Dear 43

13.6K 751 38
                                    

"Udah lama banget sih mona nggak dateng kesini, Tante kesepian loh sayang. Ares jarang pulang, yasmin di luar negeri. Tante ini berasa manusia purba kalau pas di rumah sendirian loh nduk"

Mona terkekeh mendengar keluh kesah tante yuli yang memang akhir-akhir ini sering menghubunginya untuk beliau minta datang ke rumahnya.

"Iya tante, nanti habis poli mona mampir ya"

"Bener ya sayang, uda lama banget deh tante enggak ketemu kamu. Nanti mau di masakin apa mon ? Ini kebetulan tante pulang cepet dari toko"

"Nggak usah lah tant, nanti mona ngerepotin lagi"

"Enggak lah, buat anak sendiri kok repot."

"... sup iga rempah mau ?" Tanya tante yuli setelah berfikir sejenak mengingat bahan masakan apa yang masih ia punya di kulkas rumah.

"Boleh kalau tante enggak keberatan. Kebetulan perut mona enggk enak aja dari kemarin"

"Kamu sakit ?"

"Enggak tant, masuk angin deh kayaknya. Kemarin pulang kemaleman"

"Naik motor pasti kan ?" Tanya tante yuli mulai posesif

"Iya tant, lagi pengen angin - anginan malah beneran masuk angin"

"Kamu kalau dibilangin suka bandel, jangan naik motor kalau pulang maelm. Selain bahaya di jalan juga nggak baik buat kesehatan loh mon. Masa dokter harus di ceramahin tukang roti begini sih"

"Iya tante sayang, enggak lagi"

"Yasudah nanti kesini ya, tante masakin yang enak biar kamu enggak sakit. oh ya, Ares masih di bandung ya mon"

Lah, ini gimana ceritanya kenapa malah tante yuli nanya ke mona mengenai keberadaan ares, kan tante yuli ibunya. Mona menggelengkan kepalanya sendiri. Hanya membatin.

"Katanya sih gitu tant,"

"Anak itu sibuk terus. Sama siapa dia jadinya perginya mon ?"

"Katanya sih sama dokter renatha tant. Mona kurang tau, soalnya dari kemarin juga mona belum ketemu" alibi mona, padahal yang sedari kemarin minta waktu sendirian siapa ? Mona juga kan.

"Dasar anak itu. Yasudah, tante tutup dulu ya, tante tunggu dirumah loh"

"Iya tante. Asalamualaikum"

"Waalaikumsalam" kemudian panggilan itu tertutup.

Mona menatap nanar layar ponselnya yang masih menyala itu. Gimana bisa mona memberikan harapan sebesar itu kepada tante yuli.

Mona tau tujuan tante yuli sering menyuruhnya datang ke rumah walaupun sering mona tolak.

Bukannya membaik setelah lebih dari satu bulan yang lalu mereka kembali dari jerman. Hubungan mona dan ares malah semakin tidak jelas,

Tidak jelas yang dimaksud adalah mona yang selalu sensitif kepada arester dan ares yang tidak bisa berbuat apa-apa karena harus menjalani pekerjaannya di luar kota beberapa kali bersama dokter renata.

walaupun kesal luar biasa, tapi mau bagaimana lagi. Mona hanya bisa memaklumi. Bagaimanapun juga ares dan renata memang sering di pasangkan dalam workshop- workshop semacam ini.

Lama - lama mona pikir ares bukan lagi dokter melainkan dosen atau dokter artis yang lebih sering menampilkan wajahnya di televisi ketimbang ketrampilannya di ruang OK

mona menghela nafasnya panjang, meletakkan ponselnya kembali di nakas.

Hari ini sebenarnya polinya sudah selesai, tapi mona masih malas untuk pulang. Entah kenapa akhir akhir ini cuaca yang panas membuat kepala mona sering kliengan .

Dear tomorrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang