Dear 34

13.8K 719 12
                                    

Mona turun dari mobil yang ares kendarai, kemudian berjalan masuk kedalam rumah yang saat ini mona tempati.

Ya, mona sudah pindah dari kontrakan lamanya tepat setelah satu malam menginap di rumah ares beberapa waktu yang lalu.

Bantuan itu ia dapatkan dari dokter peter yang juga sahabat dekat ares.

Kebetulan komplek perumahan dokter peter adalah komplek baru dan masih banyak rumah kosong yang belum di tempati oleh penghuninya karena memang dibeli hanya untuk investasi saja.

Sebenarnya ares sudah menawarkan mona untuk pindah ke rumah mamanya hitung-hitung menemani mamanya, karena yasmine yang jarang sekali pulang ke rumah sehingga membuat mamanya kesepian.

Tapi sekali lagi mona tidak ingin merepotkan orang lain, dia ingin hidup mandiri.

Mona meletakan clutch yang tadi di bawanya, melepas jas yang ares pinjamkan padanya katanya buat nutupin bahu telanjang mona agar tidak kedinginan, bisaan deh ares.

Rasanya hari ini melelahkan sekali.

Belum sempat mona merebahkan tubuhnya, tiba-tiba ponsel wanita itu berbunyi nyaring

"Papa ?" Ucap mona setelah melihat nama yang muncul di dalam layar ponselnya.

"Halo pa, asalamualaikum"

"Waalaikum salam mon"

"Ada apa pa  ?"

"Kamu sudah pulang mon ?, gimana acaranya,  Lancar kan ?"

"Alhamdulilah lancar pa, tadi sekalian peresmian gedung baru di bagian utara itu. Papa tau kan"

"Oh ya, nanti papa telvon om mu lah buat ucapin selamat"

"Iya pa. Tumben papa malem-malem nelvon ada apa ?"

"Gimana keadaan zifa mon ?"

"Uda jauh membaik pa, bulan depan kontrol. Liat keadaan kankernya"

"Daring kan ?"

"Iya daring"

"Kalau yang mendampingi bukan kamu bisa ?"

"Bisa sih, ada mas ares pa. Kenapa pa ?

"Papa mau minta tolong mon, ada korban kecelakaan yang butuh dokter orto, kebetulan dokter dany sama dokter johan lagi cuti"

"Loh kok bisa barengan sih pa cutinya ?"

"Johan ayahnya meninggal mon"

"Innalilahowainnalilahorojiun"

"Makanya ini tadi papa dapet laporan dari rumah sakit kalau kamu nggak bisa biar di rujuk ke singapura"

Mona sedikit berfikir, bagaimana dengan zifa jika ditinggal. Takutnya anak itu tiba-tiba kenapa- kenapa dan mona tidak ada di sampingnya.

Mona menghela nafasnya, ya mau bagaimana lagi namanya juga dokter, tidak bisa memilih pasien.

"Rekam medis pa"

"Papa kirim ya mon,"

"Iya, mona tunggu"

Setelah menutup panggilan telvon papanya, mona mendapatkan kiriman berkas rekamedis milik pasien yang tadi papanya sampaikan.

Kemudian pesan berikutnya masuk. Berupa kumpulan data X-ray, MRI, dan ct scan milik pasien tak lupa catatan dari dokter yang menolongnya untuk pertama kali.

"Kiriman dari bandung mon, dokternya udah nyerah. Kalau kamu bisa papa terima. Tapi kalau engga biar di rujuk ke singapura"

Mona menghela nafasnya setelah membaca pesan lanjutan dari dokter adi.

Dear tomorrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang