Dewa tampak kebakaran jenggot saat tau ternyata ares dan mona tinggal di satu atap yang sama terlebih lagi itu di unit apartemen mona yang bahkan dewa pun tidak tau dimana tempatnya karena memang dia belum pernah berkunjung kesana.
tapi apa boleh dikata, dewa hanya mendengar desas-desus itu dari para perawat yang bergosip bahwa keluarga dwipangga akan segera meminang seorang menantu.
tak cukup gosip itu menerpa arester dan pemilik rumah sakit dimana dewa bekerja, ternyata gosip itu juga menimpanya karena bagaimanapun juga mona adalah kekasih dewa yang digosipkan sudah berpisah karena dewa berselingkuh dengan dokter renata, mantan kekasih ares.
semakin memanas, gosip yang beredar karena ares yang tampak selalu acuh kepada dokter dewa dan selalu menyendiri sembari menelvon seseorang setiap waktu istirahat berlangsung.
tak seperti biasanya, seolah ares sudah memiliki dunianya sendiri. dokter tampan itu selalu membuat rekan sejawatnya bahkan para perawat yang ada di sana melayangkan lirikan tajam karena saking penasaranya dengan siapa ares berpacaran karena biasanya ares akan selalu bergabung dengan sejawatnya yang lain saat makan siang atau pergi berdua dengan kekasihnya yang sangat terkenal dikalangan pegawai rumah sakit itu, tentu saja karena tidak cukup satu dalam tiga bulan ares menggandeng perempuan yang berbeda.
"res boleh bicara sebentar"
ares menyelesaikan suapan terakhirnya, kemudian berpamitan kepada sosok yang di telvonnya untuk menanggapi permintaan dewa yang mendadak itu.
"ya dok?" jawab ares tenang, namun terkesan tidak ramah
"boleh info alamat apartemen mona di jerman ?"
sontak sudut alis ares menukik tajam, apa maksudnya dengan meminta alamat mona padanya.
"maksudnya dok?"
"kamu kan tau res, hubunganku sama mona lagi nggak baik-baik aja. apalagi kamu juga pasti denger gosip yang beredar. kebetulan besok aku ada cuti rencana mau nemuin mona disana"
ares mencoba tenang meskipun dadanya riuh bergemuruh kesal sekali dengan sikap semena-mena dewa ini, tapi ares tetap harus berfikir dengan dingin bagaimanapun juga yang mengatakan kepada mona agar mona menggunakan kepala dingin saat menyelesaikan masalahnya dengan dewa adalah arester sendiri.
kini sudah satu bulan lamanya sejak awal kepergian mona ke jerman dan sudah satu minggu berlalu ares kembali kembali ke indonesia. ares sudah merasa aman karena dewa tidak berkutik sama sekali. namun dugaannya salah, laki-laki itu masih ingin memperbaiki hubungannya dengan mona.
"O, tunggu dok. coba saya minta persetujuan mona dulu" jawab ares tak kalah kaku.
"untuk apa res ? kamu kan tau saya pacarnya mona"
ares menghela nafasnya, memang benar adanya jika dewa kekasih mona lalu apa lagi yang lebih kuat dari itu, memangnya siapa ares.
ares segera mengeluarkan penanya lalu ia tulis di secarik tissue makan yang ada di meja kantin itu kemudian ia berikan kepada dewa, "jangan paksa mona, saya duluan dok"
ares bergegas meninggalkan dewa tanpa perduli apa jawaban dari dewa atas kalimat sarkasnya.
jika orang lain melihat interaksi antara dewa dan ares maka semua orang akan mengatakan mereka seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar, dan itu menjadi bahan gosip yang cukup panas di hari berikutnya.
***
Dua hari berselang sejak dewa meminta alamat apartemen mona, dewa yang memiliki rencana awal untuk melakukan cuti dan mengunjungi mona ternyata gagal terjadi karena tiba-tiba ibunya jatuh sakit dan harus di rawat intensive di rumah sakit dimana dewa bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear tomorrow
Fiksi PenggemarMona tiba-tiba saja ditugaskan untuk membantu salah satu rumah sakit milik universitas terkemuka di jogja karena rumah sakit itu baru saja kehilangan dokter bedah terbaiknya. Ia tak pernah mengira jika tugasnya kali ini membuatnya bertemu dengan sos...