Dear 48

14.6K 718 30
                                    

sesampainya ares dan papanya di jakarta, keduanya segera menuju rumah sakit dimana mona dirawat.

ares masih merasa tidak tenang, setiap langkah kakinya ares berdoa semoga kedatangannya ke jakarta tidak menambah buruk kondisi mona dan bayi mereka.

ares dan dokter reynaldi berjalan menyusuri lorong diantarkan oleh salah satu perawat yang memang dokter adi tugaskan untuk menunggu kedatangan ares dan dokter rey di rumah sakit itu.

vvip tiga, ruang mawar. tamplate yang tertera di petunjuk arah yang mereka tuju.

lorong itu begitu sepi senyap, maklum namanya juga vvip jadi tidak ada warga yang bergerombol untuk menjenguk sanak saudara mereka atau ramai seperti rumah sakit umum lainnya.

sesampainya di depan kamar pulih yang mona tempati ares mencoba untuk mengatur nafasnya, menenangkan degup jantungnya yang bergemuruh.

baru kali ini ares merasakan hal seluar biasa ini hanya untuk bertemu dengan seorang wanita.

"makasih sus" ucap dokter rey, mempersilahkan perawat itu untuk meninggalkan mereka

"sama-sama dok, saya tinggal ya"

dokter reynaldi mangangguk mengiyakan.

"Res" dokter rey memberikan kode kepada ares untuk mengetuk pintu kamar mona terlebih dahulu setelah dipersilahkan oleh perawata yang mengantarkan mereka.

Ares mengangguk kemudian mengetuk pintu kamar mona lirih,

Tak lama berselang pintu itu terbuka bersamaan dengan dokter adi muncul dari dalam ruangan

"Om" ares menyapa terlebih dahulu

"Masuk-masuk" dokter adi mempersilahkan masuk arester dan papanya setelah mereka saling bersalaman

"Mona gimana mas ?" Bisik dokter rey kepada dokter adi yang berjalan dibelakang arester.

Tidak menjawab, dokter adi hanya menedihkan dagunya memberi tanda bahwa dokter rey bisa melihat kondisinya sendiri.

Mona sedang tertidur meringkuk membelakangi pintu masuk,

Arester berjalan mendekat, kemudian duduk di tempat duduk yang berada disamping tempat tidur. Menghadap ke areh mona.

"Mon.." ares mengusap kepala mona dengan lembut.

Belum ada sautan, ares lalu melirik dokter adi yang juga memperhatikannya m, kemudian dokter adi mengangguk.

"Kita keluar dulu rey" dokter adi mengajak dokter reynaldi untuk keluar ruangan memberikan waktu kepada mona dan ares untuk saling berbicara.

"Mona.." ares mengusap ibu jarinya di pipi mona membuat mon menggeliat dari tidurnya.

Matanya terbuka, menatap ares yang juga sedang menatapnya sendu.

"Sayang," ares menarik dua sudut bibirnya tersenyum, tangannya masih sibuk mengusap pipi mona. Sedangkan mona hanya diam membisu tanpa memberikan tanggapan apapun.

"Maafin aku ya mon, mas gak bermaksud.." ares menelan salifanya saat mona menarik tangannya dan mengarahkannya ke perut ratanya

Ares mengusap perut rata mona dengan lembut, "maafin papa ya dek.." sudut mata laki-laki itu berair.

Mona tersenyum, menyamakan tangannya diatas tangan ares yang mengusap perutnya. "Maaf" ucap ares sendu menatap wajah sayu mona.

Mona tersenyum kemudian mengangguk. "Gak papa" jawabnya lirih.

Ares mengecup kening mona dengan rasa lega yang luar biasa. "Maaf" ucapnya sekali lagi.

Mona menarik dua sudut bibirnya , tersenyum.

Dear tomorrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang