Saat ini mona, ares , denis dan kekasih denis nana sedang hang out makan malam bersama layaknya anak muda untuk melepas kepergian ares esok hari kembali ke indo menunaikan tugasnya sebagai dokter yang sudah ditunggu oleh banyak pasiennya.
Meskipun sebenarnya mona juga demikian tapi tentu saja hal itu harus menjadi pengecualian untuk mona karena tanggung jawab penuh mona saat ini untuk kesembuhan zifa , meskipun bukan dari tangannya sendiri setidaknya mona bisa mengantarkannya ke arah gerbang kesembuhan.
Mona memesan paket dua meals dari burger queen, berupa double tap hum ditambah irisan bawang bombay dan lekehan keju beserta sayur mayurnya , balado kentang dan tumisan daging sapi. Sementara ares memesan paket satu meals yang berisi nasi goreng seafood plus air mineral. Ares melirik gerakan makan mona yang semakin melambat dan tangannya otomatis mengambil sebagian tumisan daging sapi beserta balado kentang dari piring mona membuat denis dan nan saling tatap satu sama lain.
"Dikit lagi mas, ini banyak banget" ucap mona pelan seperti merajuk "iya.." ucap ares sembari masih memindahkan makanan dari piring mona ke piringnya sendiri.
Beberapa minggu tinggal bersama mona ares sedikit banyak cukup paham dengan kebiasaan mona yang selalu beli banyak lauk atau masakan tetapi makan sedikit, dan akhirnya ares juga yang selalu menghabiskan, nafsu mata kalau ares bilang.
Meskipun begitu ares tidak merasa keberatan, karena menurutnya membuang - buang makanan adalah perilaku mubadzir.
Kelakuan ares itu tentu saja tidak lepas dari tatapan denis dan nana, "kadang sayang itu emang datangnya gak tentu ya mon" ucap denis membuat mona mengalihkan pandangannya dari piring miliknya ke sepasang kekasih yang ada dihadapannya itu yang sedari tadi menatapnya.
"So sweet sekali ya mas ares ini, sama pacar aja begitu apalagi sama istrinya nanti. Iya kan sayang" nana meminta validasi perkatannya kepada denis.
"Yang kaya gini mau dilewatin mon"
Mona memutar bola matanya malas, denis dan nana ini emang sepasang kekasih yang selalu usil kepada sahabatnya saat dulu mereka kuliah bersama.
"Itu dia lagi ngetes kamu res, beneran suka sama dia apa enggak, kalau gebetannya mau makan sisaan dia berarti beneran suka tapi kalau engga berarti cuma main-main"
"Ih apan sih lo nis, sembarangan. Beneran kekenyangan ini"
"Kaya kita baru ketemu sehari dua hari aja sih mon" nana kembali melirik mona jail membust teman sejawatnya itu kesal bukan main, namun ares terap cuek menyantap makanannya meskipun telinganya terus merekam apa yang menjadi perdebatan mereka bertiga.
"Mona itu gampang baper loh res , ati-ati"
"Udah deh, stop mendeklarasikan keburukan gue, lo pada suka kan kalo gue jomblo terus terusan"
"Loh emangnya sekarang jomblo ?"
"Ah tau ah!"
Kedua sepasang kekasih itupun tertawa terbahak melihat reaksi mona yang tampak ketus dan sudah menyerah dengan ejekan kedua temannya itu.
"Kalian nggak tau aja kesalahan terbesar perempuan yang deket sama mas ares itu apaan"
"Emangnya apa?" Saut ares penasaran akan apa yang mona ucapkan tentang dirinya.
"Berani jatuh cinta sama cara dia nge threat cewek! Lo berdua pikir mas ares kaya gini sama gue doang ? Nggak lah. Semua cewek dia giniin"
Mona melirik ares sebentar kemudian melarikan pandangannya kepada dua sejoli itu.
Sebenarnya mona hanya salah tingkah, tidak berani menatap ares terlalu lama. Entah kenapa tetapi mona merasa kalimatnya tadi tidak membuat ares merasa nyaman meski laki-laki itu tidak membantahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear tomorrow
FanfictionMona tiba-tiba saja ditugaskan untuk membantu salah satu rumah sakit milik universitas terkemuka di jogja karena rumah sakit itu baru saja kehilangan dokter bedah terbaiknya. Ia tak pernah mengira jika tugasnya kali ini membuatnya bertemu dengan sos...