itu untuk masuk.

sejak awal kedatangan mona, yuli jadi lebih sering mengundang anak dari teman sahabat suaminya itu untuk datang berkunjung ke rumahnya, entah hanya sekedar untuk makan bersama, belanja bersama atau hal lainnya seperti yang sering yasmin lakukan, karena mereka sudah menganggap mona sebagai keluarga mereka sendiri.

"Mona baru pulang ya? mas ares nggak bareng mon?"

"iyah nih tant, maaf telat. tadi mas ares bilang mau nyusul masih ada pasien tant?" mona meletakkan tas bahunya di salah satu sofa ruang tengah yang tak bersekat dengan dapur dimana yuli saat ini berada.

"yasudah kamu cuci tangan dulu, ini bentar lagi selesai" teriaknya lagi 

"halo mbak mona yang cantik"

"ih mbak suti bisa aja deh" mona menoel pinggang suti, asisten rumah tangga di kediaman dwipangga yang sedang sibuk membantu majikannya menyiapkan makan malam mereka.

"aduh,"

mona memeletkan lidahnya jail saat mbak suti menggelinjing kegelian karena ulah mona, tak hanya keluarga dwipangga saja yang akrab dengannya bahkan mbak suti pun ikut akrab dengannya karena saking seringnya mona datang atas undangan tante yuli pun yasmin.

"yasmin belum pulang tante ?" mona mencium pipi tante yuli dari sampung sesaat setelah membersihkan tangannya seperti yang biasa anak-anak dirumah itu lakukan.

"belum sayang, tadi katanya suruh ninggal aja makanya tante kesel banget. udah tau lagi mau makan melem bareng anak itu selalu aja ngilang" omelnya sembari tangannya terus mengaduk sayur nangka yang dibuatnya.

"woah, harum banget tante, ini sayur nangka ya?"

yuli mengangguk, mengiyakan "iya sayang, katanya kamu suka masakan padang ya?" 

mona mengangguk mantap, "kok tante tau?" 

"tau dong, mas ares yang ngasih tau. katanya mona sering jajan nasi padang di depan rumah sakit kan"

mona kembali mengangguk, "tukang ngadu nih mas ares"

"ya nggak papa dong mon, kan jadi tante tau apa kesukaan kamu"

mona tersenyum merasa terharu, membuat mona seperti memiliki seorang ibu yang menyayanginya. "makasih banyak ya tante" ucapnya sungguh-sungguh dengan mata yang berkedip-kedip cukup menggemaskan.

"iya sayang, dah sana kamu duduk dulu tante siapin ini dulu" yuli mengusap lengan mona yang masih berdiri di sisinya kemudian menyiapkan piring saji untuk menyajikan masakannya.

"sini mona bantu tant" mona melipat lengan bajunya kemudian membantu mengangkat piring saji yang sudah terisi dengan masakan untuk dihidangkan diatas meja.

sati demi satu piring-piring itu mona tata dengan rapi membuat matanya berkilat penuh gairah, lapar rasanya.

mona memandangi satu persatu menu yang sudah tersaji diatas meja seperti goreng krispy ayam, rebus daun singkong, rendang, gulai kepala ikan, ikan asam padeh, sayur nangka, paru goreng dan masih banyak lagi.

Dear tomorrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang