Dear 42

14.7K 642 17
                                    

"Mas ares geseran dikit bisa enggak ? Berat loh ini!" Protes mona karena sejak tadi ares hanya bergelung di dalam selimut menindih sebelah tubuh mona.

"Nggak bisa, enak begini" gumam ares memper erat pelukannya

"Seriusan ih mas, berat tau nggak!" Mona berusaha menyingkirkan tubuh ares dan menggeser tubuhnya sendiri kesamping agar laki-laki itu tidak menempelinya terus.

"Dingin, mon" ucap ares menja hendak menarik lengan mona untuk mendekat. Ia benar-benar tidak ingin berjauhan dengan mona.

"Kalau dingin ya pakai baju dong mas, dari tadi disuruh pakai baju ngeyel banget sih"

"Enakan nempelin kamu, sini deh mon" tangan ares menarik selumut mona, membuat mona memutar bola matanya malas.

"Mandi sana, udah siang ini. Bentar lagi kita ke rumah sakit loh mas"

"Iya, sebentar lagi"

"Sebentarnya kamu itu uda dua jam tau nggak"

"Iya sayang, sini dulu makanya" ares menarik mona yang sedang menyenderkan tubuhnya di kepala ranjang

Mau bagaimana lagi, mona sepertinya memang harus menuruti permintaan bayi besarnya itu, atau mereka akan terlambat datang ke rumah sakit untuk mendampingi zifa cek kesehatan terahirnya. Padahal kan memang itu tujuan mereka datang kesini.

"Nggak usah nggusep begitu ih geli mas. Aku udah mandi ini nanti bauk lagi" mona menjauhkan kepala ares yang sedari tadi menghindu lehernya seperti vampir kelaparan.

"Bau ya mandi lagi" jawabnya acuh. Bukannya melepaskan mona dari dekapannya, ares malah memiting tubuh mona agar tidak bisa melepaskan diri.

"Ya Ampun, mas!" Kesal mona. Kini tidak lagi kepala ares yang mengusap di leher mona , tangan laki laki itu pun menelusup masuk kedalam kimono yang mona pakai

"Lekas tumbuh di dalam perut mama ya dek" ucapnya membuat mona tergelak , apa -apaan laki-laki ini. Ya tuhan, sepertinya ares memang sedang ngelindur. Khayalannya terlalu jauh

"Nggak usa aneh - aneh, sekarang mandi terus ayo sarapan. Nasinya uda kering dari tadi nungguin kamu bangun mas!"

Tak menerima penolakan, mona mendorong tubuh ares. Kemudian membuka selimut laki - laki itu dan menyeretnya turun dari tempat tidur.

"Dingin mon"

"Gausah manja, ini" mona memberikan handuk yang sedari tadi nangkring di atas kursi menunggu pemiliknya.

"..airnya uda siap ya, nggak tau kalau dingin lagi. Nggak pakai lama, aku tunggu di ruang makan"

Mona meninggalkan arester begitu saja tanpa menoleh sedikitpun, meskipun laki-laki itu terus merengek agar mereka kembali bercengkerama di dalam selimut yang sama seperti malam tadi.

Tak mau mona semakin mengamuk padanya, ares buru-buru masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Hari ini diluar cukup dingin, hujan rintik juga menghiasi langit pagi sedari tadi.

Ini sudah pukul sembilan siang, dan sarapan sudah mona siapkan sedari dua jam lamanya.

Entah makanan itu dingin atau tidak, mona masa bodoh karena mona juga sudah berusaha membangunkan ares namun tidak berhasil juga karena laki-laki itu terus saja menempelinya

Mona kembali masuk ke dalam kamar setelah mengganti kimononya dengan stelan baju yang akan ia kenakan untuk ke rumah sakit.

Perempuan itu membereskan sisa-sisa kejadian semalam yang membuat sprei tempat tidur dan selimutnya berceceran dimana -mana.

Dear tomorrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang