Dear 1

33.7K 1.6K 12
                                    

"Dokter mona!!" 

Mona menghentikan langkah kakinya, tanpa membalikan tubuh, mona sudah tau suara siapa yang baru saja menyapanya."Mesti enggak jelas deh" mona memutar bola matanya malas

"Uluh, uluh capek banget ya ?"

"Menurut lo aja deh," jawab mona sekenanya

"Jangan jutek gitu dong nanti cakepnya ilang loh" dengan genit dea mencolek dagu mona untuk menggoda sahabat lamanya itu

"Sini, aku bawain. Kapan sih nyampe? Kok nggak ngabarin ? Kan udah dibilang kabarin kalau dah sampe nanti biar bisa ku jemput, tau-tau udah nemuin calon mertua aja"

"jaga mulut ya!"

Dea cekikikan dengan mode mengunci mulutnya kemudian mengambil salah satu barang bawaan mona tanpa permisi agar tidak membuat teman sejawatnya itu sempoyongan karena barang bawaannya yang terlalu banyak.

"gausah ngambek deh" dea menoel pinggang mona membuat gadis itu mendelik kesal, dari dulu dea memang teman mona yang paling absurd.

"Awas ya jangan kelepasan lagi,"

"Enggak kelepasan, tadi sih emang sengaja" jawab dea enteng

"serah lo lah"

"nggak ada lo gue ya mon disini. adanya kamu dan aku, jangan sampe belum apa-apa kamu udah dibilang sombong karena gaya bicara"

"ck iya, ya uda ah berat nih" 

Mona berjalan lebih dulu meninggalkan dea yang masih saja sibuk menggodanya. 

Kedua perempuan itu berjalan bersisihan menelusuri lorong rumah sakit menuju sebuah mobil suv berwarna putih milik dea.

"eh beneran, kenapa tadi nggak ngabarin dulu sih. ngeselin loh" 

dea terus saja memberondonginya pertanyaan sembari membantu mona memasukan koper super besarnya ke dalam bagasi mobil.

"Nggak deh de, kamu kan lagi ada poli, nanti ganggu lagi. Inget ya pasien jauh lebih penting daripada apapun"

"Dih sok iya,"

"Iyalah, memangnya apa yang lebih penting bagi seorang dokter selain pasien?"

"Ya keluarganya lah mon,"

Mona menedihkan bahunya namun kemudian mengangguk setuju "iya sih,"

"Asal keluarga gak selalu dijadiin kambing hitam aja"

Bahu dea melorot, sepertinya dia salah ngomong deh.

"Dah ah, gausah di bahas. ayok kontrakannya uda dibersihin pak tomo kemarin. Semoga gak kotor lagi ya"

dea tersenyum berusaha mencairkan suasana menatap jail ke arah mona yang sudah mulai cemberut, 

Bukan mona tidak mau membersihkan kontrakannya sendiri tapi jauh-jauh hari sebelum mona datang, dia sudah mewanti-wanti dea untuk membantunya mencari orang yang bisa membersihkan kontrakannya karena jadwalnya datang ke jogja bebarengan dengan jadwalnya selesai dari mengisi sebuah workshop di luar kota, tentu saja itu sangat membuatnya kelelahan, jadi dia berharap sesampainya di jogja, mona bisa langsung beristirahat.

"Enggak, enggak. aku tau kamu pasti capek banget, lagian tadi pagi udah diliat lagi sama pak tomo kok"

kalau dea menganggapnya kecapean, maka tebakan dea benar adanya. jujur saja sekarang rasanya badan mona remuk redam. belum lagi tadi mona harus kesana kemari membawa koper super besarnya sendirian.

"Makasih by the way, kalau nggak ada kamu bingung juga mau nyari rumah dimana"

"Gampanglah kaya sama siapa aja"

Dear tomorrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang